Panggil 'nda' itu nama panggilan aku, bukan panggilan bunda loh ya😚
Aku masih kecik🤏
Selamat malming untuk kalian, untuk yang di rumah sabar aja ya. Kita sama🙃
••••HAPPY READING••••
Sejak tadi Syakha seperti cacing kepanasan. Apalagi saat Raffa mendekatkan wajahnya pada Keela. Mungkin, Syakha kira Raffa akan mencium Keela.
Dengan cepat Syakha membuka pintu mobil dan menutupnya kencang. Berjalan dengan langkah tergesa-gesa. Saat sampai di dekat Keela. Syakha menariknya, membawa Keela ke belakang badan.
"Ngapain kamu bajingan!! " Dengan nafas yang memburu, Syakha menyentak Raffa dengan kasar. Melihat itu Raffa tersenyum miring. "Wow, tenang saja brader. "
"Pak! Bapak ngapain? " Tanya Keela dengan bisikan. "Saya mau melindungi kamu, dari makhluk mesum seperti dia!! " Tunjuk Syakha pada Raffa. Sedangkan, Raffa menampilkan wajah tidak bersalah.
Seketika otak Raffa terkoneksi, matanya mengerling menggoda Keela. "Padahal sebentar lagi saya berhasil mencium Keela, jika anda tidak datang. " Kerutan di dahi Keela menandakan ia bingung.
"Jangan mengada-ada cerita!! " Keela menggeplak lengan Syakha saat berteriak membuat beberapa orang memperhatikan mereka bertiga. "Jangan malu-maluin, bapak! " Tekan Keela.
"Urat malunya putus kali. "
"Masih bisa di jahit. " Balas Syakha tak mau kalah dengan jawaban Raffa.
"Bapak ngapain di sini? Istri bapak nyariin, nanti. " Raffa terkejut, tidak menyangka patner mendapatkan Keela sudah beristri?
"Anda lebih brengsek daripada saya. " Celetuk Raffa tak pikir panjang.
Syakha pergi dari hadapan Raffa sambil menggandeng tangan Keela. "Lepasin!! " Keela berusaha memberontak. Memukul lengan. Tidak kunjung tangannya di lepaskan. Keela berdiri di hadapan Syakha. "Awsh. Sakit ya ampun. " Syakha melepaskan genggaman tangan, mengusap dada kanannya yang terasa sakit karena Keela mencubitnya kuat. Tak hanya itu saja, Keela juga juga menggigit punggung tangan Syakha.
Meninggalkan bekas gigitan yang nampak memerah dengan sedikit darah keluar. "Kamu sebangsa vampir, ya? "
"Maaf. Lagian bapak ngapain pegang-pegang bukan muhrim. "
"Berarti kalo udah muhrim, boleh dong pegang-pegang mana, aja. " Senyum jahil Syakha membuat Keela dilanda rasa gugup. "Y-ya gak lah, inget bini. Ck, ck. "
"Inget, kita masih di sekitar taman. Jangan ngada-ngada. "
"Saya mau ngomong. " Wajah Syakha berubah menjadi serius. Tak ada lagi senyum jahilnya. "Daritadi bapak udah, ngomong. " Syakha meraup wajah Keela dengan kasar. "Diem, plis. Saya udah deg-degan dari tadi. "
"Monggo, di persilahkan. "
"Ingat percakapan kita di danau waktu itu? " Keela manggut-manggut. "Saya gak pikun, jadi inget. "
"Mau nagih jawaban. "
Kepala Keela rasanya terserang pening. "Udah saya bilang nggak!! Bapak jangan ngeselin ya, mau saya gampar sampe muter-muter?!! "
"Dengerin dulu, Keela!! "
"Ya udah cepetan anjir!! Astagfirullah. " Demi apapun Keela ingin menjambak rambut Syakha hingga botak. Keela menarik nafas dalam-dalam, menghembuskannya secara pelan. Menunjukkan senyuman terbaiknya. "Pak, somay saya udah dingin daritadi. "
"Mau saya beliin segerobak? "
"Saya mau balik kerja, tolong mengerti. " Tekan Keela, wajahnya di buat semarah mungkin. Syakha menunduk, menatap rumput-rumput kecil. Kakinya menendang kerikil kecil. "Saya anterin. "
"Gak, makasih. " Keela pergi dari hadapan Syakha. Dari kejauhan Syakha cuma memandang. Setetes air mata turun ke pipi. Cepat-cepat ia menghapusnya.
"Ini salah saya. Saya yang harus memperbaiki. "
••••
'Tring'
Bunyi lonceng toko saat pintu di buka. Keadaan toko bunga sudah tidak seramai saat Keela tinggal. "Hosh ~hosh."
Gadis itu datang dengan dada naik turun. Kedua tangannya memegang lutut sambil mengambil nafas banyak-banyak.
Jantungan berdetak tidak beraturan karena terlalu cepat berlari. "Ya ampun, Keela kamu kenapa?! " Panik Nadya. Ia menyuruh Keela membeli somay sejak satu jam yang lalu. Kenapa saat sudah tiba terlihat ngos-ngosan."I-ini somay Kak Nad. Huh~" Karena kasihan melihat Keela, Nadya berinisiatif mengambilkan air.
"Nih, minum dulu. Sambil duduk, dek. " Nadya memberikan segelas air putih untuk Keela.
"Makasih, kak. "
"Iya." Nadya mengelap keringat di dahi Keela dan merapikan poninya yang sudah tidak beraturan. "Kamu kenapa lari-lari? "
"Ada om duda pedo, kak. " Nadya tergelak mendengar jawaban Keela. Mungkin, ia kira Keela hanya bercanda. "Pinter banget sih, ngarangnya. Sini, mana somay pesenan kakak. " Nadya mengulurkan tangan, meminta somay. Dengan ogah-ogahan Keela memberikannya dengan kasar.
"Sama-sama! " Ketus Keela, Nadya mencubit pipi kanan Keela dengan kencang. Keela memekik kesakitan. "Akhhh!! " Sebelum mendapatkan pukulan maut dari Keela. Nadya sudah ngacir pergi. Kini tersisa Keela sendiri yang duduk di salah satu kursi untuk menunggu.
"Semuanya bakal ribet kalo ada si paling sok itu. Bu Fina padahal baik, dapet anak modelan pak Syakha. Dosa jariyah apa ya, kira-kira bisa dapet anak kek gitu. " Sedari tadi Keela tak henti-hentinya membicarakan Syakha.
••••
Di sisi lain Syakha tidak berhenti menggosok telinganya. Ia sudah kembali ke kantornya sejak lima belas menit lalu. "Siapa sih, yang ngomongin saya! " Geramnya
"Ini kuping, sampai berasap kayaknya. "
"Ada gula merahnya mungkin. " Sahut asal Dio. "Sembarangan! " Semprot Syakha tidak terima.
__________
I'm back!!!
Aku lagi syibuks banget ngerjain tugas. Kemungkinan akan update hari Selasa kalo gak Rabu yawww🙏
Di bab selanjutnya tentang perceraian Syakha dan Sabita. Karena aku gak terlalu ngerti tentang perceraian, aku usahain buat yang terbaik nantinya. Maaf banget kalo kurang memuaskan. 🙏😙
Beri vote dan komen kalian🔥🔥
Kehadiran kalian semua buat aku lebih semangat ngetik!!
See you ~~~ papay anak-anak baik💗💗
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DUDA: Your MONEY is MY MONEY
Literatura Feminina-SELESAI- Arsyakha Bradipta Dhanunendra duda kaya berumur 35 tahun, baru sehari menikah malah ditinggal selingkuh sang istri. Pernikahan yang dilandasi perjodohan. Membuat keduanya terpaksa menjalin hubungan. Kaya? Jelas Ganteng? Banget Idaman? Sem...