34. Kucing Manis

4.3K 211 0
                                    

Harap tekan bintang sebelum baca!!!

.....

"Hap!! Kucing manis, kamu saya tangkap! "

******

Pagi ini Keela sudah berpakaian rapi. Sweater rajut bermotif bunga dimasukkan, dipadukan dengan rok putih polos selutut. Surai terurai sepundak.

Semalam Syakha mengajaknya berjalan-jalan berdua. Untung saja hari ini hari libur. Jika tidak, bosnya mungkin sudah marah sekarang ini. Arloji di tangan Keela menunjukkan pukul delapan pagi. Cuaca hari ini sangat baik.

Keela memoleskan liptint sedikit di pertengahan bibir. Meratakannya dengan jari manis. Merasa sudah sempurna. Ia memakai sneakers putih polos. Berkaca di depan cermin. Serasa penampilannya sudah sempurna. Keela pergi keluar kamar sambil menenteng tas selempang kecil.

Di ruang tamu terlihat Syakha sudah menunggu. Syakha terlihat tampan dengan cara berpakaiannya kali ini. Jeans panjang berwarna hitam, dan sweater abu polos menambah kadar karismanya berlipat-lipat. Tak dapat dipungkiri, Keela bisa melihat salah satu ciptaan Tuhan ini berlama-lama.

"Maaf, lama. Sudah lama menunggu? " Tanya Keela ketika sampai di samping Syakha.

Sesaat Syakha terpaku. Gadis di depannya ini sangat cantik. Sangat-sangat cantik. "Cantik." Tanpa sadar Syakha menggumamkan kata membuat Keela merona.

"Kita pergi sekarang? Udah ijin, ibuk. "

"Udah tadi. Cuma bu Nindi ngomong katanya mau pergi sebentar beli gas. " Keela mengangguk mengerti. Dengan ragu gadis itu menerima uluran tangan Syakha. Keduanya keluar dari rumah bersama.

Saat masuk ke dalam mobil mewah Syakha. Hanya ada suasana canggung yang terasa. Syakha tidak pandai mencari topik dan Keela selalu mematikan topik. Suasana canggung ini membuat Syakha menyetir dengan gelisah.

"Ekhm! " Deheman kesar Syakha mengalihkan pandangan Keela dari ramainya jalan raya. "Kenapa melamun seperti itu? "

Keela mengangkat kedua alisnya. "Lagi pengen aja. " Tuh kan! Hening kembali suasananya. Tidak ada lagi pembicaraan setelahnya. Syakha yang fokus menyetir dan Keela yang sibuk dengan novel onlinenya.

••••

Keela sudah lupa, kapan terakhir ia mendatangi taman bermain ini. Dulunya taman ini selalu didatangi ramai anak-anak. Ia bahkan masih ingat, dulu dirinya pernah berebut ayunan dengan anak perempuan seusianya dulu.

Dulu. Sangat dulu.

Kenangan indah masa kecil tersimpan rapi di memorinya. Langkah pelan Keela membawanya menuju ayunan tampak berkarat. Menyentuhnya pelan. Tak terasa air mata membasahi pipi. Ia merindukan masa kecilnya. Ia merindukan masa-masa dirinya bermain bersama teman-teman tanpa memikirkan masalah kedepan.

Bisakah waktu itu di ulang? Keela merindukan saat-saat dirinya menangis histeris saat mainannya di rusak. Dulu dirinya bisa mengadu pada bu Nindi. Sekarang? Entah mengapa, rasanya sangat sulit hanya untuk mengatakan dirinya sedang tidak baik-baik saja.

Syakha menyadari hal itu mendekat pada Keela. Menepuk bahunya pelan. "Keela, are u okay? " Pertanyaan singkat. Namun, dalam jawaban penuh dengan kebohongan. Dusta terberat baginya. "Saya oke. Oke banget malah! "

Saya gak oke Pak!

"Boleh saya naik ayunan ini? " Syakha menatap Keela aneh. Di seberang tak jauh dari ayunan itu ada ayunan yang lebih bagus lagi. "Pake ayunan yang disana aja, ya. " Bujuk Syakha agar Keela mau menurutinya.

"Sebentar aja. Saya mohon. " Mata Keela memancarkan raut penuh permohonan. Syakha tak tega menolaknya. Akhirnya ia lebih memilih menuruti apa kemauan Keela.

Pria itu sudah berdiri tepat di belakang Keela. Perlahan ia mendorong Keela supaya ayunan itu bergerak maju. Cuca hari ini tidak terlalu panas, tapi ada sepoi-sepoi angin.

Terbit tawa kecil Keela saat ayunan itu membawa tubuhnya bergerak maju dan mundur. Syakha menyukai ini. Ia suka Keela tertawa seperti ini. Tawa kecilnya terdengar merdu di telinga Syakha. Harum wangi tubuh gadis itu tercium di indra penciumannya. Wangian lembut dan menenangkan.

"Kenapa kamu memilih disini? " Tanya Syakha penasaran.

Mata semula terpejam damai Keela kini terbuka. Melirik Syakha yang di belakang. "Dulu saat kecil saya sering main di tempat ini. Di ayunan ini saya sering tertawa tapi juga menangis. Saat kecil kalo mainan saya dirusak, saya bakalan ngadu ke ibuk. Sekarang nggak bisa, semua harus di pendam sendiri. Saya bahkan pernah ngedorong anak perempuan usianya dua tahun di atas saya waktu itu. Salah sendiri masih mau kekeh nempatin ayunan ini. Padahal disitu udah jelas ada saya. "

"Saya dorong dia. Eh, dianya luka. " Jelas Keela. Dari mata Syakha tampak ia bahagia Keela sudah mulai terbuka dengannya. "Kamu dimarahin gak, sama orang tua anak itu? "

Keela mengangguk kencang. "Iya! Saya dimarahin di depan umum. Tangan saya ditarik waktu itu, terus masa ibunya bilang gini. KAMU APAIN ANAK SAYA?! ANAK KEMARIN SORE SAJA BERANINYA MINTA AMPUN! gitu dong. "

Syakha mendengarkan apa yang dikatakan Keela dengan seksama tanpa memotong sedikitpun omongan Keela. Entah dorongan dari mana Syakha berpindah posisi menjadi di depan Keela. Dengan tubuh bertumpu lutut ia mendengarkan Keela. Dilihat-lihat mereka seperti seorang ibu yang membacakan cerita anaknya.

Mata itu berbinar tiap kali Keela memperagakan ucapannya. "Pak! Pak, liat itu!! " Tiba-tiba Keela heboh sendiri sambil menunjuk dua remaja berbeda insan sedang berlarian bergandengan tangan.

"Lucu banget, please!! "

Kening Syakha berkerut. Pria itu berpikir lalu menyungging senyum miring. "Mau seperti itu? " Tawar Syakha.

Tak ragu, Keela mengangguk semangat. Senyum manis tercetak jelas di bibir Syakha. "Kalo begitu, kamu lari nanti saya tangkap. "

Segera Keela berlarian memutari taman bermain. Syakha yang berada di belakang berusaha mengejar. Sebenarnya bisa saja ia langsung menangkap Keela. Tapi melihat Keela tertawa bahagia karena hal kecil seperti ini membuat mengalah. Ia mengejar Keela dengan tidak niat.

Tubuhnya hampir limbung berkali-kali akibat tersandung batu. Untungnya Syakha bisa menyeimbangkan diri.

Melihat Keela semakin dekat. Syakha menarik tangan Keela sedikit kencang. Tarikan itu membuat Keela kehilangan keseimbangan dan terjatuh dalam dekapan Syakha. Tidak membuang-buang kesempatan, Syakha mendekap Keela lebih erat.

"Kucing manis, kamu saya tangkap! " Bisik Syakha, Keela menggeliat kegelian. Dilanjutkan dengan Syakha menggelitik perut Keela. Keela tertawa terbahak-bahak akibatnya.

"Sekarang kucing manis ini, menjadi tahanan pak duda!"

__________

Harap beri vote+komen!!

Jika bisa tolong share juga follow yaaaaaaa

MY DUDA: Your MONEY is MY MONEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang