35. Tawaran Pengganti Rokok

4.9K 195 1
                                    

Holaaaaa para pembaca!!!

Aku habis sakit jadi baru bisa update sekarang:(

......

"Kalau pengganti rokok saya, senyuman kamu boleh gak? "

*****

"Hemm, tahanan pak duda, ya? " Syakha mengetuk dagu seolah berpikir. Keela memandang sorot mata Syakha lembut.

"Sebentar kalo gitu. Kamu ikut saya! " Ajak Syakha.

Keduanya berjalan menuju tempat seorang bapak-bapak berjualan mainan di pinggir jalan. Dagangannya sepi. Tidak nampak satu anak pun yang membeli mainannya.

"Pak, beli borgol mainannya, ya. " Senyum Syakha tidak pernah luntur. Keela sampai heran. Apa tidak kering giginya?

Namun, melihat raut bahagia pria itu Keela ikut senang. Ada suatu rasa membuncah dalam hatinya. Apakah hatinya akan berlabuh sepenuhnya pada duda menjengkelkan itu? Jika iya, Keela berharap itu keputusan baik.

"Ini, pak. "

"Maaf, harganya berapa ya? "

"Lima ribu saja. " Syakha merogoh saku celananya. Mengambil satu lembar uang berwarna merah diantara uang ratusan lain. Keela dibuat menganga melihat itu.

"Ini, pak. Kembaliannya ambil aja. " Syakha pergi dari sana setelah mengambil borgol mainan yang ia beli. Dirinya mengajak Keela kembali ke taman bermain tadi. Mendudukkan Keela di ayunan semula sebelum mereka pergi. Celana pria itu sudah kotor di bagian lutut karena bertumpu. "Ulurin tangan kamu. "

Keela mengulurkan kedua tangannya. Sejenak Keela terdiam melihat apa yang dilakukan Syakha. Pria itu memasangkan borgol mainan tadi di tangan Keela. Sesaat Keela tertawa kecil karena kelakuan Syakha. Sudah berumur bahkan, hampir duda tapi tingkahnya masih kekanak-kanakan.

"Selesai! Sekarang kucing manis ini udah jadi tahanan pak duda. Tetap jadi tahanan pak duda ini sampai selamanya, jangan nolak! " Tekan Syakha. Keela, gadis itu mengulum senyum. Menahan senyum. Bibirnya berkedut. Tak kuat menahan senyum, akhirnya senyum itu muncul. Senyum teramat manis.

Keela mengangkat tangannya yang terborgol. Perlahan mengelus surai hitam legam pria itu. "Tetap buat saya bertahan disisi bapak. Jangan lepasin saya, kalo gitu. "

Keela sudah meyakinkan diri, entah apa yang akan dihadapi di masa datang nanti. Jika memikirkan ke depan itu hanya menimbulkan rasa bingung melanda. Kata orang cinta itu butuh pengorbanan dan juga perjuangan.

Ada banyak hal terkorbankan nantinya. Siap tidak siap harus dijalani walau tidak ingin. Keela sudah memutuskan apapun nantinya buruk baiknya Syakha, tidak bisa dipungkiri ia terjerat pesona calon duda itu.

Mantan memang membuat terpesona, tapi duda lebih menggoda.

"Kamu nggak ngomong gitu, saya udah ngerti. Jangan sekali-kali berniat pergi! Walaupun kamu pergi saya akan buat kamu tetap bertahan. "

Helaaan nafas lega terdengar dari bibir Keela. Ada rasa bahagia membuncah tidak bisa dijabarkan lewat kata-kata. Terdengar penuh keyakinan di setiap kata yang terucap oleh Syakha.

"Borgolnya boleh di lepas? "

"No no no! Kamu sekarang tahanan pak duda. Sampai kamu masuk ke dalam ruang tahanan, baru boleh di lepaskan. " Jari telunjuk Syakha bergerak ke kanan dan ke kiri saat mengatakan no no no.

Keela nampak pasrah. Tapi ada satu kalimat di ucapkan Syakha terasa mengganjal di benaknya. Ruang tahanan?

Yang benar saja!! Ia akan di masukan dalam ruang tahanan. "Otak bapak jatuh ke jempol kaki ya? "

"Heh! Yang benar saja! " Keela terkekeh melihat raut wajah Syakha. Dengan tangan yang masih di terborgol karena borgol mainan itu, Keela menepuk kecil kepala Syakha tiga kali.

"Puk puk puk. Duda gak boleh marah-marah, nanti nambah tua. " Canda Keela di susul tawa terbahak-bahak.

Atensi Keela beralih pada benda di saku celana Syakha berbentuk persegi terlihat menonjol. "Dalam saku celana bapak ada apa? "

Syakha meraba saku celananya. Saat mengingat benda tersebut. Wajahnya berubah menjadi gugup. Keringat dingin membasahi telapak tangannya. Sial! Kenapa dirinya bisa lupa menyimpan benda itu?!

"Ah, bukan apa-apa. " Jawabnya tidak jujur. Masih curiga, Keela memicingkan mata. Menatap selidik manusia berjenis laki-laki ini. Syakha di tatap seperti itu menjadi gugup. Manik matanya enggan melihat Keela.

"Jujur? Nggak jujur, pantatnya kelap-kelip kayak lampu disko. " Ujar Keela menakut-nakuti Syakha. Berharap Syakha bisa di bohongi.

Syakha menyentil dahi Keela pelan. Setelah itu mengelusnya dengan ibu jari. "Kamu pikir saya anak kecil. Mau termakan bujuk rayu kamu. " Terselip nada ejekan pada ucapan Syakha.

"Ini, rokok. " Jawab Syakha untuk pertanyaan tadi. Mata Keela membola. Memukul bahu Syakha brutal. Membuatn Syakha mengaduh kesakitan dibuatnya.

"Kok bapak ngerokok sih?! Udah tua ngapain begitu?!" Keela masih setia memukuli Syakha. Sedangkan Syakha berusaha menangkis pukulan Keela. Bisa saja dia langsung menahan tangan Keela agar tidak memukulnya. Tapi ia ingin menikmati setiap momen bersama Keela.

"Saya merokok cuma pas ada masalah saja, Keela. " Ujar Syakha memberi penjelasan.

Nafas Keela tersenggal-senggal setelah memukuli Syakha. Badan Syakha yang keras menimbulkan sakit untuk tangan Keela.

"Bapak tau kan, rokok itu nggak baik. Umur bapak tambah tua, jangan ngerokok terus-terusan. Dampaknya buruk untuk kesehatan bapak! " Jelas Keela ketus.

Syakha menghembuskan nafasnya berat. "Susah Keela. Merokok sudah seperti candu bagi penggunanya. "

"Kan bisa di ganti apa gitu. Permen atau apa kek. " Gerutu gadis itu sambil berusaha membuka borgol mainannya.

Syakha menahan kedutan senyum melihat tingkah lucu Keela. "Saya tidak suka permen. Kalau rokok Saya di ganti sama senyum kamu boleh? " Tanya Syakha menggoda Keela.

Mungkin menggoda gadis itu akan menjadi kebiasaannya ke depan. Wajah marah, kesal, cemberut ataupun senang Keela sudah menjadi candu baginya.

_______________

Part ini selesai.

Untuk kalian, jaga kesehatan yaaa. Jangan capek-capek, pola makan di jaga, kalo perlu minum vitamin juga. Cuaca sekarang ini lagi kurang bagus. Jadi harus bener-bener jaga kesehatan, jangan sampai sakit!!

Sehat terus kalian💗

Beri penghargaan vote dan komen!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beri penghargaan vote dan komen!

Share cerita ini juga follow akun penulisnya 💗

MY DUDA: Your MONEY is MY MONEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang