Bab 2

47 5 1
                                    


"Lo neken gue supaya gue gak pergi dari lo sedangkan lo menduakan hati lo cuman buat orang yang datang akhir - akhir ini ke kehidupan lo?" tanya Zelin "Lebih baik kita akhiri hubungan omong kosong ini dan bahagia dengan cara kita masing - masing" lanjutnya

Rahang Arlan mengeras mata Arlan memerah ia mengepalkan tangannya kuat pertanda ia benar - benar marah

Arlan menarik rambut Zelin dengan kuat sehingga ia bisa mendengar suara pelan Zelin mendesis kesakitan

"Lo tau kan kalo gue gak bisa lama - lama tahan emosi, lo tau kan kalo gue pemarah hm? jangan sampai buat gue lebih keras sama lo lebih dari ini, dan jangan coba - coba berbicara macam - macam tentang Alika faham hm?"

"G-gue m-mau nanya s-sama lo CEWEK LO GUE ATAU ALIKA?"

Deg..

Arlan tidak bisa menjawab pertanyaan yang di lontarkan Zelin kepadanya karena menurutnya Alika dan Zelin adalah orang - orang penting di hidupnya setelah orang tuanya.

"Jaga Alika untuk saya Arlan, jaga dia jangan sampai hatinya terluka untuk kedua kalinya jangan sampai membuat anak kesayangan saya sedih atau sampai menitikan air mata, kamu mau kan berjanji kepada om?"

"Iya om Arlan janji akan membuat Alika selalu tersenyum"

Arlan melepaskan tangannya dari rambut Zelin dan membawa gadis itu kedalam pelukannya

"Maaf maaf maaf" hanya itu yang bisa di ucapkan Arlan.

"Aku gak bisa jawab pertanyaan kamu zel kalian berdua adalah orang penting yang ada di hidup aku setelah orang tua aku"

"Tapi lo bisa kan jaga hati lo?"Tanya Zelin yang dijawab anggukan oleh Arlan, sambil melepas pelukannya kasar "Udah gue bilang jangan pernah sentuh gue!"

Arlan langsung melepas pelukannya "Gue lupa" Lirihnya lalu kembali berucap, "Alika adalah tanggung jawab aku sekarang aku sudah menganggapnya seperti adik aku sendiri tidak lebih"

"Lo yakin?"tanya zelin memastikan

Arlan mengangguk pelan"Hm aku yakin, karena dia hanya teman aku dan sekarang aku sudah menganggapnya sebagai adik aku sendiri kamu percaya kan?"

"Pertemanan lawan jenis adalah hal yang rumit"

"Maksud kamu?"

Zelin tersenyum"Tidak ada pertemanan yang abadi di antara wanita dan pria akan ada rasa yang tumbuh namun kita tidak tau rasa itu tumbuh dari mana perlahan namun pasti, gue yakin di antara lo berdua pasti ada yang naruh harapan tinggi apalagi kalian kan udah temenan dari kecil, jadi menurut gue lebih baik lo tinggalin gue aja biarkan gue bahagia dengan cara gue"

"Sttt jangan ngomong macem - macem aku gak suka kok sama Alika kan aku udah bilang kita cuman temenan dan aku juga udah anggap dia sebagai adik aku sendiri Zel"

"Tuhan bagaimana cara gue jelasin semuanya" gumam Zelin dalam hati

"Lo sayang sama gue? lo cinta kan sama gue?"

Arlan mengangguk pasti

"Jadi gue mohon tinggalkan gue Lan biarkan gue bahagia"

"bahagia tapi tidak dengan aku?"

Zelin mengangguk"Kalo lo bener - bener cinta sama gue sayang sama gue biarkan gue bahagia plis"

"Tapi tidak dengan cara ini Zel"

"Jika orang yang kita sukai, kita sayangi, tapi ia tidak bisa bahagia dengan cara kita maka lepaskanlah dia biarkan dia bahagia dengan caranya sendiri dan gue gak mau jadi penghalang antara kalian berdua, mau gimanapun gue tau dan mengerti apa yang di rasakan Alika dia kecewa Lan"

LINE OF DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang