bab 31

1.3K 54 2
                                    


Day tersenyum tipis sebelum menggunakan tisu untuk menyeka milikny, dan kembali memakai celananya.

Day lalu membungkuk untuk mengambil celana kekasihnya dan berjalan menuju kamar mandi.

“Itt, buka dan ambil celanamu” Day mengetuk pintu kamar mandi dengan lembut, lalu Itt membuka pintu untuk mengambil celananya dan memberikan ciuman ringan pada kekasihnya sebelum menutup pintu.

Day terkekeh pelan. Itt muncul tak lama kemudian, sudah berpakaian bersih.

Day pergi ke kamar mandi setelahnya.

“Brengsek.” kata Itt dan menggigit bibirnya sambil menggeram saat Day keluar dari kamar mandi dan duduk di kursi kantor seperti sebelumnya.

“Apa?” Day pura-pura bertanya padanya.

“Kenapa kamu suka membuatku malu? Sekarang mereka tahu apa yang kita lakukan beberapa saat yang lalu”  kata Itt dengan wajah merah

Dia berbaring tengkurap di sofa.

“Kamu malu, tapi kamu juga menyukainya kan?” Jawab Day, membuat Itt segera berbalik menatap tajam ke arah kekasihnya.

“Siapa yang memberitahumu kalau aku menyukainya?… Aku… Aku hanya tidak ingin membuatmu marah” jawab Itt tidak sepenuhnya serius karena jantungnya berdebar-debar karena kebingungan yang mendalam.

“Tapi barusan, kamu memelukku erat. Aku tahu kamu menyukaiku dan kamu bersemangat,”  kata Day dengan nada normal.

Itt kembali membuka mulut untuk berdebat.

“Aku tidak bersemangat! Aku malu, kamu psikopat” teriak Itt berdebat dengan Day tanpa menyerah.

Day tertawa ringan di tenggorokannya.

“Mmm... Mulutmu berkata malu, tapi tubuhmu tidak memberitahuku hal itu” Day terus menggoda kekasihnya dengan sikapnya yang tenang.

Itt menggigit bibirnya dan hanya bisa mengeluarkan geraman dari tenggorokannya. Itt membenamkan wajahnya ke sofa.

Itt terkejut ketika tiba-tiba ada goyangan di sofa.

Day berjalan mendekat dan duduk di samping tubuh Itt yang terbaring telungkup. Itt menoleh dan melihat sebentar, lalu kembalj menghadap ke bawah. Day membungkuk dan dengan lembut mencium kepala Itt.

“Itu wajar. Kenapa kamu malu?” Hari bertanya dengan suara yang dalam.

“Apa yang wajar? Melakukannya dengan cara yang beresiko agar orang mengetahuinya seperti itu” jawab Itt, tapi sebenarnya ia mengaku dirinya cukup bersemangat.

Ketika Day melakukannya, itu menyenangkan sekaligus memalukan. Dia jelas tidak berencana memberi tahu Day bahwa dia merasakan hal itu.

Day Itt 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang