-S E L E S A I-

5.9K 126 5
                                    

****

"Kebahagiaan sang anak terletak pada orang tua yang bahagia. Demi mewujudkan itu jadikan keluarga anak itu sebagai rumahnya berpulang. "

"Sampai tanggungjawab anak perempuan berpindah kepada suami, orang tua harus mendampingi anak itu berproses. "

"Bagaimanapun endingnya, kumohon jangan kecewa. "

______

Dalam rumahnya, Keela menunggu kepulangan suami dan anak-anaknya. Terutama anak perempuannya itu. Ailee Hanasta Bradipta. Gadis yang dulu suka sekali membuat Syakha dan Keela mengomel kini tumbuh menjadi remaja akn pergi aktif. Ia sekarang duduk di bangku sekolah menengah pertama kelas sembilan.

Sedangkan, sang adik Dirham Azkaleo Bradipta. Anak laki-laki dari Keela dan Syakha baru menginjak kelas lima SD.

"ASSALAMU'ALAIKUM!! " suara itu. Teriakan dari anak perempuannya. Lekas saja Keela berjalan menghampiri mereka.

"Wa'alaikumussalam, sudah pulang? " Keela menyalimi tangan Syakha. Hari ini Syakha memang tidak bekerja, ia mendampingi putrinya itu tanding karate antar sekolah.

"Pertanyaan bunda nggak berbobot, huuu. " Dirham menyeletuk. Ailee memiting leher Dirham. Sambil tertawa.

"Eh itu adiknya kok digituin!!"

"Kak  lepas kak! Ketek kakak bau keringet!! " Dirham memberontak.

Keela melihat keduanya sambil tersenyum pedih. Andai takdir bisa diubah, andai penyakit ini tidak datang. Namun, ia hanya bisa berandai-andai.

Ia berharap masih banyak waktu yang bisa dihabiskan. Banyak kenangan yang akan dibuat. Banyak cerita yang akan diceritakan kembali.

Kedua anak-anaknya akan tumbuh lebih dewasa tanpa kehadirannya. Syakha mengerti apa yang dipikirkan Keela. Ia menggemgam tangan istrinya untuk menguatkan, memberikan rasa dukungan.

Tangan itu terasa sangat dingin dan berkeringat. Kekhawatiran di kepalanya semakin memuncak. Semua jalan yang terpikir serasa buntu. Ketakutan berlebih membuat Syakha maupun Keela tak bisa tidur setiap malam. Kepala mereka hampir pecah.

Penyakit sialan ini harus bisa disembuhkan. Penyakit ini hanyalah hama. Kedua anak mereka harus bisa mendapatkan orang tua yang utuh. Keluarga ini harus harmonis.

Kepergian Ailee dan Dirham membuat Syakha maupun Keela saling pandang. Wajah Keela sayu, Syakha mengelus pipi istrinya yang mulai tirus. Keela tatap cantik dimatanya Keela yang paling cantik.

"Mas... Penyakit ini bisa sembuh kan? " nada bicara Keela bergetar. Ketakutan itu kembali. Hati Syakha terasa teriris mendengarnya. "Bisa. Pasti bisa, inget dokter bilang apa? Kanker otak kamu masih stadium tiga, dan kemungkinan sembuh masih ada peluang 40 sampai 60%. "

"Tangan ini yang akan selalu mas genggam ketika sedih, " tangan Syakha memegang erat tangan Keela. Kemudian beralih pada wajah Keela. "Wajah ini yang mas pandangi ketika bangun tidur, "

"Tubuh yang katanya ringkih ini, yang akan mas selalu peluk ketika mas butuh sandaran, " saat mengatakan itu Syakha memeluk Keela erat, menumpuk dagunya di kepala Keela.

Terakhir. Syakha mengecup bibir Keela. "Bibir ini yang selalu mengucapkan kata-kata penyemangat bagi mas. Semua dalam diri Keela begitu berharga. "

"Kamu bisa sembuh. "

".... Bukan cuma demi mas, demi anak-anak maupun keluarga kita. Ailee dan Dirham masih perlu bundanya. Kamu harus sembuh. Bisa pasti bisa. "

Bagai kalimat sihir. Keela kembali tenang mendengar ucapan Syakha. Ia bisa sembuh. Tuhan tidak sejahat itu untuk tidak mengabulkan keinginan makhluknya, bukan? Ada pilihan terbaik dari Tuhan. Terkadang apa yang dipikirkan manusia itu berbeda dengan apa yang Tuhan berikan.

Keela harus lebih berjuang demi kesembuhannya. Tuhan tidak tidur. Dan Keela yakin ia bisa sembuh, hanya perlu menunggu waktu saja.

****

Makan malam kali ini diisi dengan candaan Ailee dan Dirham. Keluarga ini begitu bahagia ditengah kesedihan.

"Kak, tadi ada cowok titip kartu ke adek. " Ailee menatap bingung.

"Kartu apa? " Dirham mengangkat baju seolah tidak tahu. "Entah, aku taruh di meja belajar kakak. Nanti kakak cari sendiri aja. "

"Ailee sama Dirham setelah makan langsung belajar, jangan main HP terus. " ucap Syakha mengingatkan.

"Ck, capek yah... Tiap hari belajar terus. " Syakha hanya diam mendengar jawaban Ailee. Sedangkan, Keela menghembuskan nafas lelah.

"Kalian harus nurut sama ayah. Kalo gak ada bunda kalian cuma punya ayah 'kan? Kalo gak nurut sama ayah, mau nurut sama siapa? "

Ailee merasa seolah anaeh dengan ucapan Keela. "Bunda 'kan disini. Masih ada bunda, Ailee sama Dirham bisa nurut sama bunda. "

"Nggak selamanya bunda sama kalian. "

"Bunda mau kemana? Mau pergi? Mau ninggalin aku, Dirham sama ayah? " begitu banyak pertanyaan yang ingin Ailee tanyakan. Namun, hanya itu saja yang bisa terlontar.

Ailee bangkit dan pergi dari meja makan itu. Hatinya diisi kekhawatiran terhadap sangat bunda. Tidak. Jangan berpikir buruk Ailee. Semuanya akan baik-baik saja, batinnya terus berperang dengan otaknya.

Keluarga ini akan tetap utuh seperti biasanya.

-S E L E S A I-

Cerita ini sudah usai. Terimakasih untuk dukungan dari kalian tidak ada ending yang gantung disini. Jadi aku akan tetap selesaikan sampai mendapatkan ending yang bahagia ataupun sedih. Di bonus part nantinya

Ada bonus ekstra part yang siap menanti.

•••••

"Semua anak harus merasakan hangatnya pelukan keluarga. Senangnya disayang dan diperhatikan. Didengarkan saat dia bercerita. Ada pelukan seorang ibu, untuk dia berkeluh kesah. Dan ada ayah yang menjadi bentengnya. "

"Semua anak berhak mendapat keluarga yang utuh! "

••••••

Tetap semangat untuk kalian. Cerita aku mungkin masih amburadul, tapi untuk cerita selanjutnya aku pastikan itu akan lebih baik, atau jauh lebih baik dari cerita yang ini.

TERIMAKASIH SEBESAR-BESARNYA UNTUK KALIAN👋💯🤩


MY DUDA: Your MONEY is MY MONEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang