Bab 30

1.6K 92 7
                                    

Kedua mata Rasella mengerjap. Ia menatap sekeliling. Ternyata dirinya tertidur setelah menangisi Liam, dan mungkin saja Jeff memindahkannya ke mansion. Mengingat Liam, Rasella menjadi sendu, lalu ia menghela nafasnya.

Dirinya menapakkan kakinya ke lantai dan melangkah membuka pintu balkon, ingin menghirup udara segar setelah hujan. Namun, bukannya kesegaran yang Rasella rasakan, melainkan kegundahan.

Rasella melihat suaminya sedang berpelukan dengan Yura dibawah sana. Sakit? Tentu saja. Baru saja dia ingin menetralkan suasana hatinya, kini malah dibuat panas dingin karena kesal.

Ingin sekali Rasella melabrak wanita penggoda di bawah sana, namun sepertinya Rasella tidak bisa karena mengingat wanita penggoda itu adalah tunangan suaminya. Aneh memang, tapi itu kenyataannya.

Ketika Rasella hendak membalikkan tubuhnya, tiba-tiba saja kedua matanya bertabrakan dengan mata Jeff. Mereka beberapa detik saling memandang, lalu Rasella terlebih dahulu memutuskan pandangannya. Tak ingin terlalu berlarut-larut dalam kepedihan yang dia rasakan.

Hati merana, jiwa yang tak tenang, pikiran yang berkelana membayangkan apa yang harus ia lakukan setelah ini. Bayang-bayang Jeff terus berseliweran dikepalanya, perhatiannya, cintanya, dan sikap melupakannya.

Orang-orang pernah mengatakan, setelah hujan pasti ada pelangi. Namun, kenapa Rasella tidak merasakan pelangi itu. Dia hanya merasakan setelah hujan, badai yang tiba.

Ditengah kekalutannya, dari luar tampak Fero menghampirinya, mengatakan jika Jeff sudah menunggunya di meja makan. Mulanya dia tidak ingin mendatangi ajakan itu, namun Fero mengatakan hal tak terduga padanya.

"Jangan menyerah nyonya, tunggulah sebentar lagi."

Ucapan itu seakan menyadarkannya dari badai yang ingin menerjang dinding pertahanannya. Dia percaya, apa yang dikatakan Fero adalah sesuatu yang baik untuk hubungannya.

"Ayo semangat Sell," lirinya menyemangati diri.

Langkah penuh percaya diri itu akhirnya bangkit juga. Dia menatap dua insan yang sedang kasmaran itu di meja makan. Tidak, bukan kasmaran yang dia lihat, melainkan adegan menjijikan yang dilakukan si wanita penggoda.

Oh ayolah, siapa yang tidak merasa jijik ketika melihat seorang wanita mencoba menggoda suami beristri. Lalat saja enggan menyentuhnya.

Seolah tahu Rasella tak nyaman dengan sikap tunangannya ini, Jeff pun menyentak keras tangan tak tahu diri itu dari lengannya. Andai saja drama ini berakhir, Jeff akan membawa Rasella pergi dari sini dan memusnahkan wanita penggoda itu.

"Kau ini kenapa sayang? Selalu menghindar kalo kusentuh. Tadi kupeluk kau menghindar, dan sekarang kugandeng kau hempas pula. Aku kan tunangan mu!" ucap tak terima Yura merasa sikap Jeff sama sekali tak berubah padanya.

Pengakuan Yura menggelitik perut Rasella. Dia bahkan menahan tawanya di wajah datarnya itu. Ternyata yang dia lihat di balkon tadi, tidak seperti dugaannya. Matanya pun melirik Jeff yang kini tengah menatapnya juga.

Tanda tanya terpampang di kepalanya kala melihat tatapan berbeda dari Jeff.

'Oh God, sweetie.... Rasanya ingin sekali aku membawamu dari sini dan mengurungmu. Kau sangat cantik dengan senyum itu,' batin Jeff memandang lamat wajah semanis buah persik di depannya.

Sedatar apapun ekspresi Rasella, Jeff akan tetap bisa melihat guratan senyumnya. Ingat, hanya Jeff yang bisa melihatnya.

Apa itu kelebihannya? Entahlah, anggap saja Jeff memang pemilik hati Rasella.

"Jeff!! Jangan mengabaikan ku... Aku akan menangis kalo kamu mengabaikanku." gertak Yura tak terima.

"Makan, jangan berisik!" sentak Jeff menatap tajam Yura.

My Enemy Secret {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang