"Hari ini aku mendo'akanmu, dan mungkin suatu hari nanti aku akan berdo'a bersama mu"
Muhammad Arshaka Faaiz Abiyan~Selamat Membacaaa~
"Caaaaa Acaaaaaa"
"MULUT SILUMAN LO KAGA USAH MANGGIIl-MANGGIL NAMA INDAH GUE!" Teriak Aca sambil melempar penghapus pensil pada Naufal.
"Lo di panggil Zaidan!" Sentak Naufal kesal.
"Oh maap" Cuek Aca dengan tampang tidak berdosanya.
"Gitu doang Ca?"
"Ya terus lo maunya apa?"
"Ya apa kek makasih sayang kek, thank you honey kek, atau cium gue kek kalo... aw sakit Ca!"
"Lo lanjutin omongan lo, lo bener-bener gue santet yah Pal!" Potong Aca langsung dengan kembali melempar Naufal dengan penghapus milik Zeline.
"Penghapus gue Ca" Ucap Zeline malas.
"Zeline gak usah belaga susah. Tinggal beli lagi susah amat"
"Mubazir Ca" Balas Zeline masih dengan muka malas nya.
"Ini yang keristen lo apa Zeline sih Ca?" Canda Naufal yang dibalas tatapan tajam oleh Aca.
"Diem lo gausah bertingkah!"
"Aca mau samperin Zaidan dulu yah Zel" Teriak Aca berlari keluar kelas untuk memenuhi panggilan Zaidan.
"Bodo amat" Kesal Zeline memungut kembali penghapus nya. Dia tidak ikut ke kantin karena mood nya sedang tidak baik, dan hanya menitip makanan saja pada Elvano.
"CAAAAA GUE IKUT!"
"SELANGKAH LO IKUTIN GUE, GUE ANCURIN BAPAK LO!"
"Ck! Jahat amat sih Ca ancamannya Bapak. Kan bisa kualat gue gak dikasih restu kalo lebih milih lo ketimbang Bapak" Gumam Naufal mengurungkan niat nya untuk mengejar Aca.
"Acaaaaaaaaaaaa woy lo harus ikutan!" Teriak Zaidan di kantin sambil melambaikan tangannya, membuat beberapa perhatian siswa/i teralihkan.
"Bukan temen gue sumpah" Keluh Elvano menutup wajah nya dengan satu tangan sambil menunduk lesu.
"IKUTAN APAAAA????" Aca dengan antusias menghampiri Zaidan dan Ryan yang sedang berada di kantin.
"Si Ryan nemu maenan baru Ca. Namanya ludo"
Aca menghentikan langkah nya tiba-tiba "Ludo?"
"IYA CA LUDO LO HARUS IKUTAN!"
"LUDO? Zai panggil Aca buat sebuah ludo doang?" Tanya Aca dengan esmosi nya yang siap meledak.
"Ya emang lo ngiranya apa?" Bingung Zaidan.
"Ya apa kek! Zai traktir Aca kek, kasih Aca makanan atau hadiah kek, atau apa gitu yang bikin Aca seneng. Sup....."
Mulut Maa Syaa Allah Aca dibekap oleh Arshaka. Adik mya ini berbicara dengan panjang lebar sangat tidak tahu tempat sekali.
"Abang kenapa sih!" Kesal Aca.
"Gausah marah-marah, Zai mau traktir Aca"
"Beneran?" Tanya Aca berbinar.
"Hah?" Bingung Zaidan.
"Iyakan Zai?" Tanya Arshaka dengan mata yang sudah menatap dirinya tajam.
"I-iya Ca iya gue mau traktir lo. Lo pesen apa aja dah terserah gih" Ucapnya menggaruk tengkuk tak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin
General FictionSequel 2G (Bisa dibaca terpisah!!) "Ini dunia gue" "Damn" Suara berat Arshaka terdengar mengerikan ditelinga perempuan itu. "Nakal ternyata, mau gue halalin hemm?" Ucap Arshaka tersenyum smirk. "Ikut pulang kerumah gue" "APA!" Perempuan itu terkejut...