Negosiasi

1.2K 140 1
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡











Nyatanya, Jeongwoo harus nunggu dua hari buat bisa ngomong langsung ke mama nya. Dia gak suka, tapi mau gimana? Udah syukur hidupnya gak ngerasa kekurangan uang, walaupun harus tumbuh tanpa kasih sayang.

Tapi untungnya tadi malem mamanya pulang, dan belum ngobrol juga soalnya masih pada capek.

Jadi pagi ini, Jeongwoo langsung ngajak mamanya ngobrol di meja makan aja.

Karena emang gak suka bertele-tele juga, mamanya mengiyakan.

"Haaaah, oke. Kamu ceritain semuanya"

Jeongwoo nurut, karena dia udah denger cerita dari Junghwan juga pas setelah dipukulin waktu itu, jadinya Jeongwoo bisa cerita secara lengkap.

Gak ada part yang Jeongwoo lewat, semua dia ceritain sampai ke alasan dia ngelakuin itu dan penyebabnya emang murni karena kondisi mabuk, mereka juga masih remaja yang mana lagi seneng-seneng nya nyoba hal baru.

Inituh kalo kasusnya hamil di luar nikah tapi sama pacar atau diperkosa orang asing, pasti lebih mudah dicerna.

Tapi masalah nya, mereka temenan dan otomatis bukan orang asing, tapi gak pernah saling suka juga. Makanya nih, kasus mereka agak sulit buat diterima.

"Kok bisa sih?"

"Kan mabuk, aku juga manusia punya nafsu. Aku kira having sex gak bakal sampe gini, apalagi cuma sekali."

"Sekali tapi keluar di dalam itu sama aja bohong, tahu gak? Kamu ini pinter loh, kok bisa berakhir ceroboh gini?"

"Jeongwoo gak paham."

"Ya makanya, kalo gak ada pengalaman tuh jangan coba-coba. Kalo udah gini, mau apa coba?"

"Jeongwoo mau tanggungjawab kok, kita bisa nikah."

"Tanggungjawab gak cuma sampe kamu nikahin dia dan selesai, kalo pernikahan adalah tujuan akhir hidup manusia, papa kamu gak bakal tuh pergi ninggalin kita cuma demi anak SMA."

"Maa."

"Apa? Mama bener kan? Orang yang nikah atas dasar cinta aja, bisa sehancur mama loh. Gimana kalian?"

Jeongwoo ngehela nafas. "Tapikan, kehidupan masa depan gak ada yang tahu."

"Ya justru kita gak tahu masa depan, harusnya makin hati-hati buat menghadapi nya, bukan ceroboh gini. Emang kamu pikir, anak itu nantinya bakal gampang diterima lingkungan? Enggak, walaupun gak kedengeran, pasti bakal tetep ada yang ngomongin."

Jeongwoo ngehela nafas, selalu saja kalah dan salah. Harusnya dia sadar akan ini, jika dimata mamanya dia tidak akan pernah benar.

"Kamu bahkan gak suka kan sama temen mu itu? Tapi sekarang kamu hancurin hidup dia, kamu juga ikutan hancur. Tapi dia, jelas lebih parah karena ada bekasnya."

Orangtua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang