Camaraderie 51 ~ Happy Fathers day!

3K 334 32
                                    

Pagi-pagi sekali Nessa sudah sangat sibuk menyiapkan segala perlengkapan Sagara dan Raihan.

Hari ini, TK Sagara merayakan hari Ayah di Puncak. Kegiatan tersebut hanya dihadiri oleh Ayah masing-masing dari anak di TK, baik TK A maupun TK B. Nessa juga sudah mewanti-wanti agar suaminya itu libur hari ini karena perayaan hari Ayah dilaksankan pada hari senin.

"Sagara udah mandi?" Nessa membuka kamar putranya, melihat langsung bagaimana Sagara masih santai di atas kasur tetapi dengan pakaian yang sudah wanita itu siapkan untuk putra dan suaminya.

"Hujan Ma, malas sekolah," jawab Sagara.

Nessa masuk ke dalam kamar, lalu duduk di sisi ranjang, "Malah bagus nggak sih? Nggak bakal panas pas main nanti,"

"Tetap aja, harusnya hari ini Sagara tidur karena cuacanya mendukung,"

Nessa tertawa, benar-benar ya anaknya ini, perasaan tadi gorden kamar sudah dibuka lalu kenapa kembali tertutup? Pantas saja gelap.

"Papa semangat banget sama hari ini, kamu juga dong!" Nessa berdiri membuka gorden yang ada di kamar anaknya, walau tidak ada matahari pagi yang menerangi kamar Sagara. "Ayo! Turun kebawah, sarapan,"

"Kalau udah selesai, aku boleh tidur sepuasnya kan?"

Nessa mengangguk, kemudian menggendong putranya yang kini berusia 6 tahun. Tingginya Sagara ketutup sama berat badannya yang terus bertambah seiring berjalannya waktu. Mereka sudah konsultasi pada dokter anak, dokter tersebut mengatakan bahwa berat badan Sagara masih di tahap normal.

Pipinya masih chubby, kalau marah persis tomat.

"Ma, aku harus sekolah sampai kapan lagi? Kata Mama mau masuk SD?"

"Minggu ini aja kok dek, minggu depan graduation kamu, lalu libur dan setelah libur jadi anak SD!" jawab Nessa dengan perasaan yang begitu sedih, artinya Sagara semakin sibuk dengan sekolahnya, dan Nessa harus membiasakan diri menyesuaikan waktu putranya lagi.

Masuk sekolah TK saja, terkadang Nessa nangis karena kesepian sembari berpikir kenapa anaknya cepat banget gede. Dan sekarang sudah harus masuk sekolah dasar dimana kegiatan intrakurikuler dan ekstrakulikulernya wajib diikuti.

"Berapa hari liburnya Mama, aku mau ikut Omony ke New York ketemu Om Iyan."

"2 minggu?" Nessa tidak yakin, Ia belum melihat kalender pendidikan yang diberi oleh gurunya Sagara.

"Udah besar loh masa masih digendong Mama," cibiran datang dari Papanya, sebenarnya ucapan Raihan lebih ke iri saja karena Sagara selalu merasa sangat besar di depannya dan berbanding terbalik jika di hadapan Mamanya.

Sagara langsung turun, pantang baginya bila mendapat sindiran dari Papa.

"Hari ini Papa beneran seharian sama Sagara?" tanya Sagara.

"Beneran dong, handphone Papa nonaktifkan, Papa bawa kamera untuk foto-foto," jawab Raihan. Pernah saat dua kali acara sekolah, Raihan tidak dapat membersamai hingga akhir karena mendapatkan panggilan darurat dari Rumah Sakit sehingga membuat Sagara bertanya seperti itu pada pagi ini.

Sagara memberi kedua jempol tangannya.

"Mama dirumah atau kerja sama Aunty?" kini Sagara memberikan pertanyaan pada Mamanya.

"Mama nggak kerja karena mau bantuin Ateu Audi pulang dari Rumah Sakit. Besok kita jengukin ya baby twins?"

"Aakash punya two baby, Sagara kok nggak punya baby Mama,"

"Punya adik kali ya maksudnya?" ujar Raihan membenarkan kalimat, kalau bisa ganti topik karena jika tidak dialihkan maka seharian bisa di terror terus menerus mengenai permintaan seorang adik.

CamaraderieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang