48. Siapa Alora?

4.9K 164 1
                                    

UPDATE NGABB!!!!

GAS VOTE BANYAK-BANYAK👊✊🤘

⚠️SPESIAL PART KHUSUS RAFFA⚠️




'Sebaik apapun masa sekarang masa lalu tetap pemenang, dan sesempurna apapun pasangan akan kalah dengan yang baru datang'

****

Suasana taman cukup ramai. Raffa duduk di salah satu kursi taman. Ia menyenderkan punggungnya di kursi. Wajahnya mendongak, lingkaran hitam di area mata terlihat jelas.

"Kak? " Suara lembut mengalun merdu di telinganya. Raffa membuka matanya, ia menoleh mendapati perempuan mengenakan dress bunga-bunga berwarna ungu lengan panjang. Cantik, satu kata untuk mendeskripsikan perempuan itu.

"Yang kemaren dm IG 'kan? " Dia mengangguk. Raffa menggeser tempat duduk. "Duduk dulu, "

Perempuan itu tersenyum kecil. "Terimakasih. " Setelah dia duduk, hanya ada keheningan mengisi mereka berdua. Dua-duanya sama-sama terdiam. Dengan gugup perempuan itu bertanya, "Kakak, a-apa kabar? "

Raffa tersentak kecil. Sebenarnya siapa perempuan ini? "Baik... Maaf, apa sebelumnya kita pernah bertemu? "

Ah! Sudah dia duga, Raffa tidak akan mengingatnya. Harusnya dia tidak perlu repot-repot mengirimkan pesan lewat akun instagram laki-laki itu. "Aku Alora, tetangga kakak dulu. "

Raffa mengernyitkan dahi bingung, Siapa Alora? Anak mana dia?

"Gak inget, " Perempuan mencoba bersabar. Dia menghembuskan nafas pelan. "Anak perempuan yang sering kakak sebut babi di Shaun the Sheep. " Mata Raffa terbelalak. Hanya ada satu orang yang ia sering panggil babi.

"Gak inget ya? " Raffa menggeleng lemah. Dirinya memang benar-benar tidak ingat. "Babi jelek, kakak sering manggil aku itu. Dulu kita satu SD bareng tapi kakak lebih tua satu tahun dari aku. Awalan kelas satu... Aku gak punya temen. Karena aku gendut, item terus jelek. Kakak sering jailin aku. " Raffa mendengar tiap kata yang keluar dari bibir Alora dengan seksama.

"Aku sering manggil kakak kerdil, soalnya kakak dulu pendek banget, hehe. " Alora terkikik melihat raut wajah kesal Raffa.

"Setiap kakak naik kelas, kakak nambah tinggi. Gak nyangka manusia kerdil Alora sekarang makin tinggi nilai plusnya ganteng lagi, " Mendengar hal itu, semburat merah menjalar dari pipi ke telinga Raffa. Alora menggigit pipi dalamnya.

Berusaha menyembunyikan senyum kian merekah. "Aku sedih tau kak, waktu kakak lulus SD duluan. Eh, ternyata.... Kita malah satu sekolahan lagi, seneng banget aku. Sejak itu aku suka sama kakak. "

"Suka ngeliatin kakak diem-diem, bahkan aku minta ke ayah supaya pas SMA kita satu sekolahan lagi, saat itu aku udah punya HP, jadi bukan ngeliatin kakak diem-diem lagi. Aku sering fotoin kakak. "

Alora membuka tas selempangnya. Raffa mengamati setiap pergerakan Alora. Perempuan itu mengeluarkan beberapa foto yang sudah dicetak ukuran 9×6.

"Ini waktu aku gak sengaja ketemu kakak, waktu beli tahu petis, "

MY DUDA: Your MONEY is MY MONEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang