Bab ini agak panjang ya, hampir 2000+ kata
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.Drtttt.....
Drttt.....
Drttt.....Zyandra melihat ponsel Zelin yang dari tadi terus saja berdering, ia melihat siapa penelepon itu dan ternyata tante Zelin lah yang meneleponnya.
Saat Zyandra sudah mendengar pintu kamar mandi terbuka, ia langsung menghampiri Zelin "Zel, dari tadi ponsel lo bunyi terus, tante lo telefon"UcapnyaZelin mengangguk lalu berjalan mengambil ponselnya yang berada di atas meja milik Zyandra, namun saat ia mengambil ponselnya, ponselnya pun berhenti berbunyi, dan ternyata saat ia melihatnya, dua panggilan sudah masuk, dan Zelin tidak berniat untuk menelepon balik tantenya
"Gimana Zel?"Tanya Zyandra
Zelin menggeleng lalu kembali menyimpan ponselnya ke atas meja "Biarin aja deh, gak penting juga"Balas Zelin
Zyandra mengangguk "Ya udah lo pakai baju gue aja dulu sana" Ucap Zyandra kembali dan dijawab anggukan oleh Zelin
Saat Zelin sudah selesai memakai bajunya, ia berjalan mendekati Zyandra yang tengah duduk di atas kasur sambil memainkan laptopnya, saat Zyandra sudah sadar bahwa Zelin sudah ada di hadapannya, ia mengajak Zelin untuk duduk di sampingnya "Sini Zel, kita nonton drakor bareng yuk"
Zelin tersenyum lalu berjalan mendekati Zyandra, namun saat ia sedang asik menonton drakor bersama Zyandra, ponselnya kembali berdering, Zyandra langsung menyenggol tangan Zelin "Ponsel lo bunyi lagi tuh, angkat dulu Zel, mungkin aja penting, kasian tante lo dari tadi telefon lo mulu"Ucap Zyandra
Jujur Zyandra merasa cemas dengan Zelin, walaupun ia tidak tahu tentang masalah Zelin, ia sudah tahu bahwa kali ini Zelin sedang sedih, ia akan menunggu waktu yang telat untuk bertanya tentang masalah yang sedang di alami Zelin
Sementara Zelin, ia merasa bimbang, walau ia tahu mungkin Safira sedang dilanda cemas dan gelisah, karena Zelin pergi begitu saja tanpa berpamitan, ia tahu ia salah, namun ia merasa sakit hati karena semua orang lebih percaya kepada orang yang salah dibanding dia yang sudah berbicara se-jujur jujurnya
Dengan lapang hati, ia menekan tombol warna hijau lalu berucap "Halo tan?" Ia menghela nafas panjang 'Tuh kan sekarang gue udah salah lagi, seharusnya gue bilang dulu salam, gue emang selalu salah di mata orang' batinnya
"Halo Zel, kamu di mana nak? Tante sama om khawatir sama kamu, ayo pulanglah, kasian momys sama popys kamu Zel, mereka juga khawatir sama kamu..." Lirih Safira di sebrang sana, suaranya begitu serak, dan Zelin tahu Safira pasti sudah menangisinya dari tadi
"Zelin di rumah temen Zelin, di rumah Zyandra, kalian gak usah khawatirin Zelin, Zelin gapapa, bilangin sama Momys, popys, Zelin gapapa, dan Zelin gak mau pulang dulu, Zelin masih butuh ketenangan untuk sendiri" Ucap Zelin begitu lantang, walau dari tadi ia bingung harus bicara seperti apa kepada Safira
"Syukurlah kalo begitu, tapi nak nanti lagi kalo mau kemana-mana tuh bilang dulu sama tante ya, kamu di sini di titipkan oleh kedua orang tua kamu kepada tante, kamu tanggung jawab tante, tante emang salah gak bisa jaga kamu dengan baik, maafin tante ya.."
"Gak usah minta maaf tan, Zelin gapapa kok, Zelin cuma nyesek dikit"
"Sekali lagi maafin tante sama om ya sayang, tante janji masalah tadi akan segera terbongkar, kamu tenang aja ya, dan kalo ada apa-apa hubungi tante aja ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE OF DESTINY
TienerfictiePertemuan dan perpisahan adalah goresan nyata yang tergaris dalam takdir setiap insan "Jika doa dan semua yang kita inginkan terkabul, hanya satu yang aku inginkan yaitu, aku ingin kita bersatu!! Kita bukanlah dua garis yang tak sengaja bertabrakan...