"Uhhh..."
Seperti perkiraan, tepat pada siang hari Itt akhirnya menunjukkan tanda tanda akan terbangun. Meski belum membuka matanya.
“Day, Itt bangun.” kata ibu Itt kepada Day.
Day, yang saat itu sedang berdiri dan berbicara dengan Nan di balkon, berbalik dan dengan cepat memasuki kamar. Day mendekat ketempat tidur Itt untuk melihatnya.
Itt perlahan membuka matanya.
"Sakit," kata Itt dengan suara serak.
Day berbalik untuk mengambil gelas minum
"Minumlah air untuk membasahi tenggorokanmu," kata Day pelan sambil mengarahkan gelasnya mendekat mulut Itt.
Itt perlahan meminum air melalui sedotan untuk meredakan rasa kering ditenggorokannya.
Day meletakkan kembali gelasnya setelah Itt selesai minum.
"Day, ibu, ayah" kata Itt setelah bisa dengan jelas melihat sekeliling ruangan.
Neil mengajukan diri untuk pergi memanggil dokter.
"Apa kabarmu?" Ibunya bertanya dengan prihatin.
"Aku di rumah sakit?" Itt bertanya dengan heran.
Ibunya mengangguk.
Itt menoleh ke wajah Day, melihat suaminya menatapnya dengan mata lega dan senyum lembut.
"Day.... Aku bisa menembak orang itu." kata Itt, membuat orang-orang di ruang pemulihan tidak bisa menahan senyum.
Day dengan lembut mengusap kepala Itt.
“Bangun dan kamu langsung pamer,” canda Wa pada sepupunya.
Itt sedikit mengerucutkan bibirnya.
“Hmm, bidikanmu bagus” Day memujinya sambil tersenyum lembut.
Tak lama kemudian, Dokter masuk untuk memeriksa kondisi fisik Itt.
Tiga orang yang berada di dekat tempat tidur berjalan pergi, tapi Itt memegang tangan Day dengan erat.
"Tetaplah bersamaku," kata Itt.
Day mengangguk dengan mudah.
Selama pemeriksaan kesehatan, Dokter mengajukan beberapa pertanyaan.
Day tetap memegang tangan Itt tanpa pergi kemana-mana.
Setelahnya, Dokter berbicara tentang pasca perawatan setelah ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/348261551-288-k868848.jpg)