Orangtua

Ngumpul

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡

Sepulang dari kampus, Jeongwoo langsung datang ke sebuah cafe yang biasa mereka pake nongkrong.

Karena udah ditunggu juga, jadinya Jeongwoo langsung berangkat. Dan ternyata, pas sampe dia malah liat Doyoung yang baru sampe juga.

"Jeongwoo." Panggil Doyoung dengan senyum ramah seperti biasanya.

"Baru sampe juga kak?"

"Heem, yuk bareng"

Jeongwoo ngangguk. "Ayo kak" Dia bantu bukain pintu cafe biar Doyoung bisa masuk lebih dulu.

"Makasih." Ucap Doyoung setelah di dalam cafe.

Jeongwoo cuma ngangguk, terus mereka jalan kearah meja yang biasa mereka isi. Ternyata semuanya sudah kumpul, termasuk Haruto yang tadi ninggalin dia.

"Akhirnya sampe juga." Sambut Jaehyuk.

Plak

Jeongwoo lebih dulu ngegeplak kepala teman sebayanya itu, lalu duduk.

"Sakit tayi."

"Makanya jangan tinggalin gue."

"Dih, kelas lo lama."

"Ya tungguin kek."

"Terus gue harus buang waktu cuma buat nunggin lo gitu? Cih, ogah."

"Udah-udah, yang baru datang, kalo mau pesen, pesen aja dulu" Ucap Asahi.

"Oh, oke." Doyoung berdiri. "Jeongwoo, mau nitip atau ikutan pesen?"

"Nitip boleh gak kak?"

"Boleh, mau pesen apa?"

Jeongwoo nyebutin pesanannya, kebeneran juga dia lagi lapar, tadi gak sempet sarapan.

Mamanya langsung berangkat lagi, pas keputusan sementara udah mereka dapat. Sekarang, Jeongwoo sendiri lagi di rumahnya.

Ada bibi sih, cuma kalo malem Jeongwoo sendirian.

Setelah Doyoung datang lagi ke meja mereka, barulah pembicaraan dimulai.

"Jadi, udah ada keputusan dari keluarga kalian?" Tanya Jaehyuk.

Jeongwoo ngangguk. "Udah, cuma masih keputusan sementara."

"Maksudnya sementara?" Asahi belum ngerti.

"Jadi, dengan pertimbangan hasil dari pemeriksaan kemarin, papanya Junghwan milih buat ngelahirin si bayi."

"Oh? Gak jadi aborsi?" Tanya Doyoung.

"Enggak, soalnya beresiko lebih buruk buat Junghwan nantinya."

"Seburuk apa?" Tanya Haruto yang masih ngemil kentang punya Asahi.