29 : Before

106 14 23
                                    

Jakarta, Desember 2022

Beberapa orang berdiri berjajar di depan sebuah laboratorium penelitian terbesar yang sengaja dibangun pemerintah untuk memajukan bangsa terutama dalam bidang pendidikan. Penemuan tak terduga sosok makhluk purba yang tertimbun di bawah dinginnya es Antartika, diharapkan akan jadi sarana pembelajaran baru. Apalagi, kemungkinan sosok makhluk tersebut merupakan nenek moyang dari berbagai spesies serangga yang hidup di Bumi saat ini.

Kotak berisi serangga berukuran lebih besar dari serangga pada umumnya itu kini dibawa memasuki laboratorium tersebut. Terdapat ruang khusus yang nantinya akan digunakan untuk meneliti serangga purba ini ke depannya.

"Ini mirip laba-laba," ujar seorang ilmuwan berambut putih sembari mengamati makhluk itu. Dia masih belum bisa menebak berapa lama makhluk terkubur di bawah es itu. Namun, dari ukurannya, kemungkinan serangga purba tersebut hidup berabad-abad yang lalu, bersama para dinosaurus.

Seorang pria berjas rapi yang berjalan bersama beberapa ajudannya melangkah masuk ke ruangan itu. Dia membuat profesor dengan nama Wisnu Suroso itu menghentikan pengamatannya.

"Saya ingin penelitiannya dilakukan tertutup. Ini beberapa informasi yang diberikan oleh negara yang sebelumnya meneliti serangganya," jelas pria yang merupakan pemimpin nomor satu Indonesia, Joko. Dia kemudian meminta sang ajudan memberikan dokumen yang dia terima.

"Tapi ... Kenapa dilakukan secara tertutup? Bukankah ini seharusnya menjadi sebuah kebanggan karena Indonesia dipercaya menjadi negara yang melakukan penelitian ini? Saya dengar, tidak ada yang mau menelitinya."

"Karena satu dan lain hal, akan lebih baik penelitiannya disembunyikan lebih dulu sampai benar-benar bisa dipastikan apa dan kapan serangga purba ini hidup," jelasnya. Dia membiarkan Wisnu membaca lebih dulu dokumen tersebut. Sesekali pria dengan rambut yang sudah memutih itu mengangguk dan membalik halamannya.

"Baik, mungkin memang akan lebih baik disembunyikan lebih dulu."

"Mohon kerja samanya."

Wisnu tersenyum kemudian menjabat tangan pemimpin negaranya. Sejauh ini, menurutnya serangga inilah yang terasa cukup menarik. Dari beberapa keterangan yang tertulis, negara sebelumnya menyantumkan soal prediksi mereka mengenai kehidupan serangga tersebut di masa lalu. Namun, baru sampai prediksi dan itu pun belum benar-benar dapat dipastikan.

Wisnu meletakkan dokumen itu di meja sepeninggalan Joko bersama ajudannya. Dia sungguh penasaran pada serangga purba itu. Jika dibanding dengan ukuran laba-laba yang terbesar pun, masih lebih besar sekitar 10 - 20 kali. Dengan warna coklat dan bintik hijau tua, menurutnya serangga ini cukup cantik.

"Dari ciri-cirinya emang mirip banget sama laba-laba," gumamnya sembari tetap memerhatikan. Namun, dia harus menunggu serangga itu mencair agar bisa menelitinya lebih lanjut. Dia kemudian memutuskan untuk duduk di kursi dan membaca dokumen itu lebih detail. Tak disebutkan negara mana yang melakukan penelitian ini, tapi menurutnya yang lebih penting adalah soal serangga purbanya.

"Harus dirahasiakan, ya? Termasuk anggotanya?" gumam Wisnu. Dahinya berkerut kala menemukan sesuatu di halaman terakhir dokumen yang terletak dalam map hitam itu. Seperti sudah benar-benar direncanakan bahkan sebelum serangga purba itu tiba, sudah terdapat semacam kontrak di bagian belakangnya.

Tak ingin terkecoh, Wisnu memutuskan untuk membaca satu persatu poin yang ada. Bukannya dia tak percaya. Namun, akan lebih baik jika dirinya bersiap-siap. Apalagi, dia tak tahu apa tujuan utama penelitiannya dilakukan? Rasanya agak tak masuk akal jika Indonesia takut serangga tersebut akan diambil kembali.

Dering dari gawainya yang tergeletak di atas meja segera membuat Wisnu beranjak. Dia lebih dulu mengunci pintu ruangan itu dan mengangkat teleponnya di luar. Sambil mencari udara segar, pikirnya.

Pulang [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang