~Selamat Membacaaa~
TUJUH TAHUN KEMUDIAN
"Onty ih au ecklim duluuuuuu" Pekik seorang gadis berusia 2 tahun sambil melipat kedua tangannya didepan dada dengan pipi yang dia kembungkan lucu.
Perempuan dewasa yang kerap dipanggil Onty itu terkekeh ringan. Merasa lucu dengan tingkah keponakan nya yang selalu menggemaskan. Dia berjongkok untuk menyamakan tingginya. Lalu mencubit pelan pipi yang mengembung seperti ikan buntal itu.
"Tadi janjinya ke Bunda apa, hemm?" Tanya nya tersenyum teduh.
"Boyeh beli ecklim kalo dah temu Nda" Jawabnya dengan mata yang mengerjap lucu.
"Terus sekarang kita udah ketemu sama Bunda belum?" Gadis itu menjawab dengan menggelengkan kepalanya.
"Berarti...?"
"Temu Nda dulu" Jawabnya begitu lugu.
"Pinter"
Bukanya menjawab, gadis itu malah mengerjap lucu. Memandang kearah belakang Onty nya dengan alis yang mengerut bingung.
"Doktel itu capa Onty?" Tunjuk gadis itu kearah belakang Onty nya.
Melihat arah pandang keponakannya, perempuan dewasa itu pun mengalihkan pendanganya kebelakang. Pandanganya jatuh pada sosok laki-laki yang memakai snelli putih sedang menatap kearah dirinya dengan tatapan penuh kerinduan. Mereka sama-sama diam. Atmosfer disekeliling mereka semakin mencekam. Mereka seakan-akan membutuhkan oksigen yang banyak untuk menghirup kembali udara yang sulit untuk mereka hembuskan. Dada mereka sama-sama bergemuruh. Dalam hati mereka seakan ada suatu hal yang sangat menggebu ingin segera keluar. Mata mereka bertemu setelah 7 tahun keduanya tidak saling menyapa atau bahkan melihat satu sama lain.
"A-aca?" Gumam laki-laki itu yang terbaca dengan gerakan bibirnya.
"N-nopal?"
Kabut mendung memenuhi mata Anatasya yang menatap mata sayu laki-laki itu. Mendengar namanya disebut, detik itu juga Naufal merasa satu tikaman terkuat menghantam dadanya. Leher Naufal rasanya tercekat. Mulutnya kering dan jakunnya naik turun seperti hendak berucap namun begitu sulit.
"Onty ayooo beli ecklim"
Aca seakan tersadar dari lamunanya setelah mendapatkan tarikan pelan dari keponakanya. Dia mengalihkan tatapanya kesamping dan berusaha untuk tetap tenang. Menyembunyikan sudut matanya yang berair entah karena hal apa. Jantung nya semakin berpacu dengan cepat ketika mendengar langkah kaki dari Naufal berjalan mendekati dirinya.
"H-hay" Sapa Naufal gugup.
"Hay" Balas Aca kembali memandang Naufal.
"Doktel ciapa?" Tanya gadis mungil itu polos.
Naufal memandang Aca penuh tanda tanya. Seakan mengerti dengan tatapan laki-laki itu, Aca tersenyum teduh kemudian berkata.
"Ini Nadira. Anak ke-2 Bang Caka" Ucap Aca memperkenalkan keponakanya.
Naufal menganggukan kepalanya mengerti. Kemudian dia berjongkok dan mengeluarkan sesuatu yang membuat mata bulat itu berbinar.
"Mau?" Tawar Naufal tersenyum ramah.
"Boyeh Onty?" Gadis lugu itu memandang kearah Onty nya meminta izin.
Aca terkekeh pelan yang malah berdampak besar pada jantung Naufal. Terbukti kini jantung nya berdebar menggila. Oh sial! Dia merindukan debaran hebat ini. Sudah 7 tahun dirinya tidak merasakan hal seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin
General FictionSequel 2G (Bisa dibaca terpisah!!) "Ini dunia gue" "Damn" Suara berat Arshaka terdengar mengerikan ditelinga perempuan itu. "Nakal ternyata, mau gue halalin hemm?" Ucap Arshaka tersenyum smirk. "Ikut pulang kerumah gue" "APA!" Perempuan itu terkejut...