12. Memikirkan

8.7K 386 5
                                    

•••HAPPY READING•••

Elusan tangan Keela membuat Syakha nyaman, matanya terasa memberat dengan kantuk menyerang. "Saya gak minta bapak jelasin. Masalah bapak diselesain dulu, ya. Jangan libatin saya di dalamnya. "

Tidak kunjung mendapat balasan, ia menunduk. Terlihat Syakha yang tertidur berbantal paha Keela, dan tangan yang melingkar dipinggang Keela. "Eh, Syakha tidur? "

Keela menoleh mendapati Fina dan oma Rena berjalan ke arahnya. Ia tersenyum canggung. "Iya, tan. "

Kini oma Rena berada di samping Syakha dengan sedikit menundukkan tubuhnya. "Syakha, bangun nak. Tidur di kamar kamu, gih. " Perintah oma Rena.

Dalam tidur, Syakha menggeliat pelan. "Umm. " Astagfirullah suaranya Keela dibuat merinding mendengar suara Syakha. Suaranya berat dan serak.

"Tidur di kamar aja. Masak tidur di paha Keela sih. " Usir Fina.

"Iya mah. " Langkah pelan Syakha menuju kamarnya. Sesekali dia menguap lebar. ih gemes banget batin Keela menahan gemas. Fina melihat itu menampilkan wink.

"Lucu kan, Ke. "

"Iya, tan. " Tanpa sadar Keela menyetujui celetukan Fina. "Eh, gak tan. Biasa aja kok. " Sial kendalikan ucapanmu Keela.

"Kamu nginep sini, aja. Bu Nindi sama adek-adek kamu udah di dalem kamar yang di sediain. " Ujar Fina.

"Iya, tan. Saya mau ngucapin terimakasih dan maaf merepotkan tante. " Keela melenggang pergi setelah mengatakan itu.

"Hah~~ drama wanita itu membuatku pusing, ibu. " Fina menyenderkan tubuhnya di sofa dengan kepala mendongak. Ia memijat pangkal hidung.

"Wanita ular itu pandai memainkan drama. " Fina mengangguk setuju dengan oma Rena.

••••

"Perempuan tadi, istrinya pak Syakha? " Memandang langit-langit kamar. Pikirannya terus memikirkan kejadian tadi. "Tapi kenapa,penampilannya kayak gitu? Pak Syakha kan kaya, gak mungkin pak Syakha udah kere, sampe gak bisa beliin baju mahal. " Niat akan merayakan malam tahun baru malah kejadian tak di duga terjadi.

Jam dinding menunjukkan hampir pukul satu malam. Malam tahun baru sudah terlewat. Kini awal tahun sudah dimulai. Meninggalkan yang dan memulai yang baru.

"Malam tahun baru, kali ini gagal. Sharen pasti sedih. "

"Gara-gara perempuan tadi. Penampilannya persis reog. "

Merayakan tahun baru bersama adalah keinginan Sharen. Ia menyukai kembang api. Setiap tahunnya pasti merayakan tahun baru dengan kembang api. Kali ini tidak ada yang namanya kembang api.

Keela melangkahkan kaki beranjak keluar kamar menuju kamar Sharen berada. Sebelumnya ia bertanya dimana kamar Sharen, Eza dan Echa berada saat bertemu Bibi Sum.

"Maaf bi, Keela mau tanya. Kamarnya Sharen dimana ya? "

"Lurus aja, setelah itu belok kanan. Kamarnya ada di pintu nomer dua setelah belokan. "

"Terima kasih, bi. Keela pergi dulu. " Anggukan samar yang Keela lihat sebagai balasan. Dari kejauhan Bibi Sum melihat Keela yang kini sudah pergi dari hadapannya. Dia anak baik, semoga tuan Syakha tidak menyakitinya.

••••

'Tok tok'

"Sharen kamu udah tidur? " Keela masih menunggu orang di dalam kamar itu menjawab. Tidak ada respon sama sekali. Akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke dalam.

"Kakak, masuk. " Mencoba berjalan sepelan mungkin agar tidak mengganggu.

Tangannya mengelus dahi Sharen lembut. "Maafin kakak. Malam tahun barunya gagal kali ini. Besok aja, ya.... Kita main kembang api."

"Kasian kamu. "

"Ck, kalo aja tuh reog gak dateng, mungkin sekarang masih bakar-bakaran. Huh, mana sosisnya tadi jatuh lagi. "

Gerutu Keela, dalam hatinya segala umpatan bahkan ia sudah mengabsen seluruh penghuni zoo.

"Emang bener kata Yara, si siapa tadi. Nobita.. Nobita itu kayak temennya Nyi Blorong. "

"Nanti kalo udah gede, Sharen jangan kayak tante tadi yaaa. " Keela tertidur sambil memeluk Sharen. Di samping Sharen ada Acha dan di ujung ada Eza yang tidur dengan satu kaki di atas perus Acha.

••••

Pagi ini cuacanya cukup cerah. Matahari sudah terbit dari ufuk timur. Keela sudah mandi. Namun, ia tetap memakai pakaiannya kemarin. Mungkin jika tahu akan menginap, dia akan membawa satu baju ganti dalam tas selempang nya.

Saat keluar dari kamar, Keela bisa melihat dengan jelas seisi rumah keluarga Bradipta. Rumahnya luas dominan berwarna putih dengan beberapa perabotan sebagai hiasan berbahan kayu. Lantai ubin terbuat dari marmer tampak mengkilap.

"Pagi semuanya! " Sapa Keela saat ada dua pelayan yang sedang membersihkan guci besar.

"Iya, non. "

Keela melanjutkan perjalanannya. Rumah ini sangat luas. Banyak pilar-pilar besar. "Kalo ke sesat gimana, ya? "

"Butuh waktu berapa lama, nih?" Tak sadar celotehannya di dengar seseorang.

"Sering-sering aja nginep disini, biar kamu tamu seluk-beluk rumah saya. " Keela terlonjak kaget. Matanya menyipitkan dengan alis mengkerut. Memandang Syakha penuh selidik.

"Bapak ngikutin saya, ya. " Tuding Keela, jari telunjuk kanannya mengarah pada. Tanpa aba-aba Syakha menggigit jeri telunjuk Keela. "Akhh sakit babi. " Jerit kecil Keela.

"Gak sopan, omongan kamu kasar. " Ketus Syakha.

"Maap pak, udah kebiasaan kalo refleks. "

Cengir bodoh gadis di depannya, membuat Syakha merotasikan matanya.

"Mau kemana? "

"Cari ibuk sama adek panti. "

"Bapak liat? " Tanya Keela.

"Oh, udah pulang. " Jawab santai Syakha. "Loh, kapan?!! "

Syakha mengangkat bahunya acuh. Dia menuruni tangga dan meninggalkan Keela sendiri. Keela yang ditinggalkan mengekor di belakang Syakha.

___________

Part ini lebih sedikit daripada biasanya. Tandai bila ada typo.

Beri vote dan komen sebagai apresiasi kalian (kalo bisa follow akunnya juga)


See you anak-anak manis, kecup jauh💋💋💋

MY DUDA: Your MONEY is MY MONEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang