Day tersenyum kecil di sudut mulutnya ketika mendengar apa yang dikatakan Wai. Day menepuk pundaknya dengan lembut.
“Ini belum waktunya. Kekasih hatimu akan datang pada saatnya. Atau kamu menginginkan istri seperti Itt?” Day pura-pura bertanya.
Wai segera menggelengkan kepalanya.
“Aku tidak mau, Hia. Serius, aku tidak akan bisa merawatnya. Hanya Hia yang bisa.,” kata Wai langsung.
“Atau seperti Mac?” Hari terus bertanya.
Wai dengan cepat menggelengkan kepalanya lagi.
“Apalagi Mac. Susah sekali memberi dia makan, Hia. Kalau sekali dia kali oke tapi klu selamanya? Hanya Hia Nan yang bisa merawatnya. Merawat Mac itu susah” ucap Wai, Day tertawa .
“Lalu seperti Kim?” Hari bertanya lagi.
Wai menoleh ke arah Kim yang sedang duduk bersama Kamol.
“Hia, aku ingin seorang istri, aku tidak ingin seorang ibu. Melihatnya seperti ini, menurutku dia menganiaya Khun Kamol,” diam-diam Wai berbisik ringan kepada Day .
Day tertawa kecil.
“Tapi tunggu Hia. Apa ini? Semua yang kamu tawarkan adalah laki-laki. Tidakkah menurutmu aku ingin menambah populasi orang Thailand?” tanya Wai.
“Hari dimana kamu bertemu orang yang tepat dan dia juga laki-laki. Kamu tidak akan peduli dengan bagian lain dari populasi,” kata Day lagi, sebelum berjalan untuk duduk bersama yang lain.
Wai mengangkat bahu sedikit.
“Enaknya sendirian, tidak sakit kepala” ucap Wai dalam hati sebelum berjalan untuk duduk bersama bawahan lainnya juga.
“Kenapa aku merasa seperti sedang merayakan toko yang terbakar?”
Itt menoleh untuk bertanya pada Day ketika Day datang untuk duduk di sebelahnya. Karena jika dia orang asing, dia pasti akan bertanya tanya. Toko tersebut terbakar namun pemilik toko dan teman-temannya berkumpul dan berpesta.
“Yah, aku juga berpikiran sama denganmu,” kata Nick bercanda.
“Hanya tokonya yang terbakar, Itt. Tinggal membangunnya lagi.” kata Nan sambil tersenyum.
“Apakah kamu mau memberikan uangmu untuk membangun yang baru untukku, Nan?” Itt bertanya padanya.
Nan segera menggelengkan kepalanya.
“Tidak, aku miskin. Sekarang aku harus mengirim bidadariku untuk belajar diluar negeri.” Nan kembali mengejek kekasihnya.
“Aku baru saja melihat iblis mengirim malaikat untuk belajar.” Kamol berpura-pura berkata.
