Camaraderie 66 ~ Ide Tari

2.4K 271 30
                                    

"Sagara, kenapa sih kamu ulangtahunnya bareng Bunda sama Nenek ku," keluh Mentari sembari memasukan sesuap nasi yang menjadi bekalnya ke dalam mulut.

Sagara sudah pernah cerita kan bahwa Ia dan sepupu dari pihak Mamanya—si Tari sekelas dari kelas 1 SD? "Aku maunya lahir bulan April biar kayak Mama Papa ku,"

"Nggak bisa request, Sagara!"

"Tuh kamu tahu, kenapa harus tanya lagi?" balas Sagara, bukan hanya mereka berdua yang lagi makan bekal tapi hampir seluruh siswa di kelasnya namun, Sagara dan Tari memisahkan diri dari yang lain saat makan siang.

"Setiap bulan Oktober, aku nggak bisa jajan banyak, harus nabung biar bisa beli kado untuk Bunda, Nenek, sama kamu," jawab Tari apa adanya. Mana ketiga orang tersebut jarak ulangtahunnya hanya beda beberapa hari terutama Bunda dan Sagara, cuman sehari.

"Tapi aku nggak pernah minta dikasih kado,"

Gadis kecil dengan kuncir kudanya itu menghela nafas, "Nggak bisa, kalau aku nggak kasih kamu kado nanti kamu nggak kasih aku juga,"

"Siapa bilang?" Sagara langsung menoleh setelah mendengar asumsi sepupunya itu.

"Nggak ada sih, tapi aku nggak mau terima kalau aku nggak pernah kasih,"

"Aku tetap ngasih kalau kamu nggak ngasih lagian aku nggak minta, Tar," Sagara tidak pernah mengabsen siapa-siapa saja yang memberikannya kado. Menurutnya, setiap orang berhak ingin kasih atau tidak. Jangan di jadikan permasalahan.

"Masa kamu tetap ngasih sih? Kan kamu nggak pernah di kadoin? Sayang tahu duitnya," ujar Tari berandai-andai.

"Aku nggak ngasih untuk semua orang," Sagara terkekeh, bakalan mampus dia kalau kadoin semuanya. Ya, paling untuk keluarga dan teman-teman dekat.

Kemudian, kedua sepupu itu sibuk menghabiskan bekal masing-masing. Bekal Sagara hari ini nasi putih dan ayam mentega. Snacknya lebih banyak daripada makan beratnya. Sedangkan bekal sepupunya—Tari adalah nasi goreng seafood.

Tari mencicipi ayam mentega Sagara, sudah menjadi kebiasaan mereka berdua saling berbagi makanan di Sekolah. "Malam ini acara Bundaku, awas aja kamu nggak datang," kata gadis kecil tersebut setelah mengunyah masakan Tantenya.

"Itukan acara orangtua," jawab Sagara.

"Mana ada! Acara Bunda ku untuk semuanya,"

"Mama ku datang nggak?"

"Datang!"

"Tahu dari mana?"

"Tisa nggak mungkin nggak datang,"

"Sok tahu," cibir Sagara. Tapi memang benar sih, tidak mungkin Mamanya tidak hadir. Setiap tanggal 30 Oktober, telinga Sagara akan di isi ucapan-ucapan peringatan dari Tari agar Sagara hadir ke acara ulang tahun Bundanya.

Dua tahun yang lalu Sagara pernah tidak hadir karena pergi ke Vietnam sama Papa, Opa dan Omony. Itu yang membuat Tari marah sebab Sagara memilih pergi ke tempat lain daripada menghadiri acara ulangtahun Taya. Tetapi Sagara kembali dari Vietnam tidak dengan tangan kosong, Ia membeli beberapa oleh-oleh khusus Tari dan Kak Bintang.

"Pergi ya? Soalnya ada baby Juna," ujar Tari.

Sagara berdeham. Tari pasti tahu jawabannya.

"Sagara, kamu nggak mau ngerayain Ulang tahun kamu?"

"Nope!"

"Why? Nggak asik banget kamu, nggak pernah buat acara,"

Sagara mengerutkan hidungnya, kenapa jadi Tari yang sewot soal ulang tahunnya? Sagara tidak suka perayaan yang berlebihan, Ia juga tidak suka bila di rayakan dengan banyak orang karena dia benar-benar malu. "Nanti aja, kalau adek ku lahir,"

CamaraderieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang