Bab 10 [Zai?]

52 5 0
                                    


Arlan merasa kedinginan, ia membuka matanya dan menyandarkan kepalanya, ia terasa pening, ia membulatkan matanya sempurna melihat tubuhnya tak berbalut sehelai kain pun

Ia mengingat berusaha mengingat kembali apa yang telah ia lakukan semalam, namun ia tidak mengingatnya. Ia mengacak-acak rambutnya, ia ingat satu hal, sebelum ia tidak sadarkan diri, ia meminum segelas air putih yang diberikan Alika kepadanya

Apakah karena ia meminum air itu sampai ia tak sadarkan diri dan berakhir begini? pikir Arlan, ia menggeram frustasi, ia berpikir apakah ia melakukan sesuatu terhadap Alika? . Ia memejamkan matanya sambil mengingat-ingat kembali semua yang ia lakukan semalam

"Arlan" Panggil Alika lembut sambil tersenyum ke arahnya

Ia menyerngit, melihat penampilan Alika, Alika memakai handuk kimono, dan melilitkan handuk di kepalanya seperti orang yang sudah mandi

"Nih aku bawain teh manis buat kamu" Alika menyimpan teh manis itu di meja Arlan

"Apa yang telah kita lakukan semalam?" Tanya Arlan

"Apa kamu gak ingat Arlan? kita melakukan hal itu semalam"

Arlan menggeleng "No, gak mungkin"

"Iya Arlan kalo kamu gak percaya, liat aja tuh seprainya bukti cinta kita Arlan, dan kalo kamu mau tau kamu nanam benih di rahim aku gak cuma sekali tapi beberapa kali"

Arlan melihat seprainya yang acak-acakan dan ada bercak merah di sana menjelaskan bahwa itu adalah darah , dan mungkin mereka memang benar telah melakukan itu

Tubuh Arlan seketika melemas, melihat jelas ada bercak darah di sana "Lo masukin apa ke dalam air putih yang lo beri ke gue semalam?!"

"Gak apa-apa cuman obat perangsang doang"

Arlan menggebrak mejanya "LO BILANG CUMA? LO GAK MIKIR ALIKA? NANTI KE DEPANNYA GIMANA KALO LO HAMIL?"

"Ya gak gimana-gimana, lo harus tanggung jawab lah"

"TANGGUNG JAWAB? ATAS ULAH LO SENDIRI? KENAPA LO LAKUIN INI ALIKA KENAPA?"

"KARENA GUE SUKA SAMA LO ARLAN GUE GAK MAU ADA SATUPUN CEWEK YANG REBUT LO DARI GUE SEKALIPUN TERMASUK ORANG YANG LO SUKA "

"LO GILA BICH"

"IYA GUE EMANG UDAH GILA, DAN GUE GILA ITU KARENA LO ARLAN, oh iya aku mencoba jadi bich juga kan cuma sama kamu doang sayang"

"GUE GAK PEDULI SEKARANG LO ENYAH DARI HADAPAN GUE, PERGI ALIKA PERGIIIIIII" Usir Arlan

_____🍀🍀🍀_____


"Kelas ini sepi banget tapi enak gini sih, apalagi kalo gak sekelas ama duo bocah prik itu" Ucap Aini salah satu murid kelas XII IPA 3

Zelin tersenyum "Emang iya?....... noh dengerin, kedengaran gak?dari satu kilometer jauhnya aja suara Naura udah kedengaran curiga lagi teriak-teriak dia"

"Lo kenapa gak bareng sama duo bocah itu?"

Zelin hanya menanggapi dengan gelengan da senyuman

Tiba-tiba dari kejauhan Naura berteriak "AKU BETE BETE BETE....... AKU MAU DI.... MANJA MANJA....... TAPI KAMU CUEK-CUEK AJA"

Naura melihat kondisi kelasnya yang senyap, dan mereka acuh terhadapnya, tidak seperti biasanya jika ia teriak-teriak tidak jelas, semua orang pasti memarahinya dan memintanya untuk diam

Naura berjalan ke arah Zelin, yang sedang fokus pada ponselnya dan dengan santainya ia menepuk pundak Zelin dengan sangat keras

PLAKK

LINE OF DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang