bab 32

1.5K 60 3
                                    

“Hia Nan sudah menelepon, kan?” Wai bertanya karena Nan memberitahunya bahwa dia akan menelepon Day.

Day mengangguk menerima, sebelum membiarkan Wai duduk untuk makan dan beristirahat.

“Hia Itt, kamu belum makan?” Wai berpura-pura bertanya karena Itt datang untuk duduk dan makan bersamanya.

Day duduk dan melihat beberapa dokumen yang dia temukan. Meja kerjanya kini pindahkan ke sudut ruangan.

“Aku lapar lagi. Apa ada yang salah?” Itt bertanya dan Wai tertawa pelan.

“Day, kamu mau makan?” Itt berbalik bertanya pada kekasihnya.

Day menggelengkan kepalanya.

“Wai, bagaimana dengan rekaman CCTV nya?” Day bertanya dengan serius. Wai mengangguk.

“Itu masih di sini Hia. Aku membawa laptopku, tunggu.” ucap Wai lalu bangkit mengambil laptopnya yang telah dihubungkan dengan kamera CCTV yang terpasang di toko Day.

Wai menyalakan laptopnya dan secara otomatis membuka file rekaman. Day duduk dan menonton. Sedangkan dia, kembali duduk dan makan.

Itt segera bangkit dan berdiri di balik bahu Day untuk melihat layar laptop juga.

Gambar di layar adalah orang yang sama dengan orang yang didengar Itt sedang berbicara diponsel tentang mencuri barang barang ditoko. Orang itu memasuki toko melalui pintu belakang tanpa tau jika dirinya terekam oleh kamera inline yang secara sengaja disembunyikan oleh Day dan Wai. Sedangkan untuk kamera CCTV utama, beberapa di antaranya tidak dapat digunakan.

Day tidak terkejut melihat pria itu masuk ke ruang kantor, lalu melakukan sesuatu dengan kabel-kabel itu. Tak lama kemudian api menyala, pria itu mengeluarkan beberapa kertas dokumen dan dan meletakkannya di dekat api. Lalu ia buru-buru berjalan ke ruang penyimpanan lain untuk melakukan hal yang sama. Di dalam gudang, apinya lebih cepat menyala, karena di sana juga terdapat beberapa bahan yang mudah terbakar.

“Dia tidak menggunakan minyak” gumam Day, karena jika pihak lain menggunakan minyak, seluruh tokonya pasti akan terbakar.

“Dia tidak ingin ini menjadi kasus pembakaran. Dia ingin ini menjadi kecelakaan korsleting listrik. Orang seperti dia tahu bagaimana melakukannya, karena dia juga pandai dalam kelistrikan” kata Wai.

Dan mematikan layar. Itt meremas bahu kekasihnya untuk menenangkannya karena dia tahu Day sangat kesal dengan hal ini.

“Apakah kamu tidak akan makan lagi?” Day menoleh ke Itt dan bertanya.

“Tidak, aku lebih suka memakan kuenya”  jawab Itt sebelum mengeluarkan kue yang dibelinya untuk dimakan. Wai sendiri memakan semua makanan yang dibeli Day lalu membersihkannya.

Day berjalan menuju sofa. Untungnya sofa di kantor Day adalah sofa yang bisa dibuka dan menjadi tempat tidur Untuk dua orang. Ada bantal serta selimut yang sudah tertata rapi. Adapun Wai, dia membentangkan tempat tidur piknik di lantai agak jauh jadi sofa.

Day Itt 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang