Camaraderie 63 ~ He's My Bestfriend

3.2K 300 14
                                    

"Tahu nggak, aku sudah lama pengen kesini tapi Rafi selalu bilang belum boleh karena malas tanyain ke Raihan," ujar Meme begitu perempuan dengan bayi di gendongannya itu di persilahkan masuk ke dalam rumah.

Nessa mengerecutkan bibir setelah mendengar penuturan tersebut, sudah dipastikan Rafi malas bertanya pada Raihan karena suaminya itu akan memberikan alasan-alasan agar Nessa benar-benar beristirahat tidak terganggu oleh siapapun.

Kandungannya sudah menginjak usia 4 bulan lebih, perutnya juga sudah mulai terlihat buncit, dan masa bedrest harusnya sudah selesai tapi Raihan masih belum mengizinkannya melakukan kegiatan.

"Diam-diam aja, bilang ke Rafi mau keluar gitu jangan bilang ke rumah ku," Nessa dengan sedikit ide buruknya. Sumpah, dia hampir mati kebosanan berdiam diri di rumah terus menerus.

"Gila, kalau ketahuan, minta maafnya susah, dan aku malas ngebujuk!" seru Meme, perempuan di hadapannya ini memang terlihat sudah sangat bosan, Meme tahu itu. Pasti jiwa Mamanya Sagara sedang tidak baik. "Nggak tidur siang?" tanyanya.

"Tadi pagi aku udah tidur 2 jam sampai jam 10, sekarang mataku masih aman,"

"Tapi kenapa badanmu malah makin kurus?" Meme bertanya lagi.

Nessa mengangkat kedua bahunya, Ia tidak cerewet saat makan, tetapi memang berat badannya saja yang tidak mau bertambah. "Aku ngidam tapi aku mau Raihan yang makan, kayak aku nyicip sedikit, selanjutnya Raihan yang harus habisin,"

"Adeknya Sagara ngerjain bapaknya kali?"

"Mungkin?" jawab Nessa ragu, "Banyak tahu baju-baju Sagara kecil yang nggak kepakai sama sekali, masih baru, mau nggak?" ucap Nessa hati-hati. Ia tahu sahabatnya ini masih mampu membeli kebutuhan sang anak, tapi Nessa ingin menawarkan daripada sayang tidak bisa dipakai.

"Anak kedua lo siapatahu cowok," balas Memei.

"Banyak banget Me, yang pasti-pasti aja dulu, ada Juna ya kalau mau, atau mau lihat dulu?" Sebenarnya tujuan Nessa menawarkan biar mereka memiliki kegiatan saja siang ini.

Memei mengangguk sebagai tanggapan, kemudian Nessa mengajak sahabatnya itu ke lantai dua dimana kamar putranya berada. Tidak ada yang berubah dari kamar putranya dari umur 1 tahun hingga sekarang karena Sagara tipikal anak yang tidak terlalu peduli gimana bentuk kamarnya yang penting masih bisa di gunakan untuk tidur.

Paling hanya beberapa barang baru yang ada di sini, seperti komputer game, hadiah dari Papanya, entah di kasih dalam rangka apa.

"Khas anak cowok banget," komentar Memei saat melihat isi kamar Sagara.

Nessa hanya tersenyum, lalu Ia membersihkan sekilas kasur Sagara agar Juna nyaman di tempatkan disini. "Juna umurnya berapa sih?"

"6 bulan, udah MPASI Tisa!"

"Nggak kerasa ya, pantesan makin pintar, kamu pasti nggak tahu sekarang lagi dimana ya?" Nessa mengajak bayi setengah tahun itu berbicara. "Nanti kalau udah bisa jalan main sama Mas Sagara, oke?"

"Kalau Mas Sagara nggak sibuk ya, dek? Sekarang aja kayaknya susah banget ketemu," ujar Meme.

"Emang sibuk kan lagi persiapan OSN Nasional sama pertandingan Basket,"

Meme terkejut, "OSN Nasional? Olimpiade akademik maksudnya?"

Nessa mengangguk seraya heran mendapati ekspresi wajah Meme tidak biasa, "Kenapa?"

"Provinsi aja itu susah loh Sa, ya walaupun aku nggak pernah ikut OSN tapi Nasional?"

"Rezeki Sagara, Mei," balas Nessa terkekeh, "Sebenarnya dia nggak mau ikut tapi aku paksa karena guru BK nya bilang bakat minat Sagara ada di Sains cuman anaknya nggak mau diasah,"

CamaraderieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang