Bakso ikan

1K 138 4
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡









Jam setengah sepuluh pagi nih Junghwan mau jalan-jalan, sengaja gak pagi-pagi banget soalnya biar gak ketemu tetangga nya.

Lagian jam seginikan kebanyakan lagi sibuk kerja sama sekolah, jadinya Junghwan seneng aja bisa jalan santai.

Dia udah jalan keujung perumahannya, terus sekarang lagi jalan kedepan perumahan. Niatnya pengen sambil nyari jajan, sebelum nanti lanjut pulang.

Jalan nya pelan-pelan soalnya perut Junghwan udah lumayan berat, belum lagi kalo narik nafas rasanya susah banget.

Tapi mau gimana lagi, ngeluh juga gak bakal ada yang paham, jadi yaudalah.

Pas udah sampe di depan mulut gapura perumahan nya, Junghwan jadi ragu buat keluar.

Padahal dia udah pake topi sama masker, bajunya juga yang lebih besar, yah walaupun gak nutupin keadaan perutnya yang udah besar.

Enggak tahu kenapa tapi ada rasa takut, iya, Junghwan takut menghadapi tatapan aneh dan jijik orang-orang.

Walaupun dia tahu kalo kedua orangtuanya pasti selalu ada di samping dia, tapi tetep aja. Junghwan juga manusia biasa, yang pastinya bakal sakit hati.

Selagi nenangin diri, Junghwan denger suara teng-tengan dari tukang bakso ikan. Seketika dia lupa sama rasa takutnya nanti, dan memilih untuk maju sedikit lebih keluar dari jalanan sepi itu.

"Pak, beli pak." Panggil Junghwan.

Awalnya si bapak ngeliat Junghwan sih, cuma gak lama dan balik fokus ke dagangan nya.

"Beli berapa--?" Si bapak keliatan bingung mau manggil Junghwan apa.

Tapi gak mau makin canggung, Junghwan langsung bersuara.

"Lima ribu aja, pedes asem yah pak." Pinta Junghwan.

Selagi disiapkan, Junghwan gak berhenti menatap minat jajanan nya itu.

"Pedesnya segimana?"

"Pedess banget pokoknya." Jawab Junghwan semangat.

"Sedikit aja pak." Seru sosok yang baru datang.

Junghwan menoleh tak terima, dia natap sosok itu tajam.

"Paan sih lo?"

"Jangan pedes-pedes."

"Terserah gue lah."

"Ya gak bisa gitu dong."

"Emangnya kenapa?"

"Nanti yang kepedesan bukan cuma kamu." Ini Jeongwoo lagi berusaha baik nih, mumpung masih pagi juga.

"Lebay."

"Hwan."

"Salah mereka ada diperut gue, orang gue gak minta."

Orangtua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang