"Phi boleh duduk di tempat yang sama, aku hanya ingin berpindah tempat dengan Phi ini, itu sudah cukup." Anak laki-laki bernama Toy berbicara.
Itt mengerutkan kening, karena bocah itu ingin berpindah tempat hanya dengan Itt. Artinya pemuda bernama Toy itu ingin duduk di sebelah Day. Adapun Itt, dia duduk bersama pemuda lainnya?
"Toy, menurutku kamu terlalu banyak bicara, apa yang akan kamu lakukan dengan Phi' itu? Ayo kita pindah tempat bersama teman-teman kita yang di sana." Kata pemuda disampingnya. Dia ingin membawa temannya itu berkumpul dengan teman-temannya yang lain. Karena hanya mereka sendiri yang berpisah.
"Aku tidak mau berjalan," Toy berbalik bergumam pada temannya, sebelum melihat ke arah Itt.
"Aku tidak mengatakan apa-apa, karena kamu lebih muda. Tapi kamu ingin bertukar tempat duduk denganku karena benar-benar pusing atau kamu hanya menginginkan seorang suami?" tanya Itt. Dia mulai mengertk niat anak kecil itu.
Toy terdiam mendengarnya. Ditambah, dia juga mendengar teman-temannya juga tertawa.
"Hei... Apa yang Phi katakan tentang aku?" kata Toy dengan nada kesal.
Day duduk diam melihat mereka berdebat.
"Apa aku salah? Padahal aku yang menjawab setiap pertanyaanmu, tapi kamu kanya melihat ke wajah orang disampingku. Lalu kamu meminta tukar tempat duduk hanya denganku. Bukankah itu berarti kamu ingin duduk disamping laki laki ini?"kata Itt sambil menunjuk ke arah Day
Pemuda itu terdiam lagi.
"Kenapa? Aku merasa Phi itu terlihat menarik." Kata Toy berterus terang.
Itt merasa uang panas keluar dari ubun-ubunnya.
Day masih diam tidak mengatakan apa-apa.
"Apa kamu tertarik padanya? Kalau begitu tanyalah pada istrinya." tanya Itt lagi.
Toy berbalik untuk melihat sekeliling.
"Dimana istrimu?" Mainan bertanya dengan curiga.
Itt menarik napas dalam-dalam karena marah. Dia mengulurkan kedua tangan untuk menyentuh kepala pemuda itu dan membuatnya berbalik menghadapnya.
"Dengarkan baik-baik, orang yang aku maksud adalah AKU."," ucap Itt sebelum melepaskan tangannya dari kepala pemuda yang kini terlihat kecewa.
Day menarik sedikit senyuman dari sudut mulutnya, sebelum mengangkat tangannya untuk membelai lembut punggung kekasihnya.
"Tenanglah," kata Day pelan.
Day duduk diam dan tidak berkata apa-apa karena dia ingin tahu apa yang akan dilakukan Itt. Terlebih lagi, pemuda itu belum menyentuh kekasihnya, namun jika pemuda itu melakukan sesuatu, Day pasti akan turun tangan.
"Oh, kukira kalian berdua hanya berteman. Ya...kalian berdua laki-laki," kata Toy dengan suara tertegun.
"Jadi apa, apakah kita harus menunjukkan sesuatu agar kamu melihatnya?" Ucap Itt kesal.
Dia lalu berbalik dan memeluk lengan Day dan mengusap kepalanya maju mundur di bahu kekasihnya untuk menunjukkan sisi lainnya, sebelum berbalik dan duduk tegak.
"Jadi?" Itt bertanya pada pemuda bernama Toy dengan suara normal. Saat ini, dia hanya berpura-pura bersikap jahat kepada pemuda itu.
"Cukup," kata Day.
"Apa? Aku hanya ingin menunjukkan pada anak ini," kata Itt kepada kekasihnya dengan tidak serius.
Day mengeluarkan sedikit senyuman dari sudut mulutnya.
