"HAI SEMUA!! APA KALIAN TIDAK INGIN MENYAMBUT MENANTU KALIAN INI?! " Teriakan itu berasal dari perempuan berambut merah tembaga dengan lipstik merah dan dandanan tebal tiba-tiba datang.
Rambut yang ia cat berwarna merah tembaga beterbangan tertiup angin malam. Kedatangannya membuat seluruh keluarga Bradipta kaget. Dari mereka tak ada satupun yang mengundang perempuan ini.
"Njir, tampilan si Sabita kayak Nyi Blorong. Medeni pol. " Celetuk Yara.
"Hai, Syakha tidak merindukan 'istrimu' ini? " Sabita memang sangat ingin kepalanya dijedotkan ke panggangan. Perempuan ini seperti perempuan katrok jaman dulu. Bagaimana tidak, warna baju yang bertabrakan walau tak pendek dan minim. Sungguh, itu tak cocok. Bukan selera Sabita sama sekali. Mungkinkah, dia sudah miskin?
"Saya tidak memiliki istri, seperti gelandangan. " Kata-kata pedas Syakha mampu membuat hati Sabita mencelos.
Tak ada yang berani berbicara. Keela memandang keduanya bergantian. Ketika menatap Sabita, tatapan Keela seperti tak percaya. Gak mungkin sih, ini istrinya.
Itu yang dipikirkan Keela. Caranya berjalan seperti model dengan melenggak lenggok dan dagu diangkat tinggi, menunjukkan ia berasal dari keluarga yang terpandang. Apa yang sebenarnya terjadi?
"Sebenarnya apa tujuan kamu kesini? " Rendra yang sejak tadi diam, kini menyuarakan pertanyaan. "Tentu saja, mengunjungi suamiku 'ayah'. " Deru nafas Syakha tak baraturan. Ia sudah menahan emosi sejak tadi.
"Jangan disakitin, dia perempuan. " Elusan lembut di punggung tangan karena Keela terasa nyaman.
Sabita yang melihat interaksi kedua menatap tak suka pada Keela. Langkahnya terburu-buru saat menghampiri tempat keduanya. Dengan segera ia menepis tangan Keela, dan memeluk lengan Syakha satu lagi.
"Siapa anda? Jangan gatel ya, jadi cewek! " Keela mendengarnya terkejut sesaat. Apa katanya gatel? Berulang kali ia menggosok telinganya memastikan apa ada yang salah dengan pendengarannya.
Keela mengulurkan tangan berniat untuk salaman sebagai perkenalan. Tak kunjung mendapatkan balasan, ia akhirnya menarik kembali tangannya. "Saya Keela, mbak. " Keela tersenyum ramah.
Sabita melirik sinis Keela. "Caper banget. " Sudah cukup! Syakha tidak tahan lagi. Dia menghempaskan tangan tangan Sabita yang memeluk lengannya membuat Sabita terhuyung ke belakang. Hampir saja ia jatuh jika saja Keela tak membantunya.
"Sabita, apa yang kau mau?! Kau tidak diterima di keluarga ini!! "
"Oh maafkan aku, Syakha. Aku memang bersalah waktu itu. " Wow! Syakha melebarkan mulutnya, ia tak menyangka perempuan ular ini bisa mengatakan hal itu dengan santai.
Tak ingin putrinya terlihat lebih jauh lagi. Bu Nindi menarik Keela dan menyuruh semua anak panti untuk masuk ke dalam rumah sesuai suruhan Fina.
"Kau tidak tahu malu, Sabita. " Jari telunjuk kanan Syakha menunjuk tepat di depan wajah Sabita. "Semurah murahnya perempuan mereka tetap tak akan merendahkan dirinya sendiri. Kau tau?! Bahkan jalang saja tak bermain secara gratis tanpa dibayar! Tapi kau! Jika tak punya harga diri SETIDAKNYA KAU HARUS TAHU MALU!! "
"Walau pernikahan ini terpaksa, harusnya kau tidak menghianati pernikahan ini Sabita. Aku malu, dulu dengan bangganya aku mengenalkanmu sebagai menantu. Selalu membanggakan dirimu. Tapi kau, kau malah menyakiti hatiku. Berhubungan dengan laki-laki lain saat baru saja menikah. " Sabita menatap sendu Fina. Ia ingat dulu sebelum menikah dengan Syakha ia selalu di banggakan.
Ia tidak bisa memasak. Tapi Fina tetap kukuh menginginkan dirinya sebagai menantu.
Terkejut. Seluruh keluarga terkejut saat Syakha menarik lengan Sabita, mencengkramnya dengan erat. Urat leher Syakha terlihat menonjol, ia sudah menahan rasa marahnya sejak tadi.
Sabita bersusah payah menyamakan langkah kaki Syakha hampir saja ia terseret. "Syakha jangan kasar sama perempuan! " Syakha tak mengidahkan penuturan oma Rena.
••••
Di dalam rumah, tepatnya ruang keluarga. Bu Nindi membawa Keela. Sedari tadi Keela menunduk memainkan jari telunjuknya.
"Keela, kamu suka sama nak, Syakha? " Keela mengangkat wajahnya, menunjukkan raut terkejut. "Belum suka, baru tahap kagum. " Bu Nindi tersenyum hangat. Mengelus rambut Keela.
"Kok, belum suka? Padahal pak Syakha ganteng, lho. " Keela menyipitkan mata melihat Bu Nindi. Perkataan Bu Nindi terdengar menggodanya. "Gak ah, Bu Nindi aja kalo gitu yang suka. "
"Kalo ibu sebenernya udah suka. " Keela membulatkan mata setelah mendengar celetukan Bu Nindi. "Jangan sampe pak Syakha jadi bapak tiri Keela, ya. "
Bu Nindi terkekeh. "Maksudnya suka sebagai calon mantu ibuk. Kan nanti nikahnya sama kamu. " Blush
Wajah Keela memerah. Bu Nindi tak kuat menahan tawanya. "Hahaha, lucu banget sih calon mantunya keluarga Bradipta. " Kata Bu Nindi sambil mencubit kedua pipi Keela.
"Pak Syakha udah punya istri, buk. " Tutur Keela.
Seketika Bu Nindi menghentikan cubitan di pipi Keela. Menatap mata Keela dengan teduh. "Jujur, kamu suka kan sama pak Syakha? "
Tak ingin membohongi Bu Nindi dan perasannya sendiri. Keela menghembuskan nafas pelan. Mengangguk dengan kaku. Senyum mengembangkan muncul di bibir Bu Nindi, wajahnya berseri-seri.
"Yaudah jangan nyerah, pak Syakha kan sukanya sama kamu. "
"Ibuk secara gak langsung, nyuruh aku jadi pelakor? " Kata Keela sambil menunjuk dirinya sendiri. "Gak lah, kamu gak godain kan? Kalo suka doang mah gapapa. "
"Terserah, ibuk. "
Tidak berselang lama Syakha datang terengah-engah. Ia terduduk di depan Keela dengan kepala dijatuhkan pada paha Keela.
"Saya bisa jelasin semuanya. " Suara Syakha terendam, hampir tidak bisa di dengar. Keela bingung, apa yang harus dijelaskan? Perlahan tangannya mengelus rambut tebal Syakha yang sedikit ikal.
______________
Hai Hai !!!
Pa kabar?
Maaf up lama🙏 ada sedikit kesibukan sejak masuk sekolah ini. Tapi aku usahain cepet up.
Beri vote+komen sebagai apresiasi kalian terhadap cerita ini!!
See you~💋
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DUDA: Your MONEY is MY MONEY
Chick-Lit-SELESAI- Arsyakha Bradipta Dhanunendra duda kaya berumur 35 tahun, baru sehari menikah malah ditinggal selingkuh sang istri. Pernikahan yang dilandasi perjodohan. Membuat keduanya terpaksa menjalin hubungan. Kaya? Jelas Ganteng? Banget Idaman? Sem...