"Pak sebenarnya kita mau kemana sih?! " Keela kesal. Sudah dua jam Syakha mengendarai mobil sampai sekarang masih belum sampai ke tempat tujuan.
"Bisa diam gak sih! Sekali lagi kamu ngoceh, bibir kamu saya cium sampe bengkak. " Oke! Ancaman Syakha terlihat tidak main-main. Keela langsung diam tidak ingin membuka suara. Menutup bibir rapat-rapat dengan kedua tangan.
Dari samping tepatnya di kursi pengemudi Syakha melirik diam-diam Keela. Gadis itu terlihat itu dengan tingkahnya di mata Syakha.
"Lima belas menit lagi sampai. " Keela masih diam enggan menjawab Syakha. Ia takut bicara sedikit saja bibirnya menjadi santapan empuk Syakha.
Keela melihat ke arah pinggiran jalan. Keningnya mengerut. Di sini ada banyak pepohonan rimbun. Kemana Syakha akan membawanya? Pikiran negatif mulai menggerayangi otaknya.
"Pak ini kok pepohonan semua? Kita mau kemana? Bapak gak akan ngapa-ngapain saya kan? " Pertanyaan beruntung itu Syakha dapatkan dari gadis yang duduk di sampingnya.
Syakha baru sadar jika Keela tipe cewek yang cerewet dan menyebalkan.
'Cup'
"Kamu bisa diam? Suara kamu mengganggu pendengaran saya. " Dengan anggukan kaku Keela menjawab Syakha.
Barusan tadi terjadi terlalu cepat. Syakha menciumnya tepat di bibir. Bahkan, sekarang ia masih bisa merasakan tekstur dari bibir Syakha. Tak tebal dan tidak tipis, kenyal, lembut dan menjadi candu.
Tidak! Tidak! Enyahkan pemikiran kotormu Keela.
Keela memukul kepalanya agar ia melupakan kejadian barusan.
"Jangan di pukul. " Syakha menghentikan pukulan di kepala Keela. Gadis di sampingnya kini menoleh menatap dirinya. "Kenapa? "
"Biar kamu gak tambah bodoh. " Tercengang. Benar-benar Keela di buat tak bisa berkata-kata lagi.
"Berarti menurut bapak saya bodoh. "
"Huum, hanya saja saya tidak mengatakannya ke kamu. "
Keela memukul brutal tubuh Syakha dengan tas selempang miliknya. Pukulan itu cukup kuat membuat Syakha mengaduh kesakitan.
"Bapak ngeselin banget ya!! "
"Aw... Jangan KDRT dong ke calon suami. Bisa-bisa kamu saya tuntut. "
Keela melipat tangan di depan dada. Memandang Syakha dengan tatapan sengit. "Ngomong di mulut doang semua orang juga bisa. Kalo emang mau seriusin beneran dong. " Tanpa sadar Keela mengatakan itu.
"Jadi mau di seriusin? Kapan? Bulan dengan atau minggu depan. Besok pun saya sanggup. " Wajahnya sangat merah, antara malu juga kesal menjadi satu.
Ia tak sadar mengatakan itu. Itu hanya kalimat spontan yang keluar dari mulutnya. Ingin sekali rasanya Keela menghilang sekarang juga. Bisa dipastikan Syakha akan terus-terusan mengejeknya.
Tak terasa kini mereka berdua sudah sampai di tempat yang sepi. Terlihat sisi kiri maupun kanan di tumbuhi tanaman liar.
"Pak kita pulang aja, yuk! Saya takut. " Tangan Keela dan tangan Syakha bergandengan erat. Sesekali Keela meremat tangan Syakha saat mendengar suara-suara aneh.
"Tenang aja disini ada saya. "
"Emangnya mau kemana sih. Entar ada penunggu yang ngintilin kita gimana. "
Syakha sempat terkekeh sebentar. Lontaran kalimat Keela cukup membuatnya terhibur. "Yang nunggu takut sama saya. Saya udah pakai ilmu hitam aji mumpung. "
Pegangan tangan keduanya terlepas. Keela menatap Syakha takut-takut. Alis Syakha terangkat satu mengetahui perubahan ekspresi wajah Keela.
Ah, iya sadar ternyata 'gadisnya' kini ketakutan. Syakha mengambil tangan Keela untuk dikaitkan pada tangan besarnya.
Perbedaan di tangan mereka sangat terlihat. Jika di sandingkan dengan tangan kecil Keela, tangan Syakha seperti titan. Padahal hal itu cukup normal saja.
"Jangan takut. Saya mau nunjukin sesuatu ke kamu. " Penuturan lembut Syakha ditambah elusan ibu jari Syakha di punggung tangan Keela membuat ia nyaman. Syakha menuntunnya untuk masuk ke dalam hutan, gelap namun ada sedikit cahaya matahari yang bisa menerangi hutan.
••••
Masih di dalam hutan kini keduanya berjalan sambil bergandengan. Syakha yang memang sudah menginginkan momen ini sangat bahagia. Terlihat sejak tadi ia mengayunkan tangan Keela.
Sesekali ia kecup. Pandangan Keela menatap aneh. "Pak masih lama? Kaki saya mulai pegel. "
"Bentar." Syakha melepas jas miliknya dan memakaikan di pundak Keela. Tiba-tiba saja Syakha membungkuk membuat Keela kaget. "Eh! Si bapak ngapain. "
"Cepetan kamu naik. "
"Gak. Yang ada nanti bapak encok. "
Syakha benci saat ia diremehkan. "Akh! " Spontan Keela mengalungkan tangannya di leher Syakha.
"Pak turunin. Ngapain sih pake acara gendong segala! Mana gendong depan lagi. " Syakha tetap diam tak mengidahkan gerutuan Keela.
"Ini kemana s.. " Ucapannya terpotong melihat danau kecil di hadapannya.
"Cantik banget. Aaaa! " Keela turun dari gendongan Syakha dengan melompat. Untung saja tidak jatuh.
"Ihh bunganya juga indah banget plis. " Syakha bersedekap dada memperhatikan Keela yang mulai sibuk memotret menggunakan HP.
"Bapak tolong fotoin saya dong. " Pinta Keela. Syakha tak dapat menolak permintaan Keela. "Nih pak. " Syakha menatap bingung HP Keela yang di sodorkan untuknya.
"Ngapain? "
"Kan saya minta fotoin. Ini pake HP. "
"Pake HP saya saja. " Keela tidak bergerak sedikitpun.
"Cepat pose Keela. " Tersadar akan ucapan laki-laki di depannya. Keela mulai berpose. Mengangkat dua jarinya dan tersenyum lebar menghadap kamera.
Posenya kayak gini ✌😁
"Satu."
"Dua."
"Tiga. "
Cantik. Satu kata yang mendeskripsikan Keela di foto. "Mana pak, saya mau liat. "
"Ini. Cantik kan. "
Merasa dirinya di puji pipi Keela sedikit memerah, tersenyum senyum sendiri. "Pemandangan maksud saya. "
Syakha tertawa kecil mendapati Keela yang kesal. Mata itu menatap sengit jangan lupakan alis yang bertaut.
________________
Pendekatan mereka di percepat
Maaf jika alurnya kurang memuaskan.
Double update di tanggal 31 Desember tepat saat pergantian tahun ya😍
Beri vote+komen sebagai apresiasi pada cerita ini.
See you~~
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DUDA: Your MONEY is MY MONEY
Literatura Feminina-SELESAI- Arsyakha Bradipta Dhanunendra duda kaya berumur 35 tahun, baru sehari menikah malah ditinggal selingkuh sang istri. Pernikahan yang dilandasi perjodohan. Membuat keduanya terpaksa menjalin hubungan. Kaya? Jelas Ganteng? Banget Idaman? Sem...