07. [04.15 WIB]

10.7K 458 7
                                    

Pagi-pagi sekali Syakha sudah bangun dari tidurnya. Penampilannya pun sudah rapi. Kemeja putih dan dasi navy terpasang. Rambutnya ia tata klimis, aura CEO-nya kini menguar. Tegas dan wibawa disaat bersamaan.

Ia turun ke lantai satu menggunakan tangga. Bahkan, sekarang masih sedikit pelayan bangun. Tak menemukan satupun anggota keluarga, Syakha melanjutkan perjalanan menuju garansi mobil.

Tiba di garansi bawah, tempat mobil miliknya berada. Ia langsung saja mengambil kunci dan masuk kedalam mobil. Menyalakan musik, Syakha mulai menjalankan mobil dengan kecepatan sedang. Jalanan kota masih nampak sepi. Hanya ada beberapa kendaraan lewat dan juga pedagang sayur keliling.

Tujuan Syakha saat ini adalah panti asuhan Rosemana. Panti asuhan yang terletak di Jl. Samsudin No. 31. Membutuhkan waktu empat puluh lima menit untuk sampai.

••••

Suasana panti dari depan nampak sepi. Belum ada tanda-tanda seorang pun yang terbangun. Jam tangan mahalnya menunjukkan pukul 04.15 WIB. Pantas saja jika ada yang belum terbangun.

Syakha masih menunggu di dalam mobil, sekarang ia terlihat seperti penguntit. Pandangan Syakha mengedar ke seluruh bagian rumah. Matanya berhenti di satu titik.

Jendela lantai dua!

Dari dalam mobil dengan jelas Syakha melihat itu Keela. Keela membuka jendela dan menyingkapkan gorden. Wajah bantalnya terlihat jelas.

"Shit! Bisa-bisanya ia tetap cantik, walau seperti itu. "

Syakha menggeram tertahan kala melihat Keela hanya tidur memakai kaos putih tipis. Ia menduga Keela tidur tanpa menggunakan bra. Bulatan menonjol itu sungguh mengganggu penglihatannya.

Kau sungguh menyiksaku, Keela!

Masih dengan perang batin. Ia tak sadar jika Keela sudah tidak ada disana lagi.

••••

"Mau mandi airnya dingin. Mager banget. "

Keela tengah dilanda dilema antara ingin mandi atau tidak. Namun, pada akhirnya ia akan tetap mandi. Butuh waktu sepuluh menit bagi Keela untuk mandi.

Ia keluar dari kamar mandi cuma memakai handuk. Tak butuh waktu yang lama baginya untuk bersiap.
Ia memakai moisturizer, sunscreen, bedak tipis-tipis juga liptint agar bibirnya tampak lebih segar tidak pucat.

Sedikit semprotan parfum di beberapa bagian tertentu. Keela memakai tas selempang hitamnya. Ia turun ke bawah, ternyata banyak anak-anak panti yang sudah bangun dan akan berangkat sekolah.

"Buk, Keela pamit berangkat kerja dulu. " Keela mengambil tangan Bu Nindi untuk ia salami.

"Oh iya, kamu punya janji sama temen laki-lakimu to nduk?" Keningnya mengkerut, kapan ia punya janji?

"Enggak buk. Keela gak ada janji sama sekali hari ini. Emang ada apa buk? "

"Lah? Sek piye-piye? Terus anak laki-laki di depan tuh siapa. "

"Tukang paket nanya alamat mungkin, buk. Biasanya kan gitu. "

"Mana ada tukang paket wangi semerbak kayak kuburan baru, tampilannya aja peke jas udah gitu naik mobil mewah lagi. "

"Orang kaya gabut mungkin. " Bu Nindi sungguh kesal dengan Keela. Mana ada orang kaya gabut jadi tukang paket. "Hih! Kamu liat dulu ke depan sana. "

Keela pun akhirnya pergi ke depan rumah. Sebelumnya ia ingin melihat apakah benar yang dikatakan Bu Nindi. Dari dalam jendela ia melihat laki-laki berperawakan tinggi, tubuh tegap. Sepertinya ia kenal dengan laki-laki ini.

Saat laki-laki itu berbalik menghadap ke rumah panti, mata mereka tak sengaja bertatap. Laki-laki itu itu melambaikan tangan sambil tersenyum seperti orang bodoh saja.

Oh god!! Itu adalah Tuan Muda keluarga Bradipta. Apakah ini akan menjadi sebuah bencana?

"Tuh liat kan, dia kaya. Eh? Kok dadah ke kamu? Kenalkan pasti. " Tuding Bu Nindi sambil menunjuk wajah Keela dengan jari telunjuk. Wajahnya terlihat curiga.

"Gak kenal banget, buk. "

"Yaudah samperin, gih. " Bu Nindi membukakan pintu, mendorong Keela keluar. Syakha melihat itu semakin melebarkan senyuman.

"Bapak gak usah senyum. Senyum bapak mirip joker. "

Bohong!! Senyum Syakha sangat manis, ia sampai meleleh melihatnya.

"Hush. Ngawur kamu, orang anaknya manis gini di bilang joker. "

"Good morning Keela, ibuk. " Keela nampak diam berbeda dengan Bu Nindi yang tidak tahu dengan artinya.

"Hah? Morning. Morning ki opo, ibuk ngertine merning panganan. " Sekarang gantian Syakha yang tidak tahu apa yang dibicarakan Bu Nindi.

"Morning buk. Good Morning tuh bahasa Inggris, bahasa Indonesianya selamat pagi. " Syakha tersenyum kembali mendengar penjelasan keela untuk Bu Nindi.

"Oo. Sugeng enjing, bapak. " Keela rasanya ingin tertawa terbahak-bahak. Wajah kebingungan Syakha sangat lucu baginya.

"Suts artinya apa Keela. " Syakha bertanya sambil berbisik. Sebenarnya bukan bisikan karena Bu Nindi juga mendengar.

"Selamat pagi dalam bahasa Jawa. "

"Ada apa bapak kesini? Tau dari mana saya tinggal disini? " Tanya Keela penasaran. Seingatnya ia tak pernah memberi tahu Syakha alamatnya.

"Saya mau ngajak kamu jalan-jalan. " Alis Keela terangkat sebelah. "Saya be-.... "

"Saya udah ijin bos kamu. " Mata Keela memicing, perkataannya di potong. Dan apa tadi? Mengajak jalan-jalan. Sudah ijin bosnya?

"Pak, saya tuh mau kerja. "

Syakha menghembuskan nafas dalam-dalam. Tinggal satu cara untuk membuat Keela menerima ajakannya.

"Kamu ikut saya. Nanti, saya bayar tiga kali lipat dari gaji kamu. "

Keela tergiur dengan penawaran itu. Tiga kali lipat dan hanya dengan menemani Tuan Muda Bradipta saja bukan. Menimang itu tiba-tiba Bu Nindi langsung saja menyetujui tanpa bertanya pada Keela.

"Iya gapapa mas. Nih, ajak aja Keela. Kembaliin dengan wujud utuh, gak ada lecet-lecet. " Sebenarnya Bu Nindi tahu lelaki di hadapannya ini menyukai Keela. Dari cara bicara dan tatapan mata saat melihat Keela itu sudah menjelaskan semuanya.

Dilihat-lihat ini bukan lelaki yang buruk. Ia nampak mapan, baik dan juga pembawaannya positif.

Semoga saja kalian berjodoh

_____________

Hai~hai~
Selamat malam! Maaf up lama🙏
Karena sekarang libur jadi bakal di usahain up sesering mungkin.

Beri vote + komen sebanyak-banyaknya supaya aku lebih semangat

See you ~~~

MY DUDA: Your MONEY is MY MONEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang