Camaraderie 29 ~ Family Trip

3.8K 286 15
                                    

Satu gerbong di sewa oleh bapak-bapak dan para bujang untuk berlibur ke Malang. Dalam rangka apa juga para istri tidak tahu dan tidak ingin bertanya.

Tugas mereka hanyalah menuruti.

Nessa bagian bersyukur, karena liburan kali ini adalah murni liburan pertama mereka sebagai keluarga kecil. Ya, agak telat karena Sagara sudah 2 tahun. Tapi tidak ada yang bisa disalahkan. Sebenarnya, mereka sering keluar kota, bahkan ke negeri tetangga sekitar dua tiga hari untuk menemani Raihan mengikuti seminar atau kerja. Sayang, Itu tidak bisa dimasukan dalam daftar liburan.

4 jam sudah di dalam kereta, Sagara masih aktif bermain berlari kecil dengan Bintang dan Tari. Padahal sudah masuk jam tidurnya. "Om! Adek bobo?" tanya balita itu pada Tian.

"Sagara," Raihan tertawa mendengar pertanyaan anaknya. Meskipun dia hanya bisa mendengar, tidak bisa melihat wajah putranya yang serius bertanya.

"Mau bobo," jawab Tian.

"Oohhh.. okey," balas Sagara.

"Hei bayik, gaya banget." komentar Chandra.

Raihan menoleh kebelakang, dimana Sagara berdiri di samping kursi Tian.

"Papa! Adek mo bobo Papa," beritahu Sagara ketika melihat Papanya yang sedang memperhatikan tingkahnya. "Kabi, kak tali," sambung Sagara sambil memanggil kedua sepupunya.

"Ka Bintang disini, adek." sahut Bintang. "Tari juga disini."

Sagara maju selangkah, karena kursi selanjutnya adalah orangtua Bintang. "Pain." tanyanya polos.

"Udahan ya mainnya. Udah malam banget. Sagara nggak bobo?" ujar Abi.

Sagara menggeleng, terlihat jelas di wajahnya perubahan dari raut muka yang biasa saja jadi lebih datar karena mendapat teguran. "Ga ntuk,"

"Mama sama Papa kamu sudah bobo tuh Sagara, kalau kamu nggak bobo ntar ditinggal sendiri dalam kereta." sahut Vicky menakuti putra temannya.

"Boong! Om boong. Tuh Papa," Sagara melihat ke arah Papanya yang menampakan senyum tipis kemudian balita itu melirik Vicky yang kebetulan tempat duduknya sejajar dengan kedua orang tuanya. "Papa, Sagaula mo minum cucu!"

Nessa begitu lihay menyembunyikan ponselnya saat Sagara sudah berada di pangkuan Raihan. Dan buru-buru mencari susu kotak kemasan di dalam tas. Dari tadi Ia sibuk membuka sosial media, ada banyak berita fenomenal yang menarik perhatiannya untuk diikuti.

"Kacihh Mama." ucap Sagara senang.

"Adek nggak ngantuk beneran? Padahal kan kamu nggak tidur siang?!" tanya Nessa heran.

"Sagaula ntuk! Pi Sagaula bobo sama capa?"

Tolong, itu jawaban anak umur 2 tahun?! Apakah si bayi jadi pemikir keras sejak dini? Nessa dan Raihan saling tatap, sangat mengerti maksud Sagara terbiasa tidur sendiri. Ini sedikit menggores hati mereka sebagai orangtua sekaligus memberi teguran, mereka benar-benar melepaskan putranya untuk tidur sendiri. Mereka hanya menemani sampai Sagara terlelap setelah itu kembali ke kamar.

Kasur kecil sengaja dibawa, karena Nessa tahu akan sulit bagi Sagara tidur di dalam kereta dengan kursi yang tersedia 2 untuk setiap barisan. "Tas pink yang aku bawa kan khusus perlengkapan Sagara nah disitu ada kasurnya, tolong ambilin Pa."

"Sini, adek sama Mama."

Walaupun tidak tahu dimana kasurnya akan ditaruh, Raihan menuruti mengambil apa yang di pinta istrinya. Ketika Ia berdiri, tidak ada satupun teman-temannya yang terjaga. Mendapatkan apa yang di cari, Raihan terdiam dengan jalan pikiran Briana yang membentangkan kasur bayi milik Sagara di atas penyangga yang menjadi penengah diantara dua kursi.

CamaraderieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang