“Kalau kamu mau tidur, tidurlah. Kenapa malah memelukku?” Itt bercanda, jadi Day membuka matanya dan menatap Itt sedikit.
“Tidak bisakah aku tidur denganmu?” Day bertanya dengan tatapan tajam di matanya.
“Sofanya sempit Day, kamu tidak akan bisa tidur dengan nyaman.” Itt berkata lagi.
“Jika aku merasa tidak nyaman, untuk apa aku memelukmu? Pikir dulu sebelum bertanya”
Day memejamkan matanya lagi, membuat Itt terdiam sejenak lalu menggigit bahu Day dengan marah.
“Maksudmu aku bodoh karena mengatakan itu?” Bata bertanya balik.
Day tertawa ringan tetapi tidak membuka matanya.
“Kamu sendiri yang mengatakannya, Itt. Dan jika kamu ingin menggigitku, lebih baik kamu menggigitku saat kita melakukannya. Pasti lebih seru kalau begitu” kata Day, membuat Itt tersipu.
“Dayyy...”
Itt tersipu. Walau sudah lama bersama, Itt tetap malu jika Day mengatakan sesuatu yang vulgar padanya.
Day tersenyum tapi tidak berkata apa-apa.
Itt bergerak mencari posisi nyaman dipelukan Day. Berada dipelukan Day membuat Itt merasa nyaman. Tanpa disadarinya, Itt tertidur.
Day membuka matanya dan menatap kekasihnya yang sedang tertidur di pelukannya. Melihat wajah damai Itt saat tertidur dipelukannya, Day merasa bahagia. Day mengangkat tangan dan dengan lembut membelai rambut Itt.
Tok Tok Tok
Suara ketukan pintu membuat Itt sedikit terkejut.
“Ssst” Day menenangkan. Dengan lembut mengusap kepala Itt.
Belle masuk ke kantor.
“Ao, apakah dia tidur?” Belle bertanya dengan berbisik.
Day mengangguk.
“Ada apa?” Day bertanya, suaranya juga tidak terlalu keras.
Belle tersenyum tipis.
“Tidak. Awalnya aku ingin mengajak Itt pergi beli makanan ringan ditoko dekat terminal bus.”
“Pergi sendiri.”
Belle mengangguk dan meninggalkan kantor.
..
..
..
“Itt, bangun dan bersiap-siap mandi” kata Day sambil membangunkan kekasihnya saat dia merasa sudah waktunya bersiap.
Itt perlahan membuka matanya.
“Aku ketiduran ya?” Itt bertanya.
“Kamu masih bertanya? Wajahmu dipenuhi air liur,” kata Day.
Itt segera mengangkat tangannya untuk menyeka mulutnya lalu menatap kekasihnya dengan tatapan kesal.
“Aku tidak ngiler, kamu gila. Oh, aku lelah” kata Itt sambil duduk dan meregangkan tubuh di sofa.
“Aku lebih lelah, kamu tidur di atasku. Aku terpaksa memelukmu dengan tanganku agar kamu tidak terjatuh.” Day berpura-pura kesakitan.
“Dan siapa yang meminta mu untuk memelukku? Jam berapa sekarang?” Itt merespons dengan acuh tak acuh sebelum melihat jam.
Day Bangun dan meraih tangan Itt dan pergi ke kamar untuk bersiap-siap.
Day berbicara dengan Belle tentang menutup toko lebih awal, sebelum membawa Itt ke mobil.