Keputusan

1.2K 136 5
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡












Hasil pemeriksaan sudah didapat, dan yang pegang semuanya adalah papanya Junghwan. Soalnya kan satu-satunya lelaki dewasa disana, dan yang diharapkan bisa ambil keputusan terbaik diantara mereka juga.

Sekarang mereka balik lagi kerumah keluarga So, karena rencananya semua akan dibahas di sana.

Dan sedari sampai, suasana tegang bercampur resah pun terus dirasakan.

Papa So sudah menjabarkan apa yang dia baca dan dengar dari hasil pemeriksaan tadi, bahkan semua pertanyaan mama Park pun dijawab dengan lugas.

Selama penjabaran tuh Junghwan ngerasa kalo kemauannya gak bakal terwujud, jadi setelah selesai dia langsung kembali mengutarakan keinginan nya dengan kekeuh.

"Tapi kan dari awal, aku mau ini digugurin." Ucap Junghwan.

Yang mana membuat Jeongwoo dan papa So menghela nafas berat, padahal semua hasilnya sudah terjabar dengan sangat jelas.

"Kali ini papa gak setuju Hwan."

"Kenapa?"

"Hasil dari pemeriksaan kandungan kamu sangat lemah--"

"Ya bagus dong, berarti lebih gampang buat gugurin dia." Junghwan memotong ucapan papanya, saking takutnya kalo dia bakal dibiarin hamil.

Tapi papa So ngegeleng mantap. "Gak bisa, kandungan lemah itu juga berefek sama kesehatan kamu, dan aborsi akan semakin memperburuk kondisi kamu, nanti nya."

"Gakpapa, Junghwan siap nanggung apa aja asal gak hamil." Ujar Junghwan dengan yakin.

"Termasuk mati?" Tanya Jeongwoo, keliatan banget dia udah capek sama semua bahasan yang belum keliatan titik terangnya.

Dan Junghwan diam, dia emang gak mau hamil tapi kalo sampe harus relain nyawanya, dia belum bisa.

Masih banyak hal yang belum tergapai, tapi kalo diingat lagi, kondisinya sekarang pun jelas akan menghambat pencapaiannya.

"Please Hwan, kalo lo emang gak mau anak itu yah gue gakpapa, tapi emang lo gak mikirin diri lo sendiri gitu? Dokter udah jelas-jelas bilang kalo kehamilan lo masih harus dipantau, soalnya ada kemungkinan kembar. Tapi lo tetep ngotot gini, kalo hal buruk terjadi, emang gak ada yang sedih?"

Jeongwoo berusaha menyadarkan temannya, dia juga sembari mencoba untuk membujuk.

"Oke lah kalo lo gak sayang diri sendiri, tapi orangtua lo gimana? Dia udah mati-matian gedein lo, tapi lo nya sendiri pilih hal yang bahkan bisa aja bikin mereka kehilangan lo."

Junghwan makin diem, dia ngeremet kuat tangannya sendiri, lalu natap Jeongwoo tajam.

"Kalo udah tahu konsekuensinya begini, kenapa lo rusak gue? Kenapa harus gue Jeongwoo?! Kenapa sih? Gue punya salah apa sama lo hah?!"

"Adek adek, nak sayang." Mamanya Junghwan nahan si anak yang udah balik histeris.

"Iya gue salah, gue minta maaf dan ini, gue niat nya nebus semua kesalahan gue dengan cara tanggungjawab."

Orangtua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang