46. 'Dia'

4.3K 163 5
                                    

Hai cantik/ganteng 👋

****

Pukul 20.36 Syakha belum kembali membeli mie ayam yang lewat depan rumah. Perut Keela rasanya seperti diaduk-aduk. Rasa mual menyerang dirinya. Segera mungkin Keela berlari menuju kamar mandi memutahkan seluruh isi perutnya.

"Masak gara-gara makan sambel pete tadi pagi muntah sih aku. " Ucap Keela pada diri sendiri.

Ceklek

"Assalamu'alaikum, Keela mas bawain kamu mie ayam nih! "

Cepat-cepat Keela membasuh mulutnya. Mengelapnya dengan tisu. Keela keluar dari kamar mandi. Terlihat Syakha menenteng mie ayam dalam kantong kresek putih. "Wih! Mana tuh?! " tanya Keela antusias. Keela mengadahkan tangan menatap binar pada Syakha.

Syakha terkekeh lucu menatap istrinya. "Nih, dimakan pake nasi biar kenyang, " Selalu saja. Yang benar saja makan nasi pake mie. Bisa-bisa ia kenyang tiga hari lebih.

"Jangan ngada-ngada mas! Mie itu udah karbohidrat, yakali ditambah nasi. " sungut Keela.

Syakha menatap bibir Keela tampak pucat. "Kamu sakit? Bibirnya sedikit pucet. "

Nggak baik bohong sama suami, kalo ada apa-apa jujur aja

Seketika pesan bu Nindi terlintas di otak Keela. Keela mengurungkan niat untuk berbohong. "Perut aku gak enak. Kayak mau muntah gitu. "

"Periksa dokter aja, " Syakha memberi saran. "Nanti disuntik! " Sentak Keela pelan. Memang Keela sangat takut dengan namanya jarum suntik. Ia lebih memilih menelan banyak obat daripada harus disuntik.

"Udah gede masih aja takut sama suntik. " Wajah Keela tertekuk tak terima dibilang penakut. Ia melotot menatap Syakha marah. "Aku bukan takut, cuma gak berani aja. "

Sanggahan Keela membuat Syakha tertawa terbahak-bahak. Sampai-sampai Syakha mengeluarkan air mata karena tawanya. "Nggak ada bedanya. "

Keela memukul lengan Syakha asal. "Aduh! Kok dipukul yang, " Syakha mengusap lengannya. Pukulan Keela tidak bisa diremehkan. Keela melengos, ia mengambil kantong berisi mie ayam, membawanya keluar kamar.

Syakha hendak mengejar Keela. Saat akan melangkah dirinya merasa akan ada yang keluar dari intinya.

••••

Fraiz duduk diam menunggu pesanannya. Tatapannya hanya tertuju pada perempuan yang berjalan kesana kemari mengantar pesanan. Ansya. Perempuan itu selalu menganggu pikiran Fraiz.

The Glorya Cafe. Tempat Ansya bekerja. Wanita itu menggunakan seragam khusus karyawan. Langkahnya pelan-pelan sambil memperhatikan nampan berisikan pesanan Fraiz.

Sampai meja tempat Fraiz, Ansya belum menyadari bahwa pemesan yang akan diantarkan nya adalah milik Fraiz. Dengan santai Fraiz menaikan kaki di atas kursi dekatnya. Asap vape mengepul disekitarnya.

Karena merasa mengganggu pelanggan lain. Ansya menegur pria itu. "Mas bisa turunin k--" Ansya terkejut. Saat melihat siapa orang di depannya.

Fraiz tersenyum menjengkelkan. Ia meletakkan vape di atas meja, menghembuskan asap vape terakhirnya itu. Kemudian bersiul menatap Ansya. Terlanjur kesal, Ansya meletakkan minuman Fraiz secara kasar. Mengakibatkan sedikit minuman tumpah.

MY DUDA: Your MONEY is MY MONEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang