Chapter 2

10.2K 652 100
                                    

~Selamat Membacaaa~



   Sore harinya sesuai dengan apa yang sudah Aca dan Shaka rencanakan, saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju pondok pesantren untuk melakukan buka bersama dengan Kakek, Nenek dan Onty mereka yang saat ini juga sedang berkunjung ke pesantren.

   Aca dan Shaka sampai lebih cepat, karena mereka berdua menggunakan motor milik Shaka dibandingkan dengan Abba dan Umma mereka yang menggunakan mobil. Itu semua karena permintaan Aca yang memaksa Shaka untuk menggunakan motor karena dirinya yang ingin menikmati angin sore.

   "Ih Kakek sama Nenek udah nungguin Aca aja tuh di teras" Girang Aca yang langsung menuruni motor milik Shaka dan berlari menghampiri Arkan & Isfa yang merupakan Kakek dan Nenek mereka.

   "ASSALAMU'ALAI.... ADUH"

   Salam yang akan Aca ucapkan menggantung diudara karena gadis itu tersandung gamis nya sendiri dan terjungkal, terpental, dan tersungkur dengan sangat tidak estetik. Gadis itu menghembuskan nafasnya kasar karena bukan sekali dua kali tragedi ini terjadi. Dari dulu zaman dia yang masih berjalan seperti robot sampai sekarang dirinya yang sudah bisa lari maraton, sifat ceroboh nya itu tidak pernah hilang dan selalu melekat dalam dirinya.

   "Acaaa sayang" Isfa hendak mendekati sang cucu namun Arkan menahan dirinya sambil terkekeh, dan menunjuk Aca dengan dagu yang dia angkat.

   "I'ts ok i'ts ok Nek, Aca gapapa" Teriak Aca sambil mengangkat tangan dan jarinya membentuk huruf O, namun dirinya tak kunjung bangun dari acara jatuhnya itu.

   "Ck! Kebiasaan banget itu bocah" Gumam Shaka mendekati Aca.

   "Perlu bantuan Nona?" Tanya Shaka terkekeh.

   "Baaaaaang" Rengek Aca dengan wajah yang memelas.

   Arshaka tergelak melihat wajah mengenaskan dari adik sepupunya ini. Dia menarik tangan Aca untuk kembali berdiri dan memapah perempuan itu karena kaki nya yang sedikit membiru.

   "ACAAAA" Gibran turun dari mobil dan berlari menghampiri anak gadisnya dengan wajah panik.

   "Aca kenapa Bang?"

   "Biasa Abba tersungkur, terpental, terjungkal dengan ugal-ugalan" Jawab Shaka yang langsung mendapatkan cubitan maut dari Aca.

   "Hehe maaf Abba ku sayang ku, Aca gak sengaja tadi kesenengan mau ketemu Kakek sama Nenek makanya lari" Aca memberikan puppy eyes andalannya pada Gibran.

   "Udah-udah ayo Shaka bawa Aca masuk biar Umma obati lukanya" Ucap Ayla menghentikan obrolan mereka.

   Arshaka menurut dan kembali melanjutkan langkah nya dengan Aca. Sedangkan Gibran sendiri menatap dari arah belakang dengan wajah yang masih khawatir.

   "Gapapa Mas, Aca kan strong. Ini bukan yang pertama dia seperti itu" Ayla berusaha untuk menenangkan suaminya.

   "Aku khawatir sayang. Aca selalu ceroboh, gimana bisa dia jaga diri dia sendiri?"

   "Sssttt jangan begitu. Aca itu sangat aktif, ceria, dan bisa mengekpresikan keadaan apapun yang dia rasakan. Kamu bisa lihat mereka berdua? Dimana ada Aca yang terluka disitu ada Shaka yang selalu menemani"

Klandestin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang