Ketika Itt masuk, dia menemukan minuman, makanan, dan kue yang dibawakan Nan.
“Aku sangat mencintaimu, Nan” Itt langsung berkata saat melihat kue itu.
“Kamu tidak bisa mencintaiku, Itt. Aku belum mau mati,” canda Nan.
Itt mendongak kesal.
“Idiot, aku tidak membicarakan hal itu. Aku tidak bisa mencintaimu, aku tidak mengalami delusi seperti Mac” Itt langsung menjawab.
Day tersenyum tipis, dia tidak merasa kesal, malah dia senang melihat Itt bermain.
“Meski hanya delusi, sekarang tidak ada jalan untunyak kembali,” kata Nan sambil tersenyum nakal.
Itt menjulurkan lidahnya ke arah Nan dan kemudian duduk di sofa di kantor Nan.
“Hia Day, kamu mau aku pergi ke toko hari apa?” Wai bertanya pada Day karena dia ingin Day memberitahukan tanggalnya.
“Bisakah kamu pergi besok?” Hari bertanya. Wai mengangguk.
“Ya, aku bisa” jawab Wai.
“Ai Nan, bukankah tempatmu akan kekurangan orang?” Day berbalik untuk bertanya pada Nan.
“Tidak Hia, aku sudah menyiapkan semuanya dengan baik. Jangan khawatir, Wai bisa datang ke tokomu” kata Nan karena dia mempercayai Wai.
----(Nah, ini aku bingung. Bukannya pas pulang jalan2 kemarin, setelah Wai jemput mereka distasiun dia langsung ke tokonya Day? Kok ini masih ditempat nan?)----
“Terima kasih, Nan.... Apa yang kamu lakukan, Itt?” Ketika Day selesai berbicara dengan Nan dan Wai, dia berbalik bertanya pada kekasihnya yang sedang membuka kotak kue untuk makan.
“Makan kue” jawab Itt.
“Biarkan di sana dan makan nasinya dulu. Nanti baru dimakan,” kata Day.
Itt tersenyum kecut, tapi setuju untuk meletakkan kotak kue dan sendoknya untuk mulai memakan nasinya.
“Seseorang benar-benar penurut akhir-akhir ini,” canda Nan.
Itt bangkit untuk menendang kaki Nan.
Nan tertawa ringan lalu memberi minuman keras pada Day dan dirinya sendiri.
Itt hanya akan minum soda hari ini, karena dia takut tidak bisa makan kuenya.
“Dengan masalah yang Hia minta aku selidiki, tunggu sebentar lagi. Aku sudah punya orang-orangku yang menanganinya” kata Nan tentang cerita Sorn.
“Um, terima kasih banyak. Aku sendiri tidak punya waktu untuk mengikutinya, kalau tidak aku tidak akan mengganggu kalian” jawab Day, karena setelah dia mulai mengambil alih bisnis keluarga Itt, sebagian besar waktunya habis ditoko.
“Tidak apa-apa, Hia. Kami semua bersedia” ucap Nan dengan nada serius.
Day memandang Nan dengan rasa terima kasih yang tulus.
“Itt, tinggallah di rumah besok. Aku akan membiarkan Nick tinggal bersamamu karena aku harus berbicara dengan ayahmu tentang pekerjaan,” Day mengingatkan.
“Aku tidak bisa ikut denganmu?” Itt bertanya, tapi Day menggelengkan kepalanya.
“Tidak, lebih baik kamu di rumah saja. Kalau pergi nanti kamu bosan. Kalau dirumah, kamu bisa ke datang kerumah Phi Chan dan bermain dengan Nong Kan” kata Day.
“Oke, tapi kalau aku meneleponmu, kamu harus menjawab” kata Itt.
“Um,” jawab Day sebelum berbalik dan berbicara dengan Nan tentang masalah umum.