~Selamat Membacaaa~
Naufal. Laki-laki blasteran berperawakan tinggi itu sedang berjalan menuju kelasnya dengan nafas yang memburu kesal. Dia masih memakai baju basket bahkan keringat masih bercucuran dipelipis dan dahinya. Tapi itu semua malah menambah kesan tampan pada laki-laki itu. Terbukti kini banyak siswi yang memandang kearah dirinya dengan tatapan kagum. Namun yang namanya Naufal hanya cuek bebek saja karena saat ini dirinya sedang mencari seseorang penyebab dirinya marah dan kesal seperti ini.
"ACAAAA CERIII" Teriak Naufal diambang pintu kelasnya.
"Astagfirullah" Gumam Aca terkejut yang sedang menggambar dibuku tulisnya.
"Suara lo mon**t!" Kesal Zeline melempar Naufal dengan penghapus miliknya namun berhasil laki-laki itu tepis.
"Lo semua diem. Gak usah ganggu urusan rumah tangga gue" Peringat Naufal langsung saat melihat para sahabat Aca hendak mencegahnya.
"Lo apaansih! Gara-gara suara lo gambar gue kecoret nih!" Pekik Aca kesal menunjukan buku gambarnya pada Naufal.
"Ck! Itu kita bahas nanti Ca. Masih ada yang lebih penting dari itu" Balas Naufal tak kalah santai.
"Apa?"
"Enak ya lo adem-ademan disini ngegambar ria santai tanpa beban?" Tanya Naufal dengan mimik wajah kesal.
"Menurut lo? Emang apa lagi yang harus gue kerjain di jam kosong kaya gini?" Balas Aca bertanya denga santai.
"CA!"
"APASI NOPAL!" Kesal Aca membalas teriakan laki-laki itu.
"Gue dilapangan panas-panasan tanding basket lawan anak kelas sebelah, berharap ada lo yang dateng dan support gue. TAPI LO MALAH GAK WUJUDIN KHAYALAN GUE" Pekik Naufal mencak-mencak sendiri membuat teman sekelasnya memandang malas.
"Ya mana gue tau lo punya khayalan kaya gitu" Ucap Aca mendengus kesal. Kesal karena Naufal yang tiba-tiba datang dan marah-marah tidak jelas, hanya karena dia yang tidak mewujudkan khayalan laki-laki itu.
"Ya lo mandiri kek, gak perlu gue suruh dan kasih kode terus. Lo harunya peka!"
"Lo pikir gue cenayang! Lagian pasti banyak yang nonton dan support lo, apalagi cewek" Sahut Aca memutar bola matanya malas.
"Lo cemburu Ca?" Tanya Naufal yang kini merubah raut wajah nya 180 derajat berbinar.
"Apasih lo gak jelas banget"
"Gue tau kok Ca kode cewek, kalo jawab kaya gitu berarti iya" Ucap Naufal yang kegirangan.
"Halu aja terus hidup lo" Ryan dibelakang mengejek laki-laki itu dengan wajah tengil andalanya.
"Bacot lo. Urus aja kucing lo sebelum gue qurbanin" Balas Naufal membuat Ryan melototkan matanya.
"Lo tau apa itu qurban?" Tanya Zaidan membuat para sahabat nya memalingkan wajah malas.
"Tau lah. Gue lagi belajar tentang agama kalian buat masa depan gue sama Aca, biar gak bertubrukan nantinya" Balas Naufal antusias.
"Sayang nya di agama gue dilarang menikah dengan yang beda agama Fal. Sabar yah" Ucap Zaidan dramatis namun ujung nya malah meledek.
"Setan emang lo pada" Balas Naufal sudah sangat esmosi.
"Fal"
Naufal dan yang lainnya mengalihkan tatapan mereka kepojok kelas. Disana Sean balas menatap mereka dengan datar, karena memang yang memanggil Naufal barusan adalah dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin
General FictionSequel 2G (Bisa dibaca terpisah!!) "Ini dunia gue" "Damn" Suara berat Arshaka terdengar mengerikan ditelinga perempuan itu. "Nakal ternyata, mau gue halalin hemm?" Ucap Arshaka tersenyum smirk. "Ikut pulang kerumah gue" "APA!" Perempuan itu terkejut...