Ngomong

1.2K 149 5
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡












Jeongwoo gak mati, untungnya. Walaupun masih marah, papa Junghwan nyoba ngendaliin emosinya.

Walaupun dia seorang prajurit sejati, tapi rasa hancurnya sebagai orangtua juga tetap ada.

Jadi yah gimana? Anak yang dia harapkan keberadaan nya, yang dia pastikan kebahagiaan nya, yang dia cukupi kehidupan nya.

Tapi tiba-tiba, malah dirusak sama orang yang bahkan gak pernah suka sama Junghwan nya sendiri.

Iya, papa Junghwan udah dengerin cerita dari dua versi sekaligus. Dan cerita Jeongwoo sama Junghwan, tetap sama garis besarnya.

Kenyataan sudah didapat, pahitnya semakin susah diterima, tapi yah mau bagaimana? Toh, sudah terjadi.

Junghwan sekarang lagi bantu ngobatin Jeongwoo di ruang tamu, sedangkan kedua orangtuanya ada di kamar mereka.

Ini juga titah dari papanya, kalo mereka gak boleh masuk lebih jauh dari ruang tamu yang emang paling deket sama pintu rumah, bahkan si pintu itu terbuka lebar.

"Ssshh." Ringis Jeongwoo.

"Ke klinik aja sana" Titah Junghwan, soalnya dia juga ngeri kalo harus ngobatin lebam dan luka gores sebanyak ini.

Itu baru di area leher, kalo wajah cuma ada bekas tonjokan aja yang bikin ujung bibir Jeongwoo robek.

Junghwan gak tahu deh kondisi badannya Jeongwoo, soalnya pas ditonjok nih orang langsung jatoh dan akhirnya lanjut ditendang-tendang deh.

"Nanti deh." Jeongwoo ngomong nya pelan, soalnya rahang dia ngilu kalo di gerakin.

"Gak sakit emang lo?"

"Lo.... Hahh, menurut lo aja, kondisi gue bikin sakit atau enggak?"

"Tau! Kan elo yang rasain."

Jeongwoo ngehela nafas lagi, dia natap Junghwan yang masih sibuk notolin kapas ke beberapa luka gesek dilengan Jeongwoo.

"Hwan."

"Ape?"

"Gue mau ngomong."

"Dari tadi juga udah ngomong lo." Balas Junghwan ketus, dia keliatan masih marah.

"Lo masih marah?"

"Ya menurut lo?"

"Gue minta maaf." Lirih Jeongwoo.

"Yang gue benci tuh kebodohan lo, kok bisa ngaku-ngaku maen aman, padahal pengalaman aja belom punya?!" Junghwan akhirnya emosi lagi.

"Gue udah bener-bener maen aman kok, semua yang gue pelajari udah gue lakuin dengan benar."

"Hah?!" Junghwan ngelag. "Maksud lo?"

Orangtua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang