(END) Jenderal berikutnya (Np)

73

Membaca di jilid 73

Membaca di jilid 73

Bab sebelumnya

Daftar isi

menutupi

Lanjut membaca

 [Tambah bookmark] 

Dia sangat ketakutan sehingga dia segera meronta karena dia tidak ingin disetubuhi di depan banyak orang.

Sayang sekali Zongyu ingin melakukannya, dia melingkarkan satu tangan di pinggang bawah Lin Tiantian dan mengulurkan satu tangan dari ujung bajunya, menyentuh kulit halusnya.

Tangan Lin Tiantian menekan dadanya, namun tidak bisa digerakkan sama sekali, malah membangkitkan nafsu binatang pria tersebut.

Zong Yu mencicipi bibir dan lidah manis wanita itu, dan mengusap kedua payudara montok wanita itu, dan api jahat di hatinya semakin kuat.

Melihat dia hendak melepas bajunya, Lin Tiantian menggigit bibir bawahnya dengan marah.

Pada saat ini, ketegangan di benak pria itu tersentak. Dia mendorong Lin Tiantian ke sofa dengan backhandnya. Terlepas dari dua serigala lapar yang mengawasi di sebelahnya, dia melepas semua pakaian wanita itu dengan satu tangan, memperlihatkan tubuh halusnya. .Sepenuhnya terkena udara.

Yuanye memandang wanita yang berjuang di bawah tekanan pria kuat itu, menelan ludahnya, dan matanya bersinar hijau.

Dia sudah lama berpantang, dan selangkangannya bengkak hingga terasa sakit.

Setelah lama memperhatikan, hingga tubuh bagian bawah Lin Tiantian dibanjiri cairan vagina dan dia menyipitkan matanya dan berhenti meronta, Yuan Ye melepas pakaiannya dan ikut bergabung.

Di atas sofa besar, seorang wanita i dibentangkan oleh seorang pria kekar, kakinya yang ramping dan lurus terbentang lebar, memperlihatkan v4ginanya yang terus menerus meneteskan air.

Jari-jari laki-laki yang tebal dan panjang itu masuk dan keluar dari lubang bunga yang meluap. Setiap kali dia mencabut, akan keluar aliran air mani. Ada kapalan tipis di jari-jarinya. Laki-laki itu menggoda bolak-balik di dalam lubang bunga. kapalan digosokkan pada daging lembut di lubang bunga dan memunculkan perasaan mati rasa dan merangsang yang menyegarkan.

Wanita itu ingin berteriak sekeras-kerasnya, namun dengan batang tebal dan keras di mulutnya, dia hanya bisa mengerang.

Lin Tiantian meletakkan tangannya di belakang punggungnya, mengangkat tubuh bagian atas, dan memiringkan kepalanya untuk menahan ayam berurat di mulutnya.

Lidahnya yang kecil dan lentur menjilat setiap inci penis pria itu dengan nikmat, matanya yang cerah kabur, dan otaknya sudah dipenuhi nafsu.

Lin Tiantian tidak tahu apa yang salah dengan dirinya. Tubuhnya sepertinya menjadi sangat sensitif.