Camaraderie 35 ~ Masa berdua (1)

3.2K 281 16
                                    

Nessa belum pernah merasakan kejenuhan merawat suami dan anak meskipun tidak memiliki pekerjaan tetap. Ia selalu bahagia dengan keadaannya. Tapi, Nessa lupa suatu hal, memiliki waktu berkualitas dengan suami tanpa anak itu adalah hal yang penting juga. Sejak Sagara memilih ikut dengan Eyangnya ke Balikpapan 5 hari yang lalu, membuat kedekatan Nessa dan Raihan semakin intim.

Mereka seperti dua manusia yang sedang menjalin hubungan di tahap pacaran. Hitung-hitung sebagai ganti rugi waktu di masa lalu ketika mereka tidak dapat bersama dan tidak bebas menunjukan cinta mereka.

Saat ini, sebagai pasangan yang ditinggal anaknya berlibur, Nessa memilih menginap di Apartement sampai Sagara balik. Lumayan kan bisa menghemat waktu suaminya itu ke Rumah Sakit karena sejalur. Raihan bisa pulang lebih cepat, dan tidak terburu-buru saat berangkat.

Sebenarnya, nginap di Apartement juga susah loh pak suami mengiyakan. Berbagai alasan di utarakan, dari yang malas angkut barang, malas tekan tombol lift, pokoknya serba malas deh. Jadi, Nessa menawarkan hal mudah, seperti tidak akan membawa barang di rumah ke Apartement selain baju, lalu ketika suaminya akan berangkat dan pulang dari kerja maka Nessa akan menjadi assisten pribadi suaminya yaitu menekan tombol lift hingga di basement.

Kurang cintanya apalagi Nessa pada Raihan agar mereka bisa staycation ala selebgram tapi di apartement bukan hotel.

"Bude minta izin mau pulang ke kampungnya seminggu, terus aku iyakan karena Sagara juga nggak ada. Nggak apa-apa lama disana, Bude, soalnya Sagara juga lama di Balikpapan. Aku ngomong gitu," kata Nessa memberikan pertimbangan untuk suaminya.

"Sagara disana sampai Kaivan ulangtahun aja, jangan di tambah." singkat Raihan malah menjawab kalimat akhir dari Nessa bukan keseluruhannya.

"Iya cuman sampai Kaivan ulang tahun, tapi kan menjelang ulangtahun Kaivan dari sekarang masih butuh 12 hari,"

Hari itu adalah hari kedua Sagara tidak ada di rumah.

"Bude sudah izin ke aku juga," balas Raihan.

"Ya udah kalau gitu kita nginap di apart dong mas, udah lama nggak disana, ayo lah......"

"Mending tidur, aku ngantuk banget." Raihan beneran tertidur, mengabaikan bujukan maut dari istrinya.

Tapi... setelah sholat subuh malah suruh Nessa siapin perlengkapan yang akan dibawa ke Apartement. Pulang kerja, mereka akan kesana bareng.

Begitulah kira-kira percakapan tiga hari yang lalu.

Sekarang, Nessa sedang coba membuat roti bakar resep dari chef pastry pribadinya yaitu Cece. Menunggu adonan mengembang, Nessa menggambar di iPad, gambar apa saja yang terlintas di otaknya. Demi membunuh kesunyian.

Jam kerja Raihan di awal tahun semakin tidak kondusif. Contohnya hari ini, shift dari semalam lanjut shift pagi. Katanya sih akan pulang jam 3 sore. Semoga beneran, supaya bisa mencicipi roti buatannya.

"Mamah!" suara riang gembira terdengar begitu Nessa menjawab panggilan video call dari anaknya.

"Salam dulu dong," jawab Nessa.

"Alasamikum Mamah," ucap Sagara terbalik sambil menunjukan deretan giginya. "Mama, Sagaula balu bangun telus Sagaula nangis.." lanjut balitanya mengadu.

"Adek mimpi buruk?"

Sagara menggeleng, "No Mama, ga ada Eyang ma Kevan dicini.. Sagaula bobo sendiwli Mama, hiks.." bocah kecil kesayangan mereka itu memberikan contoh nangisnya.

"Uuu kasiannya anak Mama, Eyang emang lagi kemana dek?"

"Eyang dilual cama Kevan. Mamah, Kevan ga bobo ciang."

CamaraderieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang