Ch 9.

53 6 0
                                    

Setibanya di rumah besar Tuan Jeon, Yoon Hee langsung berlari masuk ke dalam. Ia benar-benar merasa lelah, ia ingin segera mandi dan beristirahat.

Ia sudah merasa sesak juga sangat benci dengan aroma tubuh serta rambutnya yang pekat dengan asap rokok.

Sementara itu, YoonGi dan Jungkook masih melanjutkan adu mulut di parkiran mobil rumah Tuan Jeon.

"Jangan marah-marah terus, nanti matamu copot, aku yang kaget." Ucap Jungkook lalu berterima kasih pada YoonGi telah mengantarnya pulang.

"Ya, Jeon Jungkook... Asal kau tahu, aku juga tidak setuju dengan perjodohan ini. Tapi kedua orangtua kita memiliki perjanjian bisnis tersendiri. Aku tahu kau terpaksa menikahi adikku, aku hanya berharap kau bersikap baik padanya, dia menyukaimu, asal kau tahu itu. Berani kau sakiti Yoon Hee, aku akan mendatangimu dan menebas lehermu." Celoteh YoonGi panjang lebar dan hanya di balas dengan senyum sinis Jungkook.

"Maaf.. Aku tidak bisa berjanji untuk hal itu, aku juga tidak bisa membalas perasaannya. Kau tahu sendiri kan keadaannya?" Jungkook beranjak masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan YoonGi yang di liputi api yang membara karena emosi menghadapi Jungkook.

 Kau tahu sendiri kan keadaannya?" Jungkook beranjak masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan YoonGi yang di liputi api yang membara karena emosi menghadapi Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"SHYIALAN KAU JEON JUNGKOOK!!!!" YoonGi merasa semakin kesal dengan perjodohan adiknya. Ia semakin tidak bisa menerima kenyataan bahwa adiknya akan menikah minggu depan dengan orang yang sangat ia benci.

YoonGi melajukan mobilnya pulang ke rumah dengan sedikit mengebut, ia bahkan memarkirkan mobilnya sampai berdecit. Ia membuat Ayahnya kebingungan karena ia pulang dengan raut wajah yang begitu kusut.

Dalam hatinya, YoonGi juga menyalahkan Ayahnya atas semua yang terjadi beberapa tahun belakangan ini.

Ayahnya tidak pernah mau terbuka tentang kondisi perusahaan sejak di terpa krisis ekonomi. Ia juga merasa tidak di percaya oleh Ayahnya dalam mengelola perusahaan karena sampai terjadi hal seperti ini pun, ia tidak tahu menahu.

Ia tidak sempat membuat rencana cadangan dan memikirkan jalan keluar untuk menyelamatkan perusahaan dari krisis.

Ia berpikir, semua yang ia lakukan selama ini sudah maksimal, sudah yang seharusnya ia lakukan sebagai penerus.

Kenyataannya, masih banyak hal yang perlu ia tangani, yang belum di serahkan langsung oleh Ayahnya untuk ia kelola.

Malam itu, YoonGi kembali tidak bisa tidur dengan nyenyak. Akhirnya, ia mulai membuka laptopnya dan mulai mencari informasi tentang kondisi perusahaan secara lebih mendalam. 

YoonGi ingin memahami setiap aspek bisnis yang dia terima dari Ayahnya dan mencari tahu apa yang telah terjadi selama ini.

YoonGi merenung dan mulai melakukan riset yang mendalam. Dia menemukan bahwa memang ada masalah besar dalam manajemen keuangan perusahaan yang salah di kelola oleh Ayahnya ketika krisis beberapa tahun yang lalu.

Ia juga terkejut ketika mendapatkan data bahwa sebagaian besar saham perusahaan saat ini, di pegang oleh keluarga Jeon.

"Apa-apaan ini.... Kenapa saham milik Appa beralih ke Tuan Jeon?!" YoonGi tidak habis pikir dengan keputusan Ayahnya.

Setelah meluangkan waktu berjam-jam untuk riset, YoonGi menemukan bahwa Ayahnya, dalam upaya untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan selama krisis tersebut, telah menjual sebagian besar saham perusahaan kepada Tuan Jeon.

Namun, yang membuatnya semakin marah adalah bahwa transaksi tersebut tidak pernah dibahas atau disampaikan kepadanya sebagai penerus.

Esok paginya, dengan kondisi yang kurang tidur, YoonGi menghampiri Ayahnya untuk meminta penjelasan mengenai perusahaan yang sedang ia kelola sebagian.

"Appa.. Aku mau tanya soal ini..." YoonGi meletakkan beberapa lembar kertas di atas meja sambil ikut duduk sarapan dengan Ayahnya.

Tuan Min tampak sedikit terkejut dengan hasil temuan YoonGi dan ia tidak bisa berkata apapun.

"Pada tahun awal perusahaan mengalami krisis, kenapa Appa tidak ada cerita padaku? Saat itu, padahal perusahaan masih bisa di selamatkan dari kebangkrutan. Dana cadangan yang Appa miliki dan yang ku miliki itu cukup untuk memback-up perusahaan. Tapi kenapa Appa langsung berhutang pada Tuan Jeon? Hal ini juga berlangsung sampai tahun ke 3, yang Appa lakukan hanya gali lubang dan tutup lubang." Celoteh YoonGi meminta penjelasan.

Tuan Min mendengarkan dengan ekspresi yang bercampur aduk ketika YoonGi mengungkapkan kekecewaannya. Dia merasa tertegun oleh fakta bahwa putranya telah menemukan semua ini dan merasa bersalah karena tidak pernah berbicara secara terbuka tentang masalah ini sebelumnya.

"YoonGi-ya, Appa tidak tahu harus bagaimana..." Jawab Tuan Min dengan suara yang terdengar terbebani. 

"Ketika krisis itu terjadi, sebenarnya ada masalah yang lainnya. Appa ada salah meletakkan dana investasi dan Appa tidak ingin hal ini sampai mengganggu keuanganmu dan Yoon Hee. Appa tidak ingin melihat kalian menderita. Jadi Appa terpaksa meminta bantuan sahabat Appa, Tuan Jeon." Jelas Ayahnya yang membuat YoonGi masih merasa kesal.

YoonGi melihat ekspresi bercampur aduk antara penyesalan dan keputusasaan di wajah Ayahnya. 

"Appa, aku mengerti bahwa kau mencoba menyelamatkan perusahaan. Tapi kenapa Appa tidak pernah berbicara padaku? Aku adalah penerus perusahaan kan? Aku ingin ikut terlibat dalam mengatasi masalah seperti ini." YoonGi mengutarakan kekecewaannya.

"Mianhae, YoonGi-ya... Appa pikir, kamu belum siap untuk di berikan beban sebesar itu... Hal yang terjadi saat Appa hendak mengalihkan perusahaan padamu itu terlalu berat untuk kau tangani...." Tuan Min merasa sangat menyesal mendengar kata-kata YoonGi.

"Appa, tidak ada kata belum siap, tidak ada kata terlalu berat. Siap atau tidak, nanti semuanya harus aku tangani juga. Tolonglah... Apakah aku masih kurang kompeten untuk menjadi penerus perusahaan?" Tanya YoonGi secara to the point.

"Bukan begitu... Appa senang dengan hasil kerjamu, kau juga pekerja keras. Appa hanya... Haaah, maafkan Appa..." Tuan Min kembali menyesali kesalahannya, ia tidak tega menjelaskan maksud hatinya untuk mendukung YoonGi bermusik dari pada meneruskan perusahaan, maka dari itu, Tuan Min tidak ingin terlalu membebani YoonGi untuk masalah perusahaan.

"Apakah Appa tahu kalau Jungkook sudah punya kekasih? Dia masih menemui kekasihnya itu." Tanya YoonGi lagi membuat Ayahnya terkejut.

Ayahnya bahkan tidak tahu dengan status hubungan Jungkook saat ini. Karena Tuan Jeon juga tidak ada membicarakan hal tersebut. Ia yang mengusulkan perjodohan, sudah pasti kalau Jungkook itu masih single bukan?

"Jungkook sudah punya kekasih. Kalau nanti Yoon Hee tidak bahagia dengan pernikahannya, ini semua salah Appa dan Tuan Jeon. Karena kalian yang sangat bersih keras untuk menjodohkan Yoon Hee dengan Jungkook." Ucap YoonGi lalu ia beranjak pergi ke kantor untuk bekerja.

Tuan Min terkejut mendengar pengakuan YoonGi tentang Jungkook. Dia kembali merasa bersalah karena tidak mengetahui fakta tersebut sebelumnya, dan dia mulai menyadari bahwa situasinya semakin rumit.

Setelah YoonGi pergi ke kantor, Tuan Min duduk sendirian dalam pemikiran yang dalam. Dia merenung tentang bagaimana cara mengatasi masalah ini tanpa merusak hubungan dengan keluarga Jeon dan sahabatnya itu.

Chasing Love In Shadow - Fanfiction | Jungkook x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang