~Selamat Membacaaa~
"Dokter Tesa" Panggil Gibran saat mereka sudah sampai di lokasi yang Doker Tesa berikan.
"Dimana Aca!!" Tuntut Ayla yang tadi sempat memaksa ingin ikut.
"Tenang. Tolong jangan gegabah. Didalam sana banyak anak buah Zayn yang sedang berjaga. Saya mohon percayakan ini pada polisi" Ucap Dokter Tesa sambil menunjuk gedung tua milik Zayn yang berjarak 100 meter dari posisinya.
Gibran mengangguk setuju. Selama polisi mulai mengamankan situasi dan bergerak lebih dulu, Dokter Tesa mendekati Gibran dan Ayla lalu bersujud.
"Dokter ada apa ini?" Tanya Gibran bingung.
"Maaf Pak Gibran... m-maaf. S-saya sangat berdosa pada kalian semua. S-selama ini saya sudah membohongi kalian dengan diagnosa palsu pada Aca"
Mereka semua dibuat terkejut mendengar pengakuan Dokter Tesa. Terlebih Ayla yang menangis sesak saat Dokter Tesa menjelaskan semua perjanjian nya dengan Zayn. Bahkan Arshaka sendiri sudah mengepalkan tangannya kuat-kuat menahan gejolak emosi yang menyelimuti hatinya.
"DOKTER TESA!" Bentak Ayla tidak sanggup menahan amarahnya lagi.
"Bukankah kamu juga seorang Ibu? Lalu bagaimana bisa kamu tega membohongi gadis remaja lugu itu selama 2 tahun. 2 TAHUN KAMU MEMBOHONGI KITA SEMUA DENGAN DIAGNOSA PALSU ITU!" Teriak Ayla menarik lengan Dokter Tesa agar berdiri dihadapanya.
"S-saya minta maaf Bu. S-saya benar-benar membutuhkan uang itu..."
"CUKUP! Saya tidak sudi mendengarkan apapun alasan yang keluar dari mulut kotor mu itu. 2 tahun Dokter! 2 tahun kami mempercayai kamu. Beranggapan bahwa selama ini putri kami sakit, MENDERITA! Tidak kah kamu tau selama ini remaja lugu itu beranggapan dirinya gila? Beranggapan rindu yang selama ini dia pendam pada orang tuanya itu menyiksa? Setiap malam dia menangis sendiri, menekan batin dan cerita yang selama ini dia anggap sebagai halusinasi. Remaja yang kamu bohongi itu sudah menderita sejak Ayah nya meninggal Dokter. Bahagianya sudah direnggut sejak dia berumur 13 tahun, dan kamu DENGAN TEGANYA IKUT MENGGORESKAN LUKA DALAM CERITA HIDUPNYA!" Satu tamparan Ayla berikan pada pipi kanan Dokter Tesa dengan nafas yang memburu.
"Maaf Bu... m-maaf" Lirih Dokter Tesa tidak melawan.
"Maaf? Apa dengan maaf kamu bisa mengembalikan putri kecil saya yang selalu ceria? Apa dengan maaf kamu bisa mengembalikan 2 tahun masa remaja putri saya yang seharusnya dihiasi dengan keceriaan? APA DENGAN MAAF, KAMU BISA MEMBUAT PUTRI SAYA BERHENTI MENYALAHKAN SEMESTA? BAHKAN DIA SUDAH TIDAK BISA MEMBEDAKAN MANA HALUSINASI DAN DUNIA NYATA!"
"Sayang sudah cukup..."
"TIDAK MAS! Aca putriku! Ibu mana yang rela memaafkan manusia iblis seperti mereka? Yang tega membuat putri kesayangan ku menderita selama 2 tahun ini? Aku menyaksikan penderitaan Aca selama 2 tahun ini Mas! Aku menyaksikan tangisan pilu, tuntutan nya pada semesta yang dia anggap tidak pernah berlaku adil, kemarahan pada dirinya sendiri karena beranggapan rindunya pada Ghifar dan Aila menyusahkan semua orang, AKU MENYAKSIKAN ITU SEMUA SELAMA 2 TAHUN MAS! 2 TAHUN!"
"Bu Ayla.. tolong, saya... saya minta maaf untuk keponakan..."
"DIA PUTRIKU! AKU YANG MEMBERIKAN DIA KASIH SAYANG SEPENUH HATI SETIAP HARI! KU TEKANKAN SEKALI LAGI, D.I.A P.U.T.R.I.K.U! REMAJA YANG KAU BOHONGI ITU PUTRIKU!" Potong Ayla dengan cepat.
"Umma..."
"Diam Arshaka! Jangan hentikan kemarahan seorang Ibu atas ketidakadilan yang mereka buat. Aku merasakan bagaimana sakitnya Aila jika tau putri yang kami besarkan dengan sepenuh hati, disakiti dengan begitu hebatnya oleh manusia yang tidak layak disebut sebagai manusia" Ucap Ayla dengan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin
General FictionSequel 2G (Bisa dibaca terpisah!!) "Ini dunia gue" "Damn" Suara berat Arshaka terdengar mengerikan ditelinga perempuan itu. "Nakal ternyata, mau gue halalin hemm?" Ucap Arshaka tersenyum smirk. "Ikut pulang kerumah gue" "APA!" Perempuan itu terkejut...