~Selamat Membacaaa~
Saat ini Arshaka sedang menundukan kepalanya takut. Suasana diruang tamu apartemen nya sangat dingin dan mencekam. Abba dan Umma nya yang berniat untuk berkunjung sepulang dari dinas mereka, malah dikejutkan dengan keadaan apartemen anak dan menantu mereka yang acak-acakan dan Arshaka yang katanya demam.
"Dimana istri kamu Arshaka?" Tanya Gibran dingin.
Sedari tadi Arshaka hanya diam. Umma nya yang baru saja tiba langsung berinisiatif untuk membereskan apartemen Arshaka, tentu dibantu dengan suami dan anak nya juga.
Gibran dan Ayla yang sedari tadi menanyakan dimana keberadaan Shakila dan penyebab apartemen mereka yang berantakan malah selalu Arshaka ulur dengan alasan nanti akan Shaka ceritakan setelah selesai membereskan apartemennya.
"Shaka?" Tanya Ayla lembut.
Gibran sedari tadi sudah menaruh curiga pada anaknya. Melihat keadaan Arshaka yang kacau dan tidak ada Shakila Disampingnya, membuat laki-laki paruh baya itu mampu menebak apa yang terjadi pada rumah tangga anaknya.
"Kalian bertengkar?" Tebak Gibran langsung.
Arshaka menghembuskan nafasnya berat. Dia menatap Gibran dan Ayla dengan pandangan bersalah.
"Abba.. Umma.. maaf" Arshaka menarik nafasnya dalam, merasa berat untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Apa yang terjadi Shaka?" Tanya Ayla tidak sabar.
Akhirnya Arshaka menceritakan semua kejadian lusa malam kemarin, dimana dirinya dan Shakila yang bertengkar hebat, lalu terjadilah salah paham dan Arshaka yang tersulut emosi, hingga perkataan Shakila yang meminta untuk bercerai.
"Astagfirullah Arshaka, apa yang kamu lakukan" Lirih Ayla menangis kecewa.
Arshaka meluruh, dia bersujud dipangkuan Ummanya dan meminta maaf. Air matanya menetes dan dadanya sangat terasa sesak. Baru saja kemarin dirinya menerima tatapan kecewa dari Shakila, kini dirinya harus dihadapkan dengan tatapan kecewa dari Ibunda nya.
"Ampun Umma... Maaf Arshaka salah... Shaka tersulut emosi dan terlalu lama menaruh curiga pada Shakila. Shaka kalap Umma merasa terus Shakila bohongi. Wallahi Umma Shaka tidak mau bercerai dengan Shakila. Ini salah Shaka yang belum bisa menjadi imam yang baik untuk membimbing Shakila. Maaf Umma tolong jangan menangis" Arshaka menangis dengan sesenggukan.
"Bangun!" Titah Gibran dengan tegas.
"Mas" Cegah Ayla saat melihat tatapan mata Gibran yang sangat tajam.
"Biarkan aku mendidik anak kita dengan caraku sayang" Ucap Gibran dengan dingin.
Ayla mengalah. Dia melepaskan genggaman tangan pada suaminya dan membiarkan Gibran memberikan sedikit pelajaran pada anak sulung mereka. Arshaka sendiri tidak menolak. Laki-laki itu dengan siap menerima semua pelajaran bahkan amarah Abba nya. Arshaka berdiri dihadapan Gibran dengan wajah yang menunduk.
"Begitukah yang Abba mu ajarkan saat berbicara dengan orang tua Arshaka Faaiz Abiyan!"
Tikaman besar berhasil menembus rongga dada Arshaka. Semarah-marah Abbanya, tidak pernah dia mendengar nada yang sangat dingin, tegas dan menusuk dari Abbanya. Bahkan kini Abbanya memanggil dirinya dengan nama lengkap miliknya. Dengan pelan dan mata yang sudah memerah, Arshaka mengangkat kepalanya dan menatap mata Abba nya dengan perasaan bersalah.
"Siapa yang mengajarkan kamu berbicara kasar & membentak seperti itu pada perempuan apalagi dia istri kamu sendiri? Apa laki-laki dihadapan mu ini? Gibran yang mengajarkan kamu seperti itu Arshaka?" Tanya Gibran dengan wajah tegas dan sorot mata dinginnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin
General FictionSequel 2G (Bisa dibaca terpisah!!) "Ini dunia gue" "Damn" Suara berat Arshaka terdengar mengerikan ditelinga perempuan itu. "Nakal ternyata, mau gue halalin hemm?" Ucap Arshaka tersenyum smirk. "Ikut pulang kerumah gue" "APA!" Perempuan itu terkejut...