Perjuangan

929 131 8
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡













Empat tahun berjuang sendirian demi menyetarakan posisi agar tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain, dan yang paling penting agar anak-anak nya tidak malu.

Dan itu sama sekali gak gampang, jauh dari bayangan menyenangkan layaknya kisah remaja yang baru menginjak fase dewasa dilingkungan kampus dengan berbagai cerita cinta remajanya.

Bagi Junghwan, fase ini lebih ke ajang bertahan hidup. Diawal tahun sebagai mahasiswa, Junghwan harus bisa menyesuaikan diri dengan banyak hal.

Memulai hidup mandiri yang mana itu banyak banget tantangannya, jauh dari anak-anaknya dan hidup dilingkungan penuh orang baru.

Apalagi makin lama, Junghwan akhirnya hanya dekat dengan dua orang saja. Yang mana, itu temen semasa ospek nya.

"Hwan, liburan nanti pulang?"

Junghwan ngangguk, karena ini liburan pertama nya dan dia gak mungkin menyia-nyiakan kesempatan untuk bertemu keluarga nya.

Setiap liburan Junghwan akan selalu pulang, walaupun waktu libur nya malah terasa makin cepat selesai.

"Butek banget muka lu" dan kata-kata ini, akan selalu Junghwan dengar saat kembali menjalani kehidupan mahasiswa nya.

Kehidupan Junghwan emang gak semonoton yang kalian baca sih, soalnya dibalik itu semua banyak banget hal-hal yang Junghwan sendiri gak paham kenapa bisa terjadi.

Di mulai dari tragedi dia jatoh dari tangga pas lagi ngedekor panggung buat acara fakultas nya, yang berakhir tangannya harus istirahat untuk tiga minggu.

Dan tiga minggu itu juga, dua temennya Junghwan bener-bener setia kawan banget. Mereka bantu nyuapin, gantiin baju dan pakein sepatu.

Kalo urusan kampus, udah pasti mereka bantu dari awal. Yang gak di bantu, cuma urusan kamar mandi aja sih.

Dan karena itu, Junghwan jadi lebih terbuka sama dua temennya. Ternyata, hidup mereka sama-sama gak mudah.

Pantes aja sih mereka cepet berbaurnya, toh ternyata luka yang ditanggung seimbang lah beratnya.

Tapi untuk urusan sikembar, Junghwan belum berani cerita ke siapapun. Dua temennya cuma tahu, kalo Junghwan pernah mengalami hal yang tidak disangka tapi sering terjadi dikalangan remaja.

Untuk kabar si kembar, Junghwan gak pernah mau ketinggalan perkembangan dua anaknya.

"Happy birthday~" mulai dari ikut ngerayain ulang tahun sikembar yang kedua tahun, walaupun lewat online.

Dan tahun-tahun seterusnya juga, Junghwan cuma bisa ikut lewat video call. Karena emang kebeneran, sikembar lahirnya lagi dihari kerja dan gak bertepatan dengan hari libur apapun.

Tapi Junghwan tetep ngirim kadonya kok, dia paling seneng kalo bahas kado.

"Itu kado dari ibu, suka gak?"

Orangtua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang