“Tunggu, kenapa kamu bilang kamu cuma mampir untuk minum alkohol?" Kata Itt mengoda kekasihnya.
Day terdiam ketika dia ingat bahwa dia tadi berbohong bahwa dia tidak mengikuti Itt. Day kemudian membalas senyuman dengan sudut mulutnya.
“Aku rasa kamu tidak mempercayai apa yang aku katakan,” jawab Day.
Faktanya, Itt memang tidak percaya Day pergi hanya untuk minum alkohol. Day juga tadi mengatakan akan menunggu di rumah. Namun saat melihat kekasihnya di sini, Itt langsung percaya bahwa Day telah mengikutinya.
“Oh, jadi kamu akan membebaskanku?” Itt bertanya dengan nada menggoda.
Day menatap kosong ke arah Itt sambil sedikit menghela nafas lega.
“Ayo masuk ke dalam, kamu tidak akan bisa makan kuenya tepat waktu.” Day tidak menjawab, tapi segera melingkarkan lengannya di leher Itt.
Day membawa Itt kembali ke meja di toko, membuat Itt tertawa kecil.
“Oh, ayo. Noey akan meniup lilinnya,” Ploy menyapa Day dan Itt.
Kini Ploy pindah duduk di tempat Off karena dia tidak berani menatap Day seperti saat menatap Itt.
Musik di toko semakin kencang, penyanyi di atas panggung mulai menyanyikan lagu selamat ulang tahun, teman-teman Ploy pun menyanyikan lagu ulang tahun untuk Noey. Day dan Nan duduk dan menonton dalam diam.
Noey meniup lilin dan memotong kue untuk yang lain, tidak lupa mengirimkannya ke Day dan Nan juga. Tapi Day dan Nan langsung mendorong kue mereka ke depan Itt. Itt tersenyum puas melihatnya.
“Phi Itt, apakah kamu akan memakan semuanya? tiga potong?” Ploy bercanda dengan kakaknya saat melihat tiga piring kue didepan Itt.
"Day dan Nan memberikannya padaku," kata Itt sambil membuang muka.
“Apakah Phi suka makan kue?” Kata Noey membuat Itt tersenyum sedikit malu..
“Antara suami dan kue, apa yang kamu pilih, Itt?” Nan pura-pura bertanya.
Itu membuat Itt tersenyum dan dia segera menoleh ke arah Nan.
“Antara arena balap dan istrimu? Apa yang kamu pilih?" Bata bertanya balik.
Nan mengangkat sedikit senyuman dari sudut mulutnya.
“Arena balap." Nan segera merespons dan Itt menggigit bibirnya.
"Aku akan memberitahu Mac," Itt berpura-pura mengancam.
“Hei, dia tidak akan marah, karena kalau aku tidak memilih arena balap itu, dari mana aku mendapat uang untuk menyekolahkannya?”
