Bab 35

1.3K 74 6
                                    

Tiba di mansion, Jeff menggendong Rasella dan membawanya ke dalam kamar. Tepat menurunkan Rasella ke tempat tidur, ponselnya tiba-tiba berdering.

Dia terlebih dahulu meminta maid untuk menggantikan pakaian Rasella yang sudah setengah mengering.

"Ada apa?" tanya Jeff.

"Tuan, saya sudah membuat berbagai cara untuk membuka mulutnya. Tapi, dia tidak mau membuka mulutnya dan memberitahu obat penawar itu." jawab Fero di balik telpon.

"SH*T!" Jeff menggeram dengan tangan mengepal kuat menekan tembok sekuat tenaga.

"Aku —"

Belum sempat Jeff melanjutkan ucapannya, tiba-tiba saja maid yang melayani Rasella tergesa-gesa menghampirinya dengan wajah paniknya.

"Tu-tuan, nyonya demam tinggi,"

Jeff membulatkan matanya, "Aku akan hubungi nanti," ujar Jeff mematikan ponselnya lalu menghampiri Rasella yang tengah terbaring pucat.

Telapaknya menyentuh kening Rasella. Rasa panas itu menjalar di telapak tangannya, sehingga membuat dirinya kalang kabut memanggil dokter. Sampai dia tidak menyadari, baju basahnya kini sudah mengering seutuhnya.

"Bagaimana dok?" tanya Jeff setelah dokter itu memeriksa Rasella.

"Nyonya demam dan — aku tidak mengerti kenapa denyut jantungnya berdetak aneh."

"Aneh?"

"Ya detak jantungnya, sebentar cepat dan sebentar lambat."

"Apa mungkin karena racun itu?" gumam Jeff yang tampak berfikir.

"Racun?" beo dokter itu yang tak sengaja mendengar gumaman Jeff.

Jeff mengangguk, menjelaskan racun yang ada di tubuh Rasella. Bisa Jeff lihat, dokter itu tampak tertegun mendengarnya. Kernyitan di dahinya pun tampak sangat jelas, seolah tak menyangka dengan apa yang di dengarnya.

"Racun itu tergolong sangat langka dan masih tahap penelitian kami. Tapi, saya berikan obat penenang dan pereda nyeri pada nyonya agar bisa mengontrol rasa sakitnya."

Jeff menerima beberapa obat dari sang dokter. Setelah dokter itu pergi, Jeff menghampiri Rasella. Tangannya menyentuh wajah pucatnya, bibir yang terlihat kaku ia kecup, dan tubuhnya ia baringkan di samping Rasella.

"Sweetie, bertahanlah. Jangan membuatku takut. Kamu tidak akan pergi, aku berjanji akan mendapatkan penawar itu secepatnya." lirihnya memeluk erat Rasella.


...........


Pagi hari menjelang, sinar matahari menyusup masuk melalui celah-celah jendela, angin semilir menggiring gorden berayun ke sana ke mari bak seorang penari.

Rasella membuka matanya. Dia tersentak saat wajah Jeff tepat di depannya. Senyumnya mengulas memenuhi sudut bibir.

Tangannya dengan nakal menyentuh lekukan wajah tampan suaminya, yang entah kapan kini menjadi dambaannya setiap saat.

Kecupan kecil dia layangkan pada bibir penuh nan sexi milik Jeff, "Aku tau kamu sudah bangun," bisik Rasella.

Jeff tidak bisa menahan senyumnya, "Kau memang Rasella yang kucintai," ucap seraknya membalas kecupan Rasella lalu memeluknya erat.

"Sayang, aku sesak,"

"Kamu — mengatakan sesuatu sweetie?" ucap Jeff menatap lamatnya.

"Aku sesak,"

"Bukan itu, sebelumnya."

"Sayang?"

Senyumnya kian mengembang, sesuatu menggelitik hatinya kala mendengar lontaran yang di layangkan Rasella.

Pagi yang cerah menyambut harinya dengan baik. Bak bunga bermekaran di musim semi, suasana itu sangat cocok untuk suasana pagi Jeff.

"Ulangi," pinta Jeff memeluk pinggang Rasella.

"Sayang,"

"Lagi,"

"Sayang,"

"Lagi,"

"Sayang ...."

"Aku sangat bahagia sweetie. Sangat-sangat bahagia. Terima kasih sweetie, sudah menyambut hariku dengan indah." ucap Jeff.

"Terima kasih juga, sudah menungguku." Rasella membalas pelukan Jeff.

'Aku akan membangun kenangan indah itu mulai hari ini Jeff. Aku berjanji, setiap jengkal sisa waktuku, aku akan penuhi dengan senyummu.' batin Rasella.

Siapa pun yang mendengar Rasella menyebut Jeff seromantis itu, pasti tidak akan percaya. Rasella yang dulu telah lenyap dalam sekejap setelah cinta itu datang.

Seperti janji Rasella pada dirinya sendiri, dia perlahan membangun kenangan indah bersama Jeff. Memperlakukan Jeff dengan sangat manis.

Membangunkan Jeff setiap pagi dengan kelembutan, membuat sarapan walau Jeff terus melarangnya, dan hal-hal lainnya yang Rasella lakukan pada Jeff sehingga membuat suaminya itu merasakan keindahan tiada tara.

"Sayang, aku mau ke pantai," ucap Rasella seraya menyuapi sandwich di tangannya pada Jeff.

"No sweetie, kesehatan kamu tidak memungkinkan kita pergi ke sana. Dan aku juga harus menyelesaikan semua ini supaya wanita itu segera memberikan penawarnya," tutur Jeff.

"Bagaimana kalau kita ke sana bersama? Tapi ... Setelah kita mengunjungi pantai," tawarnya, berharap Jeff menyetujui permintaan.

Dia telah mencari informasi di internet, bahwa pantai adalah tempat yang tepat untuk membangun keromantisan, dan Rasella memilihnya untuk itu.

"Sweetie, itu berbahaya. Aku takut, kamu kenapa-kenapa,"

Rasella mengelus lembut pipi Jeff, "Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja. Ada hal yang ingin kupastikan dengan Briana. Kumohon, tolong kabuli permintaanku sayang ..."

Jeff menghela nafasnya, lalu berucap, "Oke, tapi ulangi ucapanmu. Aku ingin kamu mengucapkannya dengan tersenyum," pinta Jeff menaik turunkan alisnya, menggoda istri kecilnya.

Tidak ingin Jeff berubah pikiran, Rasella mengikuti permintaannya.
.
.
.
.
.
.

To Be Continue

*Ciee yang senyum-senyum sendiri liat Rasella bucin ಡ⁠ ͜⁠ ⁠ʖ⁠ ⁠ಡ

My Enemy Secret {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang