52. Lebaran Pertama

3.2K 135 0
                                    

Hai Haii

Lagi dalam mode ngebutt parah🛵💨💨

🤍
🤍
🤍

***

Hari demi hari telah terlewati. Rasa lapar dan haus telah terbayar dengan tibanya hari yang telah ditunggu umat Islam. Apalagi jika bukan Hari Raya Idul Fitri.

Syakha duduk di kursi sedangkan Keela duduk dibawah menghadapnya. Kedua tangan Keela bertumpu pada lutut Syakha. Perempuan itu mengambil tangan kanan Syakha, menciumnya penuh kelembutan.

Ia kemudian mendongak menatap wajah Syakha dengan air mata yang menggenang. "Maafin Keela kalo ada salah, selamat idul fitri. Semua orang gak luput dari kesalahan. Sebagai manusia kita harus saling memaafkan. Jadi.... Mas harus maafin Keela sekalian THR-nya di double. "

Diam-diam Syakha menarik kedua sudut bibirnya. Istrinya ini terlalu menggemaskan. "Mas maafin, jangan bandel ya jadi istri. Kurang-kurangin keras kepalanya. Dibilangin itu harus nurut. " dengan lucunya Keela mengangguk kecil.

Acara maaf maaf sudah selesai. Kini Syakha bersiap-siap menyempurnakan penampilannya.

Sembari menunggu Syakha bersiap-siap, Keela menyiapkan THR untuk dibagikan pada anak keponakan juga sepupu sepupu Syakha.

Uang dengan nilai nominal tiga ratus ribu itu telah disiapkan Keela dan Syakha dari jauh-jauh hari.

Tak lama kemudian, Syakha datang dengan baju koko lengan panjang warna putih. Guna melengkapi penampilannya, lelaki itu juga mengenakan sarung hitam polosan.

MasyaAllah syekalihh

"Udah? " tanya Keela saat Syakha berdiri disampingnya. "Iya, berangkat sekarang? " Keela mengangguk sebagai jawaban.

Ia memasukan amplop berisikan uang THR itu dalam tasnya. Keduanya tampak serasi. Dengan Keela memakai gamis putih sederhana. Hijab pasmina terpasang rapi menutup rambutnya.

Sampai di ruang tamu, ada banyak toples berisikan kue-kue lebaran di meja . Bukan rengginang. Mereka tak berniat menyentuhnya. Sebenarnya Syakha berniat mencicipi kue putri salju buatan Keela.

Tapi istrinya yang galak itu malah mengatakan, "Makan yang gosong aja! " Hei! Jika hangusnya tidak banyak dengan senang hati Syakha memakannya.

Rasa pahit mendominasi mulut Syakha ketika ia mencicipinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasa pahit mendominasi mulut Syakha ketika ia mencicipinya. Dibandingkan rasa manis dari gula kue itu sendiri.

Pasangan itu berjalan beriringan keluar. Syakha terlebih dulu masuk ke dalam mobil. Menunggu istrinya mengunci pintu rumah.

"Sudah sayang? " tanya Syakha lembut, matanya menatap Keela teduh.

"Udah, mas. " mobil milik Syakha keluar dari pekarangan rumah. Menuju ke rumah milik orang tuanya. Mobil hitam metalik melaju dengan kecepatan sedang.

••••

Banyak mobil terparkir di halaman rumah orang tua Syakha. Suara tawa gaduh terdengar hingga luar. Syakha dan Keela melepaskan alas kaki yang mereka pakai.

Baru memasuki rumah, keduanya disambut teriakan Aleya. Gadis kecil itu berlari sambil mengangkat gamis kecilnya. Rambutnya diikat dua bergerak mengikuti langkah larinya.

"Nti La!! " teriaknya mengangkat tangan meminta agar digendong. (Onti Keela)

"Om Cakap, ndong, " pintanya pada Syakha. Syakha menggendongnya dengan satu tangan. Satu tangannya lagi merapikan poni Aleya yang tampak berantakan. "Kenapa lari-lari? "

Aleya diam. Ia memperhatikan Keela yang sedang bercengkrama dengan para perempuan di keluarga Bradipta. "Nti cantik, " celetuknya sambil memainkan kerah baju Syakha.

"Iya, onti Keela emang cantik. Istri om gitu loh! " ujar Syakha bangga mendengar pujian Aleya untuk Keela.

"Nti cantik, om jelek. "

"Kamu tuh, baru dateng bukannya nemuin orang tua malah gendong Aleya! " marah Fina. Merasa bersalah, Syakha menatap mamanya memelas. "I'm sorry, " sesalnya.

Fina hanya bercanda dengan perkataannya dan Syakha tahu itu. "Maafin Syakha mah, Syakha ada banyak salah sama mamah. "

"Peluk dulu, " senang hati Syakha memeluk Fina. Ia langsung duduk di salah satu sofa disana. Ikut untuk sekedar mengobrol ringan.

"Om, " panggil Aleya, suaranya seperti berbisik. "Kenapa? " Syakha juga ikut berbisik menyahuti Aleya.
"Ke nti La, om. " rupanya anak ini ingin bersama Keela.

"Ngapain sih?! Itu istri om, jangan deket-deket! Om buang jauh nanti kamu, " ancam Syakha.

Ancaman tersebut tak berpengaruh apapun pada Aleya. Ia tetap kekeh ingin bersama Keela. Akhirnya Syakha menuruti gadis kecil, sekecil kutu beras.

"Yang, nih. " panggil Syakha. Kemudian Keela menoleh, menatap bingung Syakha.

"Mau ikut kamu, katanya. " lanjutnya.

••••

Masih ingat dengan Fraiz dan Asya?

Kedua sejoli itu enggan menatap satu sama lain. Cuma karena hal sepele mereka bertengkar. Ibu Ansya hanya mampu menghela nafasnya lelah.

"Ini lebaran, kenapa kalian marah berantem? "

"Saling minta maaf! " suruh ibu Ansya. Mendapati kedua orang itu diam. Dengan terpaksa ia menarik tangan kanan keduanya agar mau saling menjabat.

Ansya masih saja memalingkan wajah. Berbeda dengan Fraiz, justru dia menatap Ansya bersalah. "Maaf. Aku tak sengaja. "

"Ansya udah. Jangan kekanak-kanakan, "

Sesaat Ansya termenung sejenak. Ibunya membela Fraiz, IBUNYA. Hei!! Yang anaknya itu dia, bukan Fraiz. "Kok ibu belain dia sih?! "

"Loh? Gak salah 'kan? " bingung ibu Ansya. Melihat ibunya semakin membela Fraiz, Ansya menekuk wajah kesal.

"Buu, nih liat. Baju Ansya ketumpahan kuah opornya Fraiz. Ini baju baru, catet baju baru, " Ansya memandang sendu bajunya sendiri. Bajunya.... Kotor, dan itupun karena kuah opor.

Pengen nangis

Merasa bersalah. Fraiz pun angkat bicara. "Maaf. Aku tak sengaja, mau beli yang baru? " tawar Fraiz agar perempuan itu tak sedih.

Ansya menggeleng kecil. "Gak usah, tokonya tutup. Inikan lebaran, " Aishh, Fraiz melupakan hal itu.

____________

S A T U????

MY DUDA: Your MONEY is MY MONEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang