Keseharian

1.1K 161 4
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡












Junghwan sebenernya gak bisa masak, tau tentang dapur aja dia gak banyak, tapi pagi ini dengan sebuah keyakinan yang entah datang darimana, dia sudah berada di dapur.

Lelaki yang tengah berbadan dua itu berdiri di depan pintu kulkas yang terbuka, dia sedang kaget dengan apa yang dilihatnya.

Kulkas besar itu hanya berisi beberapa sisa lauk dari mama nya kemarin, dan sisanya botol-botol minuman. Ada air mineral, tapi di dominasi oleh minuman soda sih.

Junghwan emang udah mau dua minggu tinggal di sini, cuma yah baru kali ini dia buka kulkas.

Biasanya yang siapin makanan kan mamanya, kalo makan malem Jeongwoo yang angetin lauk dan Junghwan cuma bantu masak nasi.

Dan sekarang, dia baru tercengang dengan apa yang dilihatnya.

"Ngapain?" Suara serak dari belakang tubuhnya cukup membantu Junghwan buat sadar.

Dia berbalik, menatap Jeongwoo yang masih acak-acakan.

"Lo kan ada kelas pagi."

"Iya, ini mau siap-siap." Ujar Jeongwoo, tapi masih ngeliatin Junghwan sambil garuk perut. "Lo ngapain buka pintu kulkas segede gitu? Bengkak nanti tagihan listrik."

Junghwan ngehela nafas. "Gak ada bahan makanan, cuma soda doang."

Jeongwoo natap Junghwan bingung, terus dia nguap.

"Ya itukan masih ada sisa lauk dari nyokap lo."

"Bukan itu yang gue maksud, tapi kenapa lo gak stok bahan makanan?"

"Gue gak bisa masak, lo tahu sendiri." Jawab Jeongwoo.

"Tapikan bisa beli buah atau apa yang gampang diolah."

"Gue stok mie doang, kalo pengen makan yang lain yah beli. Tapi akhir-akhir ini sih, pas udah kerja, makan malem gue jadi gratis."

"Kalo kehidupan lo gini, kenapa kerja? Kan ada uang dari nyokap lo."

Jeongwoo diam sesaat, sebelum akhirnya dia menjawab.

"Itukan buat biaya pendidikan, kalo urusan hidup gue lebih suka usaha sendiri."

Junghwan mendengus. "Sok-sokan, udah dikasih enak malah milih yang susah." Gumamnya.

"Gue lebih pilih hidup susah tapi tentram dan damai, dari pada segala berkecukupan tapi mental gue tertekan." Oceh Jeongwoo yang pergi balik masuk kamar tamu.

Junghwan gak paham sih apa yang Jeongwoo omongin barusan, tapi dia gak mau ambil pusing juga.

Sekarang dia ngeliat nasi sisa semalam, terus ngeliat bumbu-bumbu yang seadanya itu.

"Kalo cuma bikin nasi goreng mah, gue juga bisa kali yah?" Gumamnya tak yakin. "Iyalah, pasti bisa." Dia kembali menyakinkan dirinya.

Orangtua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang