Chapter 3

9.4K 584 151
                                    

~Selamat Membacaaa~



Anatasya Azalia Chayra. Gadis ceria, superaktif, yang diciptakan dengan kesabaran selembut sutra walau itu hanyalah antonim dari kata tersebut, malah diberikan kepercayaan menjadi bendahara kelas oleh wali kelas 12.

Dengan senang hati Aca melakukan tugasnya dengan sangat baik, namun sepertinya tidak dengan teman-teman nya yang selama hampir 1 tahun ini merasa tertekan dengan hal itu.

Berhadapan dengan Aca memang sangat menyenangkan, tetapi gadis itu akan berubah menjadi preman pasar jika mereka tidak mau membayar. Belum lagi sahabat nya Zeline yang juga diciptakan dengan kesabaran seluas samudra walau itu hanyalah antonim, menjadi tangan kanan Aca ketika dirinya meminta uang kas pada teman-teman nya yang bandel.

"NOPAAAAAAAAAAL"

KAN! Sudah dibilang sekelas dengan Anatasya sepertinya kalian harus sering-sering berkunjung ke THT untuk memeriksa telinga kalian masih bagus atau tidak.

"NAMA GUE NAUFAL CERI! N-A-U-F-A-L NAUFAL! KENAPA LO MANGGIL GUE SELALU KAMPUNGAN SIH?" Balas laki-laki yang Aca panggil tadi dengan tak kalah kencang.

"Bayar kas" Cuek Aca menghampiri laki-laki itu.

"Ok! Asal lo jadi pacar gue dulu yaga?" Balas laki-laki itu genit.

"MIMPI AJA LO SONO!"

Baiklah sepertinya kalian harus tahu bahwa Anatasya akan berubah menjadi perempuan super duper garang dan tidak akan memanggil dirinya sendiri dengan sebutan "nama" jika sedang berhadapan dengan laki-laki menyebalkan didepannya ini. Dan ini bukanlah hal lumrah lagi bagi kelasan Aca yang memang mengetahui bahwa laki-laki itu menyukai Aca, dan Aca yang sangat amat membenci laki-laki itu.

"Gue udah berapa kali tau mimpiin lo Ca selama 2 tahun ini. Tinggal jadi kenyataannya aja"

Namanya Naufal George Zacchaeus. Laki-laki blasteran Indonesia Inggris yang mempunyai wajah tampan dengan postur tubuh yang tinggi. Sejak pertama kali dia bersekolah disini, memang dia sudah menunjukan ketertarikannya pada perempuan ceria itu. Namun dia baru berani mendekati Aca 2 tahun belakangan ini. Anatasya yang blak-blakan dan selalu menolak dirinya, malah semakin membuat Naufal merasa tertantang dan semakin menyukai Aca.

"Bayar kas atau gue aduin Zeline" Ancam Aca karena saat ini para sahabat nya masih berada diluar.

"Aduin aja sono gue gak takut. Gue itu cuman takut kehilangan lo Ca"

"Bacot lo! Gue santet baru tau rasa lo!" Geram Aca membuat Naufal tertawa senang karena berhasil membuat perempuan itu kesal di pagi hari ini.

"Gue aduin Shaka ah adek nya ngomong kasar"

Aca kalang kabut mendengar ancaman balik dari laki-laki menyebalkan itu. Dia menggeplak bahu Naufal dengan buku tagihan kas nya sangat kencang, membuat sang empu mengaduh kesakitan.

"Berani lo ancam-ancam gue, Bapak lo gue ancurin"

Satu kelas tertawa mendengar ancaman Anatasya. Pasalnya mereka sangat tahu maksud dari "Bapak" yang Aca katakan adalah patung Tuhan yesus yang Naufal percayai.

"LO KOK BAWA-BAWA TUHAN GUE SIH CA!"

"YA EMANG BAPAK LO AJA YANG ANEH. CIPTAIN LO TAPI DIA IKUT MATI!"

Bagi Anatasya tidak ada kata toleransi untuk Naufal. Para murid yang mempunyai kepercayan yang sama seperti Naufal pun tidak ada yang merasa tersinggung, karena mereka sudah terbiasa mendengar keributan rumah tangga dua manusia itu. Malah mereka selalu merasa senang dan terhibur melihat drama yang Aca dan Naufal ciptakan.

Klandestin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang