Chapter 1

15.1K 714 52
                                    

~Selamat Membacaaa~

"Selamat pagi Abba kuuu sayang kuuu cinta ketiga kuuu... mmmuuaaah"

Gibran terkekeh mendengar lagu yang sering Aca nyanyikan disetiap pagi, dan rutinitas gadis ceria itu yang selalu mengecup pipinya lalu bergantian pada Ayla sambil bermanja-manja.

"Tuan Putri tidur dengan nyenyak malam ini, hemm?" Tanya Gibran sangat lembut dan berwibawa.

"Aduuuuh Umma... Aca meleleh denger suara Abba"

"Gak usah jadi pelakor lo" Arshaka muncul di balik undakan tangga, sambil menyampirkan tas nya pada bahu.

"Ish mulut nyaaa dia Abbaaaaa..." Histeris Aca menunjuk Arshaka dengan mata yang mendelik tajam.

"Udah-udah, pagi-pagi kok udah ribut aja" Ucap Ayla menghentikan keributan kecil yang selalu dilakukan oleh dua buah hatinya.

"Pagi Umma cantik" Arshaka mengecup pipi Ayla dengan mata yang menatap Gibran meledek.

"Gak boleh gitu loh Bang sama Abba. Kasian Abba ku iri dengki sama kelakuan mu"

"Gak ada kosa kata lain gitu Ca selain iri dengki?" Tanya Arshaka heran.

"Abba... Abba tau gak kalo Bang Zayn mau lamar Aca" Dengan antusias Aca duduk di samping Abba nya dan tak menghiraukan ucapan Abang nya barusan.

Arshaka dan Ayla terkekeh ketika melihat Aca yang akan memulai cerita paginya pada Gibran. Semalam dia tidur setelah isya dan tidak sempat bertemu Abba nya untuk bercerita. Rutinitasnya setiap hari adalah memberikan seluruh tumpahan cerita nya yang melumer pada Abba nya. Abba nya itu selalu mendengarkan kesehariannya, dan memberikan nasihat bijak jika sekiranya ada kesalahan yang Aca lakukan.

"Abba udah denger ceritanya dari Umma cantik. Lain kali jangan seperti itu yah sama laki-laki. Aca harus bisa menjaga pandangan" Tutur kata yang lembut, tidak memarahi namun tersirat kebijakan dari setiap katanya mampu membuat Aca melebarkan senyumannya.

"Aca selalu jaga pandangan Abba! Nih pake tangannya Bang Caka. Abang selalu nutupin mata sama talinga Aca" Aca mengambil tangan Arshaka untuk dia praktikan pada Abba nya bagaimana sang Abang yang selalu menutupi mata dan telinga nya.

"Pake tangan Aca sendiri dong, gimana nanti kalo Aca gak lagi sama Bang Shaka?"

"Mana ada Abba! Aca itu udah kaya cicak, nempelin Abang terus" Koreksi Arshaka yang langsung dibalas anggukan mantap oleh Anatasya.

"Betul itu Abba! Dimana ada Bang Caka disitu ada Anatasya yang cantik jelita. Betul kan Umma?"

Ayla mengelus pucuk kepala Aca dengan sayang. Lalu memberikan kecupan singkat didahi putrinya.

"Anak Umma lebih dari kata cantik" Ucap Ayla membuat Aca berlaga malu-malu meong.

"UMMA"

"SAYANG"

Lagi Ayla terkekeh ketika dua bayi nya merajuk karena dirinya yang hanya mencium Aca. Aca memutar bola matanya malas ketika dua laki-laki gagah berhati doraemon itu merasa iri dengan dirinya.

"Abba Abba... Aca mau izin buka puasa di pesantren boleh?" Izin Aca karena memang hari ini mereka semua sedang menjalankan rutinitas sunah mereka disetiap hari senin dan kamis untuk berpuasa.

"Sama Abang Shaka juga?" Tanya Gibran pada Arshaka.

"Iya Abba. Abang sama Aca minggu kemarin udah janji sama Nenek mau buka puasa disana"

"Yasudah kita buka puasa disana aja semuanya" Ucap Gibran.

"BENERAN ABBA? KITA NGINEP DONG?"

"Iya sayang" Balas Gibran lembut.

Klandestin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang