Mengunjungi rumah sakit sudah menjadi rutinitas [Name] setiap pagi. Semenjak mendapat kabar bahwa Junpei telah siuman, ia pun selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi muridnya itu.
[Name] membeli beberapa buah tangan dulu sebelum berkunjung ke rumah sakit tempat Junpei dirawat. Tiba di sana, ia langsung masuk ke dalam kamar inap tanpa mengetuk lebih dulu. Junpei yang sedang asik dengan filmnya menoleh kemudian tersenyum riang.
"Ohayou, Sensei!"
"Ohayou ... bagaimana kabarmu?" [Name] meletakkan semua bungkusan yang ia bawa di atas meja. Junpei yang melihatnya memasang ekspresi sungkan.
"Sensei tidak perlu menanyakannya. Sensei datang hampir setiap hari."
"Itu harus, tidak ada yang tahu kapan kondisimu akan berubah." Junpei mengangguk mengiyakan. Ia tidak ingin berdebat dengan si guru. [Name] memeriksa beberapa hal sebentar, kemudian segera pergi.
* * *
Mobil [Name] terparkir sempurna di parkiran SMK Jujutsu. Pemiliknya sekarang sedang memeriksa daftar hadir yang ia miliki. Kakinya melangkah pelan memasuki ruang kelas. Nampak para murid yang telah duduk manis di bangku mereka. Karena seluruh kelas digabung, beberapa murid nampak memasang ekspresi permusuhan dengan murid lainnya.
[Name] tidak mempermasalahkan hal itu. Toh nantinya mereka pasti akan segera akrab. Ia lebih memilih duduk di mejanya dan mulai mengabsen para murid satu-persatu.
"Baiklah anak-anak, sekarang kita sudah saling mengenal, jadi kalian bisa memanggilku Sensei." Semuanya serentak mengangguk. "Untuk hari pertama, kita akan belajar hal yang belum kalian kuasai. Karena bidang pengajaranku adalah SAINS, jadi kita prioritaskan itu dulu."
[Name] meraih sebatang kapur kemudian menuliskan sesuatu di papan tulis. "Nah, sebagai dasar dari SAINS, mari kita belajar fisika. Sampai mana pemahaman kalian tentang fisika?" Seisi ruangan hening. Para murid nampak tidak bersemangat.
"Sensei, itu pelajaran yang membosankan. Ayo kita belajar hal lain saja."
[Name] dengan cepat menggeleng. "Tidak tidak, hari ini kalian harus sudah punya pemahaman dasar tentang SAINS. Aku akan jelaskan sedikit." [Name] ingin menulis sesuatu lagi di papan tulis, namun sebuah tangan menghalanginya. Mata [Name] memicing menatap orang itu.
"Gojo-San, tolong lepaskan tangan saya." Pria itu tidak menggubris ucapan [Name]. Ia justru tersenyum lebar menatap wanita itu. [Name] rasanya ingin menghantam wajah menyebalkan itu jika saja menyerang warga sipil bukan kejahatan. Walau Gojo sebenarnya bukan warga sipil biasa.
Berbeda dengan respon [Name], para murid di ruangan itu justru terheran-heran melihat penampilan sensei mereka itu. Gojo seperti biasa akan mengenakan seragam SMK Jujutsu. Hanya saja ia tidak memakai penutup matanya, melainkan kacamata hitam yang khas.
"Gojo-Sensei terlihat seperti murid," ujar Yuuji. Pemuda berambut merah muda memasang ekspresi seolah berpikir keras. Gojo menoleh dan memberikan cengiran khasnya.
"Itu benar, Yuuji. Karena mulai hari ini, aku juga akan jadi murid." Gojo mulai bersorak dan menghampiri tiap meja untuk berbagi kesenangan. [Name] yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepala. Ia mendekat pada pria itu kemudian menariknya keluar ruangan.
"Kenapa aku diusir? Aku juga akan belajar kan?" Gojo memasang ekspresi memelas. [Name] yang melihatnya menjadi semakin kesal. Dengan kasar ia langsung menutup pintu ruangan.
"Kelas Anda itu bukan di sini!" serunya. Ia kemudian kembali ke tempatnya semula untuk melanjutkan pembelajaran yang tertunda. Di dalam hati, [Name] terus saja menggerutu. Ia berkali-kali berharap agar tidak dipertemukan oleh seseorang bernama Gojo Satoru lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reclaiming My Student || Gojo Satoru
Fiksi Penggemar[COMPLETE] Aku bersumpah akan mengutuk Kepala Sekolah itu. Setelah mengirimku dinas ke tempat antah berantah, berani sekali ia menyetujui kepindahan muridku ke sekolah lain. Apalagi di catatan tidak tertera bahwa dia telah melakukan pelanggaran. "M...