Camaraderie 13 ~ New York

3.8K 278 4
                                    

Benua Amerika bisa di bilang pusat dunia. Tempat berkumpulnya para Selebritas Internasional atau orang-orang hebat di dunia. Penduduk bumi berlomba-lomba ingin sukses di Amerika terutama New York. Salah satunya sepupu Raihan dari pihak Mama.

Saudara jauhnya itu akan merayakan ulangtahun, membuat mereka tiba-tiba melakukan siblings trip ke New York. Raihan dan kedua saudaranya sudah tiba sore tadi setelah melewati penerbangan selama hampir 24 jam.

Jetlag. Itu yang bisa dirasakannya saat ini.

Nessa memilih tidak ikut karena istrinya itu telah sibuk-sibuknya mempersiapkan bisnis produk kecantikan yang sebentar lagi akan launching. Padahal lumayan, hitung-hitung liburan mereka bertiga ke luar negeri. Kasihan sekali Sagara belum pernah berlibur jauh.

"Ayo dong keluar, kita kan cuman tiga hari disini." Mba Sarah meski sudah berusia diatas 30-an, saudara perempuan satu-satunya Raihan itu mengucapkan dengan nada yang merengek, merayu kedua saudara laki-laki nya untuk mau diajak keluar.

"Mba Sarah tumben nggak capek, aku masih jetlag." kata si bungsu yang sedang berbaring di sofa.

"Sean nggak boleh keluar dulu, biar Mba sama Raihan aja."

"Aku telfon Papa." balas Sean tertawa.

Raihan hanya memperhatikan kakak dan adiknya saling beradu, sebenarnya dia juga malas untuk keluar. Tapi kakak perempuannya itu tidak berhenti mengajak. "Ayo Mba."

"Mas Raihan kok nggak capek? Aneh deh lo berdua, sok kuat." cibir Sean merasa bingung. Mereka bertiga kan anak Papa nya banget, mudah kelelahan setelah melewati penerbangan berjam-jam.

"Kalau diturutin ya emang capek, bener kata Mba Sarah waktu kita cuman tiga hari, kita harus menggunakan kesempatan dengan baik." Raihan memberi jawaban yang masuk akal.

"Yaudah ayok jalan," ujar Sean semangat, cowok itu langsung bangkit dari tidur malasnya.

Raihan hanya memakai kaos, celana jeans dan sandal jepit andalannya.

Kakak perempuan mereka alias Mba Sarah lebih bersemangat, akhirnya kedua adiknya mau menuruti permintaannya. Keluar dari Apartement milik Mamanya, mereka siap menelusuri kota New York malam hari.

Sarah berada di tengah, dengan sisi kanan dan kiri digandeng oleh Raihan dan Sean. Trip kali ini meskipun mendadak, mampu membangun kehangatan di antara mereka bersaudara. Terakhir mereka liburan bersama itu ketika Sean lulus SMA. Dimana adiknya itu menjaga jarak dengan Raihan.

Walau berjalan kaki di sekitar Apartement, tapi Raihan sudah tertarik dengan toko-toko yang menampilkan pakaian anak-anak. Terlihat lucu, ketika ia membayangkan Sagara memakainya.

"Mau lihat?" tanya Mba Sarah.

"Nanti dulu Mba," tolak Raihan. Ia hanya membawa uang cash, itupun tidak banyak. Kartu kreditnya ia tinggal di Apartement.

"Besok lo kesini udah hilang tuh baju-baju." ujar Sean.

Berarti bukan rezeki Sagara, pikirnya. Dia tidak enak harus meminjam uang kakak maupun adiknya. Salahnya, meninggalkan dompet. "Cari makan dulu aja." katanya.

Mereka mencari tempat makan, ternyata lumayan jauh karena mereka berjalan kaki. Restaurant ayam menjadi pilihan santapan makan malam pertama di New York.

"Nessa dan Sagara harus ikut trip selanjutnya." ujar Mba Sarah.

Raihan mengangguk setuju atas omongan Mba Sarah.

"Aku lanjut kuliah disini, kayaknya ide yang bagus ya?" tanya Sean meminta pendapatnya pada kedua kakaknya.

"Sean mau disini?" tanya Mba Sarah ulang.

CamaraderieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang