Setelah selesai sarapan pagi, Zelin langsung bergegas pergi ke sekolahnya, kini ia tengah berjalan di parkiran sekolah
dengan wajah yang menunduk karena malu, ia diperhatikan oleh semua siswa di sana, mungkin mereka sedikit heran melihat ada siswa yang memakai jilbab di sekolah SMA Cipta Bangsa
Apalagi Zelin yang dikenali semua siswa di sana karena prestasinya, ia sedikit malu, tapi ia berusaha agar rasa malu itu hilang, karena kita jangan selalu mengikuti ego,
Ia berusaha menjadi dirinya sendiri, disaat semua orang memperhatikannya, ia mendongak dan memberikan sebuah senyuman hangat kepada mereka, hingga mereka yang memperlihatkan Zelin pun dibuat malu karenanya
memang tidak semua siswa tidak mengenakan jilbab, ada juga yang memakai jilbab namun tidak banyak hanya beberapa
Zelin merasakan ada sebuah tangan di bahunya, ia sedikit kaget, namun saat ia tahu siapa yang memegang bahunya, ia sedikit tenang
"Hey lo murid baru ya?" tanya seseorang yang memegang bahu Zelin
Zelin tersenyum geli, ia membalikkan badannya, sontak orang yang berada di belakangnya pun menganga sekaligus membulatkan matanya
"Omaigat lo?" Seru Naura heboh sambil memegang mulutnya yang menganga
"Kesurupan jin apa lo jadi gini?" Tanya Nayyara sambil mengelus-elus dadanya
Zelin terkekeh kecil "Mau berubah aja dikit gitu"
Tanpa aba-aba, Naura memeluk tubuh Zelin "Zel kok lo bisa gini sih, gue iri Zel, mau dong ikut hijrah" Lirihnya yang tak kuasa menahan air mata
Zelin mengelus rambut lurus Naura "Sut kok nangis sih? ayok aku ajak hijrah bareng yuk" Ajak Zelin
"Huaaaaaaaaa bukan nangis tapi terharu, kok teman gue bisa ya hijrah tapi gue? bisa apa anjir ngaji aja masih alif ba ta tsa " Ucap Naura di sela-sela tangisannya
"Masih bagus elo bisa alif ba ta tsa, lah gue? baca tahyat aja masih suka salah" Ujar Nayyara sambil bergerak memeluk kedua sahabatnya
"Udah heh malah pada nangis sih seharusnya kalian tu bahagia liat temannya berubah, kalian malah nangis sih?" Sahut Zelin "Hijab tidak hanya tentang kebaikan yang dianjurkan, tetapi juga tentang kenyamanan, jika merasa nyaman, maka hijab itu sudah menyempurnakannya"
Naura melepaskan pelukan mereka, ia mengelap pipinya yang dibasahi air mata
"Zel gue mau hijrah juga......." Bujuk Naura
"Iya iya ayo, nanti kita beli dulu kerudungnya di koprasi ya, nanti aku ajarin gimana caranya pake kerudung" Ucap Zelin
"Gue gak di ajak nih?" Tanya Nayyara
"Ck di ajak dong masa enggak" Jawab Zelin dan Naura bersamaan
"Oke........ eh ngomong-ngomong pake kerudung susah gak sih? ribet gak sih? gerah gak sih?" Tanya Nayyara berkali-kali
"Enggak kok gak susah, memang awal-awalnya agak susah sih tapi lama-lama enggak kok, dan ya, pake jilbab tu agak gerah kan aku juga masih pemula jadi sedikit gerah tapi kalo udah biasa mungkin engga, makanya kita biasain" Ucap Zelin panjang lebar
"Udah deh banyak tanya lu Yara Dobby, Naura yang baik hati dan imut mau hijrah nih, ayo cepetan kita ke koprasi gak kuat gue pengen hijrah semoga wajah gue ikut berubah" Putus Naura, ia berjalan sambil melompat-lompat meninggalkan kedua sahabatnya itu
"Anjing banget tu anak nyamain gue ama Dobby dasar kera kerasukan" kesal Nayyara
"Udah ih kalo mau hijrah jangan cuman kepala doang pake jilbab tapi kelakuan juga rubah dong, percuma kalo kepala ditutupi tapi kelakuan begitu" celoteh Zelin
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE OF DESTINY
Novela JuvenilPertemuan dan perpisahan adalah goresan nyata yang tergaris dalam takdir setiap insan "Jika doa dan semua yang kita inginkan terkabul, hanya satu yang aku inginkan yaitu, aku ingin kita bersatu!! Kita bukanlah dua garis yang tak sengaja bertabrakan...